Chapter 5 - Damai itu memang yang terbaik deh

33 25 27
                                    

"Hari panas gini apa es teh di pinggir jalan masih ramai ya...?" Ucapku sambil rebahan dikasur.

Yah setelah aku merasa kalau dalam bahaya, jadi untuk sementara aku diem di kamar dulu sebentar. Ya kalau bosan pasti akan keluar sih karena bosan, aku sudah mengunci pintu dan tidak ada yang bisa membukanya selain aku dan ayah, mungkin.

"Enaknya ngapain yah.... gaada game konsol, komputer juga gaada..." Ucapku sambil guling guling di atas kasur.

"Haah, aku mau main game, baca manga... oh...!" Ucapku setelah terbesit di dalam pikiran ku sebuah ide.

Daripada bosan dan tidak ada kerjaan, aku memikirkan sesuatu untuk meningkatkan kemampuan ku dengan ingatan di kehidupan lama. Yosh,...

"Geehh Gak kepikiran apa apa...." Ucapku sambil berbaring di lantai.

"Cuma beberapa jam doang loh bisa sebosen ini..."

Untuk menghilangkan kejenuhan, aku memutuskan untuk menguatkan kemampuan fisik dan daya tahan. Pertama akan ku latih otot otot ku agar tidak kaku saat latihan, Kedua aku bakal melakukan gerakan gerakan ringan untuk melatih otot agar terbiasa dengan gerakan. Itu ku lakukan selama sepekan penuh, keluarga ku pada khawatir tentang ku. Dan nampaknya Ibu sudah dapat ceramah panjang dari ayah.

Setiap beberapa kali sehari, ibu mengetuk pintu dan meminta aku agar keluar dari kamar. Tapi tetep aja, aku tuh batu jadi gak ku dengerin apa yang ibu ku omongin. Di dalam kamar aku mulai meningkatkan skill membaca dan menulis juga serta kekuatan tubuh. Misal di pagi hari aku melakukan push up, di siang nya aku angkat beban lalu di malamnya tapa di dekat jendela sambil melihat gemerlapnya cahaya rembulan.

Itu ku lakukan dalam waktu satu pekan saja, setelah sepekan berlalu aku bosan jadi aku memutuskan untuk keluar kamar. Kemudian di sore harinya saat itu aku di panggil Lisa sensei ke dalam ruangan nya untuk menanyakan beberapa hal.

"EH...? Bukan karena itu sih... tapi aku takut di hukum Ibu setelah membentak waktu itu..." Ucapku.

"Jadi kamu ngelakuin itu secara spontan aja...?" Tanya sensei.

"Iya... aku benar benar tidak tahu kenapa aku mengatakan nya..." Ucapku.

"Begitu ya... baiklah kalau begitu... kamu tidak mengurung diri lagi kan...?" Tanya sensei.

"Ah, aku bosen di kamar terus..." Ucapku.

"Tapi nampaknya tubuh mu mengalami perubahan cukup besar loh... apa yang kamu lakukan di sana...? apa mungkin kamu pernah ngebayangin aku lagi man-" TUANG!!

"Dasar bodoh, mana mungkin aku ngelakuin hal seperti itu dasar nenek bodoh..." Ucapku.

"Siapa Yang kau sebut nenek hah?!" Ucap sensei.

"Gek, gawat...!" Ucap ku sambil melarikan diri.

BRAK! Suara pintu terbanting saat Takumu melarikan diri.

"Woy!! Dasar..." Ucap sensei.

"Emangnya bener dia orang nya...?" Gumamnya.

Ya begitulah, aku merasakan sesuatu dari anak itu...

"Reinkarnator ya... yah mungkin aku akan mengawasinya lagi deh...." Ucap Lisa sensei.

Setelah berhasil kabur, takumu melihat Anne sedang berdiri di depan sebuah patung batu, dia seperti berdoa di depan batu tersebut. Aku pernah mendengar kalau mendiang ayahnya Anne meninggal ketika pertempuran disaat dia masih anak anak.

Takumu pun mendekatinya.

"Selamat pagi Anne..." Ucapku.

Anne dengan terkejut langsung berputar dan menyapa Takumu.

"Se- Se- Selamat Pa- Pagi...." Ucapnya dengan gugup.

"Kau berdoa untuk ayahmu...?" Ucapku.

"Be- Benar, Ayah ku sudah tiada ketika aku masih kecil, dia meninggal karena peperangan yang terjadi beberapa tahun lalu..." Ucap Anne.

"Jika kamu sudah selesai, bisa ikuti aku sebentar...?" Ucapku sambil tersenyum.

"Te- Tentu saja, aku sudah selesai kok..." Ucapnya.

Tradisi di sini cukup aneh, apa mungkin patung batu berbentuk wanita itu memiliki kekuatan...? Jika di lihat, dia seperti seorang dewi pelindung di negeri ini...

【Pemberitahuan, saya merasakan ada aura yang terpancar dari patung tersebut, kemungkinan besar patung tersebut adalah patung dewi pelindung di negeri ini, mengingat ini adalah kerajaan suci...】

Benar juga, yah lebih baik aku nanti cari tahu saja deh... Tapi yah... hari ini begitu panas ya...

"Anu, Tuan... anda terlihat kepanasan, apa sebaiknya kita masuk kedalam istana dan anda mendinginkan badan anda...?" Ucap Anne,

Sudah ku duga Anne chan sangat peduli... "Ah tidak, aku ingin berbicara dengan mu dulu... aku juga punya skill untuk melindungiku dari panas..." Ucapku.

"Kalau begitu, apa yang ingin anda katakan...?"

"Begini, apa kamu telah merasakan kalau aku bukan seperti aku yang dulu....? maksudku apa kah kamu merasakan kalau aku berubah sifat di umur 10 tahun...?" Ucapku saat berjalan.

Anne terdiam seakan dia benar benar merasakan perubahan yang ku alami selama ini. Aku memang sengaja mengatakan itu, habisnya aku tidak tahan akan semua ini. Aku sudah lelah merahasiakan nya.

"Apa maksud anda menanyakan itu...?" Ucap Anne.

"Yah belakangan ini aku kan terlihat seperti orang lain..." Ucapku sembari meyakinkan Anne.

"Tuan... anda tidaklah berubah... anda tetaplah anda..." Ucap Anne.

"Benarkah begitu...?" Ucapku.

"Benar, saya percaya kalau Tuan adalah Tuan seperti biasa...." Ucap Anne.

"Aku adalah Reinkarnator... Jangan bilang siapa siapa ya..." Ucapku sembari berjalan kembali.

Anne terkejut, dia terdiam seribu kata, dia masih saja mengatakan seolah dia tak percaya dengan perkataan ku barusan. Anne mendekatiku dan menahan baju belakangku.

"Anne...?" Ucapku kebingungan.

"Hentikan itu Tuan Muda..." Ucapnya sambil menempelkan dahinya ke punggungku,

Dia menangis, Aku mengerti kalau ini tidak perlu di beritahukan. Tapi aku ingin Anne tidak perlu lagi mengkhawatirkan ku.

"Anne....-"

"Tolong jangan katakan itu lagi... kumohon...." Ucap Anne.

"Kamutetap tidak percaya ya... tapi itu benar Anne, aku hanya ingin kamu tak perlu mengkhawatirkan diriku lagi..." Ucapku sambil berjalan meninggalkan Anne.

Anne terduduk dan nampak menangis, aku juga merasa tidak enak akan itu tapi mau bagaimana lagi. Dia sepertinya juga sudah mengetahui kalau sifatku berubah seperti orang lain yang tak ia kenali.

Dead or Alive in Second Life [Remaked]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang