Chapter 8.1 - Pengkhianatan?

11 8 0
                                    

"Aku harus menyelidikinya...!" Ucapku sambil keluar dari jendela.

Aku merasakan hal aneh di istana ini, aku tak mengerti apa itu. Tapi untuk berjaga jaga, aku ingin memastikan kalau ini bukan Keberadaan Iblis. Disaat berlari di atap, aku sedikit mengingat apa yang pernah ku ingat waktu itu.

"Bunuh Dia!"

Aku sedikit merinding saat mengingatnya, Pokoknya apapun yang terjadi aku akan menyelamatkan mu. Setelah aku mencapai ruangan Ratu, aku melihat sesuatu naik ke atap. Sepertinya mereka menyadari keberadaanku.

"Demon.. Bukan yah... Dia belum sempurna...?" Gumamku dalam hati.

"Bocah..? Heh Sungguh menyebalkan, ku pikir apa yang datang...." Ucapnya.

Kemudian Iblis itu mengeluarkan pedang sihir nya dari penyimpanan ruang miliknya. Setelah itu Iblis tersebut maju dengan cepat ke arah Takumu.

Dia bergerak seolah olah sedang menyatu dengan udara di sekitar nya, namun serangan nya berhasil di tepis oleh Takumu sepenuhnya. Serangan nya masih belum serius namun Takumu kuwalahan dengan itu.

Pedang nya saling beradu, kilatan api muncul dimana mana. Kecepatan Takumu berhasil menandingi kecepatan iblis tersebut. Kemudian Iblis tersebut lengah karena sepertinya ada yang melihat pertarungan itu di atas.

Seketika Takumu menenjejak iblis itu hingga berguling dan hampir terjatuh dari atap istana. Kemudian dia berlari dan meraih tangan Iblis tersebut lalu mengayunkan nya kedalam kamar yang mana itu adalah kamar Misha.

BRAG!

"Kurang Ajar..." Ucap Iblis tersebut.

Iblis itu menyerang kembali, kini dia tidak menggunakan senjata. Senjatanya dia tancapkan di dekat lemari agar lebih mudah dia bergerak di ruangan sempit. Pertarungan itu membuat suara gaduh dan beberapa orang menyadari kegaduhan di ruangan tersebut. Kemudian Iblis itu berhasil di pojok kan oleh Takumu dan di banting di atas kasur.

Takumu pun menyegel kaki dan tangan nya lalu ingin membunuh iblis itu dengan pisau. Namun nasib buruk tidak bisa di hindarkan lagi, penjaga itu masuk keruangan dan setelah itu Iblis itu berubah menjadi wujudnya yang sebenarnya bersamaan pisau itu berhenti di leher iblis tersebut.

Takumu terkejut ketika melihat iblis itu berubah menjadi siapa dan di saat itu para penjaga menyaksikan itu semua.

"Misha...?" Ucap Takumu gemetaran.

Tubuhnya gemetar dan nampaknya dia ketakutan, pisau tersebut berhenti di samping leher Misha yang terbaring di atas tempat tidur. Dan juga tombak para penjaga sudah tertodong di belakang Takumu. Tidak ada pilihan lain selain menyerah dan meletakkan pisau tersebut.

Takumu turun dari ranjang dengan posisi tangan diatas dan di paksa duduk oleh para penjaga. Kemudian Minoru bergegas menuju ke ruangan Istrinya yang disana terdapat pedang Iblis yang tergeletak. Padahal pada awalnya pedang itu menancap, itu mungkin rencana Misha agar dirinya tidak ketahuan.

Pada saat itu, Takumu di tuduh sebagai penjahat dengan tuduhan percobaan membunuh ibunya sendiri dan berkomplotan dengan barang bukti pedang iblis yang ada di dekat Takumu. Dan sebuah pisau yang berada di dekat leher Misha yang di biarkan di tempat semula dan tidak di sentuh.

Misha di lepaskan belenggunya dan di pindahkan dengan teleportasi, dan kemudian Takumu di tahan penjaga. Disaat Misha menoleh kearah Takumu, dia tersenyum seolah sangat lega bisa menghilangkan semua yang menghalanginya.

"Kenapa...? Orang yang memiliki kuasa selalu menang..." Ucapku dalam hati.

Takumu pun di jebloskan kedalam penjara sampai akhirnya keputusan hukuman akan di tentukan oleh Minoru sebagai Ayah dan Raja Negeri Ascam.

JLANG! Takumu di tendang dan di perilakukan buruk saat di masukkan ke jeruji besi itu.

"Haah... Negara Ini Ratunya sangat busuk..." Ucapku.

Tentara itu yang mendengar langsung berbalik dan memukuli ku sampai wajahku penuh dengan bonyok.

"Sialan..." Ucapku.

"Kenapa..."

【Kamu bonyok ya...】

"Berisik..."

【Aku tidak mengerti, padahal dia baru mengandung...】

"Aku tak peduli, dia ini sangat buruk... Menjijikkan..."

Saat itu ujian sekolah resmi di tutup dan semua siswa yang mendaftar di loloskan semuanya. Berita tentang Takumu Mencoba membunuh Ratu sudah tersebar hingga ke Taenia, jadi aku harus berhati hati jika aku hanya di usir dari kerajaan.

Aku menunggu di penjara selama hampir sepekan, tanpa makanan sehat, tanpa minuman bersih, dan tanpa air untuk mandi. Aku di perlakukan layaknya budak di sana, aku juga hampir di pakaikan kalung budak, namun di larang oleh Ayah. Penilaian ku terhadap Ayah dan kakak menurun drastis, kupikir mereka akan mendukung ku. Ternyata mereka malah membonyoki ku hingga hampir tak bisa bergerak.

Tangan ku terikat, mulut ku di sumpal oleh kain. Jadi aku saat itu makan seperti seekor anjing. Terkadang aku di injak kepalaku, dan juga kadang di tendang wajahku dan menghinaku sesuka hati mereka.

"Jadi begitu... Jadi begitu..."

Disaat itu aku berada di dalam penjara bawah tanah dalam keadaan bonyok dan banyak luka memar di sekujur tubuhku. Karena mereka menganggap kalau ini adalah sebuah pengkhianatan tentu saja ini yang terjadi. Aku terbaring lemas tak berdaya, dengan hanya satu mangkuk sup yang telah basi dan seember air kotor di dekatku.

"Sudahlah..." Ucapku dengan memejamkan mata dan air mata mengalir.

Dead or Alive in Second Life [Remaked]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang