Chapter 4.1 - Masalah Baru?

41 27 35
                                    

Benar, dia menampar ibu hingga terjatuh dari kursinya didepan banyak orang yang menyaksikan nya.

"Apa maksud ibu...?" Ucap Hikari.

"Apa maksudmu melakukan ini kepadaku, kau tahu kan siapa diriku...!!!" Teriak Misha.

"Benar, aku tahu betul siapa kau Ibu... tapi apa maksudmu..." Ucap Hikari.

"Apa yang sedang kau katakan hah...!!!?" Teriak Misha.

"KENAPA KAMU MENGANCAM TAKUMU...!!!" Teriak Hikari.

Semua orang telah mengetahui kalau anak laki laki mereka itu memiliki elemen sebanyak tiga elemen. Dan mereka semua tau betul bagaimana wajah dan juga perilaku Takumu sehari hari. Mereka mulai membicarakan tentang itu.

"Semuanya harap tenang...!" Ucap Minoru untuk menenangkan Massa.

"Misha, apa itu benar...?" Ucap Minoru.

"Apa yang kamu katakan, itu semuanya tidak benar..." Ucap Misha.

"Ku katakan sama kamu, APAKAH ITU BENAR...!!" Teriak Minoru.

Aku tak ingin mereka bertengkar, jadi aku muncul dan menghentikan mereka yang sedang berkelahi.

"Ayah sudah hentikan..." Ucapku.

"Takumu, kau baik baik saja kan...?" Ucap Minoru.

"Nah mumpung Takumu ada disini, cepat minta maaf pada Takumu...!" Ucap Minoru.

"Ba- Baik Baik... Maafin Ibu ya... Ta- Takumu kun..." Ucap Misha.

Aku tak mengerti apa yang terjadi, tiba tiba mulutku bergerak sendiri dan mengatakan hal yang tak terduga.

"... sa... ma...an..." Ucapku perlahan.

"Hei Takumu, lihat wajah Ibu..." Ucap Misha.

【Pemberitahuan, Skill : Glutton, berevolusi menjadi Skill Unik : Gluttony telah berhasil】

"Tak bisa, Tak bisa di maafkan...! Kau tak bisa ku maafkan...!!!" Teriak ku dan aku langsung sadar jika tubuhku nampak nya di kendalikan oleh sesuatu.

"Hah... hah.... hah....." Ucapku.

Kemudian aku pergi dari tempat itu dan tak membalas jabat tangan dari Ibu.

"Takumu..." Ucap Minoru.

Apa sih yang ku pikirin, kenapa aku mengatakan itu, nampaknya aku memang di kendalikan oleh sesuatu. Aku pun menanyakan ke Ai san tentang apa yang terjadi kepadaku, dan kenapa itu bisa terjadi.

【Pemberitahuan, saya tidak menemukan adanya pengendalian apapun, itu 100% pikiran anda... terlebih lagi jangan panggil saya Ai...】

"100 persen pikiran ku...? tapi kenapa aku berfikir demikian..." Ucapku dalam hati.

【Kemungkinan, anda memiliki rasa tidak nyaman kepada ibu anda, dan kemudian anda secara spontan mengatakan itu...】

"Benar benar tidak logis...."

Setelah itu semua terjadi, aku pun segera untuk mengistirahatkan tubuhku di pagi menjelang siang itu. Saat itu aku bermimpi lagi dengan mimpi yang berbeda dari waktu pertama kali datang ke dunia ini.

Di sana aku nampak berjalan menuju ke tempat eksekusi dari dalam istana. Dan di saat berjalan aku bertemu dengan Ayah, dia nampak sedih dan dengan rela menyerahkan semuanya padaku.

Saat itu aku sudah sampai di tempat eksekusi dan nampak di depan ku ada sosok yang pernah membenciku. Misha von Ascam.

"Misha.... Bagaimana perasaanmu sekarang...?" Ucap Hiyoshi.

"Aku sudah tidak memiliki penyesalan lain.... tolong akhiri ini segera...." Ucap Misha.

"Baiklah, ini tidak akan menyakitkan...." Ucap Hiyoshi.

Pedangnya di angkat dengan tinggi, wajah Misha sudah nampak merelakan apa yang akan terjadi kepadanya. Dia menunduk dan menangis karena gagal sebagai seorang ibu dan juga gagal sebagai seorang ratu. Dia menyesali semuanya yang membuat nya berakhir menjadi pengkhianat negara.

Pedang di ayunkan dan memotong tali penahan pisau yang ada di alat pancung. Dengan cepat dan tanpa ada jeritan kesakitan, pisau itu memotong rapih leherMisha hingga terputus. Tidak ada darah yang bercecer, tidak ada teriakan, yang ada suara pisau yang memotong sebuah tulang dan menghantam ke tanah.

"Tenang saja, aku sudah merapalkan sihir reinkarnasi, jadi kau tak perlu khawatir..."

Takumu terbangun dari tidurnya dengan berteriak cukup kencang, teriakan nya di dengar oleh pelayan nya dan langsung sigap menuju ke kamarnya.

BRAK!! Suara pintu terbuka dengan kuat.

"Tuan Muda, apa ada masalah...!?" Teriaknya.

Takumu hanya terduduk merenung, tatapan nya ketakutan dan gelisah. Dia semakin ketakutan ketika mimpinya semakin berubah namun kejadian nya sama. Takumu mulai meneteskan air mata karena sedih dan takut. Pelayan nya perlahan mendekatinya dan memeluknya dengan erat. Takumu membalas pelukan nya dengan mata yang masih meneteskan air mata itu.

"Sudah tidak ada yang perlu di khawatirkan, Aku ada di sisimu selalu kok Tuan Muda..." Ucap Pelayan nya.

"Hei, apa yang harus ku lakukan..." Ucap Takumu.

Pelayan itu tidak menjawabnya namun dia hanya mengelus kepala Takumu sampai tangisan nya mereda. Tak lama datang ayahnya sambil membawa seperti buku di tangan nya, dia duduk di atas ranjang Takumu.

"Takumu, ini aku menemukan buku yang menarik loh..." Ucap Minoru yang mencoba mengibur Takumu.

"Takumu..." Ucap Minoru sambil mengusap kepala Takumu.

"Tak ada yang perlu di khawatirkan, dia itu bukan orang jahat kok..." Ucapnya.

"Aku ingin mempercayai itu ayah... Aku ingin hidup bahagia bersama dengan ibu..." Ucap Takumu.

"Aku tidak ingin, aku tidak ingin seperti ini..." Ucapnya sambil menangis.

Apa gunanya bereinkarnasi jika seperti ini... aku ingin kehidupan yang bahagia... aku tidak ingin seperti ini... Ucap Takumu dalam hati.

Andai saja aku bisa memutar waktu... aku... aku... Ucap Takumu yang kemudian di beri sihir penenang dan di buat nya tidur.

【Pemberitahuan, Skill Unik : Time Manipulation, berhasil di dapatkan...】

Benar, itu semua tidak di sadari oleh Takumu...

"Setidaknya dia sudah tertidur..." Ucap Minoru.

"Bagaimana keadaan nya...?" Ucap Lisa sensei.

"Yah, dia sudah tertidur... aku juga khawatir tentang ini... apa yang membuatnya seperti ini, padahal dia hanya ingin merasakan kasih seorang Ibu..." Ucap Minoru.

"Tak kusangka Misha akan melakukan ini... padahal dia selalu mendambakan anak laki laki..." Ucap Lisa sensei.

"Aku akan bicara baik baik dengan Misha... Aku permisi dulu Lisa san..." Ucap Minoru sembari berjalan meninggalkan Lisa sensei.

"Dia akan datang..." Ucap seorang wanita.

"Apa maksud anda... &$^$^#%@$ sama...?" Ucap seorang lelaki.

"Kau akan memiliki keturunan yang akan menyelamatkan dunia ini..." Ucap wanita itu.

"Tapi efek penyegelan itu nantikan..." Ucap lelaki itu yang di hentikan oleh wanita itu.

"Tidak tidak... setelah kamu bereinkarnasi, aku pastikan itu..." Ucapnya dengan senyuman.

Dead or Alive in Second Life [Remaked]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang