33. Memikirkan Sebuah Keputusan

1.6K 48 2
                                    

Nadine berlari terbirit-birit untuk keluar dari rumah sakit, sebelum Riandi dan keluarganya melaporkan dirinya ke polisi. Nadine tidak mau menghabiskan waktu di balik jeruji besi, ia ingin menjalani hidup bebas.

Sambil berlari, sesekali Hanin menoleh ke belakang. Memastikan jika tidak ada satu pun orang yang mengejarnya.

Sesampainya di luar rumah sakit, Nadine bisa bernapas lega, karena ternyata keluarga Riandi tidak mengikutinya.

Nadine menetralkan napasnya yang tersengal-sengal. Ia tersenyum puas, jika dirinya bisa melarikan diri.

"Bodoh di pelihara. Untung aja aku masih bisa melarikan diri. Jika tidak, entah apa yang terjadi padaku. Mungkin saja aku akan bernasib malang di penjara."

Saat akan melangkah keluar gerbang. Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat di hadapannya. Mata Nadine memicing, menatap curiga pada mobil hitam tersebut.

Ia memundurkan langkah, merasa was-was. Ketika pintu mobil di buka. Seorang pria bertubuh kekar dan besar keluar, seraya menghampiri dan menarik paksa tangan Nadine.

Akibatnya, Nadine kaget tangannya di tarik oleh orang yang tidak ia kenali sama sekali.

"Lepasin! Lepasin! Siapa kamu hah!"

"Lepas! Aku bilang lepas!"

"Jangan kurang ajar menyentuhku! Siapa kamu!" Nadine terus memberontak saat pria bertubuh kekar nan besar itu menyeret paksa dirinya.

Karena tubuh pria di hadapannya itu berbadan besar, sehingga Nadine tidak bisa menjauhkan tubuh pria bak preman yang berusaha memasukannya ke dalam mobil.

"Sialan! Siapa kamu hah!" hardik Nadine, berusaha memberontak sekuat tenaga agar terlepas dari cekalan pria berbadan besar tersebut.

"Diam! Ini perintah, lo harus ikut gue!" bentaknya.

Nadine terperanjat ketika mendapat bentakan dari pria tidak ia kenali itu. Tidak bisa bohong jika Nadine sangat ketakutan sekarang.

"TOLONG! TOLONG! ADA PRIA JAHAT DI SINI!" Nadine berteriak kencang seraya menahan langkah agar tidak masuk ke dalam mobil.

"Sialan! Awas aja! Lo bakal habis di tangan gue!"

Mendengar teriakan seseorang, seorang satpam datang menghampiri dan langsung membantu Nadine.

"WOY! MENJAUH ATAU SAYA LAPOR POLISI?!"

Karena ketahuan, tidak ada pilihan lagi bagi pria itu untuk tetap membawa Nadine. Nadine sudah di amankan oleh satpam. Tak butuh waktu lama, mobil hitam itu melaju meninggalkan lingkungan rumah sakit. Menyisakan Nadine yang ketakutan dengan tubuh yang gemetar.

Kejadian tak terduga tadi membuat dirinya takut dan kaget. Pasalnya, Nadine tidak tahu siapa dan apa motif pria itu akan menculik dirinya.

Nadine tidak tahu siapa pria tadi, bahkan ini pertama kalinya ia bertemu dengan pria yang tidak ia kenali itu.

Beruntung ia masih di sekitaran rumah sakit dan ada satpam yang menghampiri. Jika tidak, mungkin akan terjadi hal buruk padanya.

"Neng nggak apa-apa?" tanya satpam, seraya menatap khawatir pada Nadine yang diam sambil menahan isak tangis.

Sang empu menggeleng, lalu ia mengusap wajahnya dengan gusar.

"Kalau Neng kenapa-kenapa, apa perlu saya antar Neng pulang?" tanyanya lagi.

Yang di tanya menggeleng. "S-saya nggak apa-apa, Pak. Terimakasih sudah menolong saya."

Satpam itu mengangguk. "Sama-sama Neng. Lain kali hati-hati. Bahaya kalau jalan sendirian. Mau nenangin diri di pos satpam dulu atuh Neng?"

Sang Madu Dari Suamiku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang