PROLOG

190 53 3
                                    

Di dunia ini manusia terbagi dua yang berkekuatan dan yang tidak, mereka sang pemilik kekuatan kala itu bertempur demi memperebutkan kedudukan, sehingga mengakibatkan kehancuran yang tak diinginkan, banyak ruh menghadiri jemputan malaikat maut, kesedihan menyelimuti mereka yang ditinggal.

Orang yang tak mempunyai kekuatan merasa terancam karena ego mereka, banyak korban yang meninggal dari kalangan ini, bahkan diperkirakan tujuh puluh lima persen jiwa melayang.

Banyak anak kecil yang ditinggal orang tua karena pertempuran, seharusnya mendapat kasih sayang pada umur belia namun malah berselimut lara.

Keadaan orang yang tak berkekuatan sangat terancam, bahkan mereka harus mengungsi karena semua tempat tinggal hancur, mayat berserakan dan setiap harinya harus menguburi mereka yang tak bersalah, terbunuh karena mereka yang mementingkan ego.

Suatu hari keluarga yang lengkap sedang berkumpul dalam tenda, membagi tawa dalam shyam diterangi lentera hangat, tapi tiba tiba cahaya bagai pembawa harsa datang menghampiri mungkinkah itu gemintang yang jatuh, jikalau benar maka keluarga tersebut meminta untuk dihentikannya tumpah darah.

Tapi semua yang diharapkan tak seperti yang diimpikan, kali ini yang datang bukan harsa namun nestapa, karena kejamnya dia menghancurkan tenda sehingga berkeping keping dan memisahkan keluarga berselimut senyuman.

Seorang anak kecil tersadar setelah waktu yang lama, aksa melihat cakrawala yang hitam walau berwarna biru karena bentala sedang diisi kekejaman, tubuh lunglai tak mungkin bergerak lincah mungkin jika dipaksakan akan bertambah sakit.

Tapi keadaan memaksa untuk mencari malaikat yang selama ini merawatnya, walau tertatih tetap ia mencari mulai dari datangnya dewa siang hingga dewi malam memberi indurasmi di tengah gulita.

Namun tak kunjung ditemukan, nurani bocah ini mungkin semakin dipeluk gundah karena kehilangan orang yang sudah menumbuhkan pohon cinta pada kehidupannya.

Hingga suatu saat Ina menolong bocah itu menemukan malaikatnya dengan Kirana, ditemukan sudah tergeletak dengan tubuh yang tak begitu sempurna, ibu dan ayahnya sudah tak bernyawa mereka ditemukan dalam kondisi yang mungkin membuat bumi akan berguncang, berpegangan satu sama lain seakan mengikat cinta yang tak akan mungkin terpisahkan.

Perasaannya kini bercampur aduk antara sedih dan senang, bisa bisanya mereka bermesraan disaat seperti ini, karena ingin meluapkan renjana dia membaringkan diri ditengah orangtuanya.

"Coba aja mereka nggak perang, mungkin kita bakal bahagia" tiba tiba terdengar suara ayahnya

"Ya, kita pasti hidup tenang" lanjut sang ibu

Bocah ini mulai terheran heran, ketika dibuka mata dia melihat kedua orangtuanya dalam kondisi sehat dan tak terluka sedikitpun, lalu keduanya mencium pipi sang anak, namun dia hanya tercengang tak bisa berbuat apa apa hanya bola mata yang bermain.

Semua terasa indah ketika bersama

Bahkan anala yang bercahaya emas tak akan berharga

Cantiknya akan kalah dengan kirana yang mempesona

Dia tak akan singgah dimana mana

Kecuali pada mereka yang diselimuti bahagia dan tawa

Yaitu sesuatu yang paling dicinta

Keluarga



PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang