17. Terasa Lebih Dekat

185 22 4
                                    

Mikayla keluar kontrakan untuk berangkat kerja. Sampai di depan, ia bertemu Ibunya Lala. Ini dia sang pemilik kontrakan, Ibu Komandan.

"Kay!"

"Widih, Bu Kom udah rapi aja, mau ke mana nih? Arisan lagi, Buk?"

"Iya doong, kamu kayak gak tau aja kehidupan Nyonya-Nyonya sosialita," balas Bu Kom sembari tertawa malu, menutup wajahnya dengan kipas tangan.

"Kay, Ibu mau nanya. Kamu bikin masalah apa? Kemaren banyak banget jantan-jantan berambut botak ke sini! Ih, badannya keker, mukanya serem loh, Kay. Hati-hati kamu."

Ini pasti yang dimaksud Bu Kom rombongannya Tatjana. "Saya gak ada bikin masalah apa-apa, Bu. Tenang aja, aman."

"Jangan bilang aman aman, ntar tau-tau ketangkep!"

"Dih, emang pejabat?"

"Hahaha, bener kamu." Bu Kom tertawa lantang. "Kamu mau kerja?"

"Iya."

"Oke, semangat! Minggu depan jatuh tempo loh."

"Jangan ngadi-ngadi ya, Buk! Baru Minggu kemaren kali saya bayar."

"Iya-iya becanda, Kay." Bu Kom mencolek dagu Kay, menggodanya.

"Eh, yang tinggal di kontrakan kamu itu siapa?"

"Namanya Tiara, temennya Lala juga, Buk. Dia mau nginep di sini sementara waktu."

"Ooh," Bu Kom manggut-manggut.

"Si Lala akhir-akhir ini gak pernah keliatan ke mana, Buk?"

Bu Kom menghela napas panjang, "hidup lagi capek-capeknya, eh punya anak gadis satu kerjaannya galau mulu."

"Galau kenapa?"

"Ya kenapa lagi kalo bukan gara-gara pacarnya yang cuma janji manis mau balik tapi gak balik-balik? Sebel deh ah! Emang boleh sejanji palsu itu?"

"Punya calon mantu abdi negara harus banyakin sabar, Buk. Tekanan darah aman, kan?"

"Aman dong."

"Ga bahaya ta?"

"Yeee malah nyumpahin Ibuk kena darah tinggi!"

"Ampun, Buk."

●○●○●

Kay, Ken, Tiara, Dirlan, Valerie, Lala, dokter, perawat, serta semua pasien dan pengunjung rumah sakit Sayap Merpati hari ini berkumpul di depan sebuah layar lebar.

Mereka sedang menyaksikan langsung hasil donasi yang akhirnya sampai di Palestina. Dalam layar lebar itu, tampak sebuah mobil truk yang bagian belakangnya bertuliskan DARI INDONESIA UNTUK PALESTINA melintas di kawasan pengungsian warga.

Seorang pria memakai rompi coklat yang bagian dada kanannya terpasang bendera merah putih turun dari truk. Sembari memegang mikrofon, ia berdiri dengan latar belakang reruntuhan bangunan sisa pengeboman.

Pria itu melambaikan tangan dan berseru, "Indonesiaaa! Kita sampai di Palestinaaa! Allahu Akbar!"

Sontak semua yang menyaksikan di rumah sakit pun ikut melambaikan tangan dan berseru, "Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!"

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarrah pun, dia akan melihat balasannya." (Q.S. Az-Zalzalah ayat : 7)

"Semoga Allah menilainya sebagai ibadah, semoga ibadah ini yang mampu menolong kita dari panasnya api neraka." batin Kay.

Jika belum mampu berjihad dengan tenaga dan harta, mari berjihad dengan doa. Mari berjihad dengan media sosial yang kita punya.

Hai, LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang