ALUR CERITA INI MAJU-MUNDUR
SO, SILAKAN MEMBACA SEMBARI MENEBAK ^^●○●○●○
Januari, 2023.
Seorang gadis bermata sipit dengan alis tipis setipis isi dompetnya, berjalan terburu-terburu membawa setumpuk kotak pizza.
Ia lalu menyimpan pizza pesanan pelanggannya di tas motor sebelum memakai helm dan tancap gas menuju lokasi. Rumah Sakit Sayap Merpati, rumah sakit islam terbesar di kotanya.
Gadis itu berjalan cepat meski pandangannya terhalang oleh tumpukan kardus pizza. Ia memang ceroboh. Sangat ceroboh bahkan.
Padahal dirinya sedang berjalan di lorong rumah sakit dengan notabene tempat yang memiliki jam sibuk tinggi. Sudah kuwalahan memegangi kardus, masih saja ada yang meneleponnya.
"Halo?"
"Halo! Sampai mana pesanan gue? Telat 5 menit gue batalin nih!"
"Weh, jangan main batalin dong! Iya ini sebentar lagi! Bangsal Bedah Syaraf di lantai tiga kan, ya? Sebentar sebentar!"
"Gue tunggu dilantai sa- "
Tut!
Gadis itu mematikan sambungan teleponnya sepihak. "Ganggu aja lu, tunggu bentar." ucapnya memaki ponselnya sendiri.
Saat akan berlari mengejar lift yang sudah hampir tertutup, dari arah berlawanan datang dua perawat mendorong ranjang pasien dengan langkah cepat.
Gadis itu tidak melihatnya, dua perawat tadi pun tidak sempat menghindar. Sehingga ...
Cit ...
Brak!
Naas. Gadis itu jatuh mengenaskan terhantam ranjang pasien. Setumpuk kotak pizza pun jatuh berantakan, beberapa bahkan mengotori kepalanya yang tertutup hijab instan. Belum lagi atensi semua orang di sekitar yang kini mengarah padanya.
Sakit? Jelas.
Malu? Oh, tentu.
"Maaf maaf, saya gak lihat. Pasiennya baik-baik aja, kan? Gak kenapa-napa, kan?" tanyanya, mendahukukan kondisi orang lain.
Seorang perawat membantu membersihkan saus pizza yang mengotori hijab dan badan gadis itu. "Kami juga meminta maaf, kami kurang cermat."
"Ada apa?"
Suara lantang khas seorang lelaki menginterupsi kekacauan ulah si gadis pizza. Gadis itu menoleh, pandangan mata sipitnya bertabrakan dengan mata tajam beriris cokelat.
"Dokter Dirlan, maaf, kami tidak sengaja menabrak pengunjung rumah sakit." ucap seorang perawat.
"Dokter?" Gadis sipit tadi meneliti penampilan lelaki pemilik iris cokelat yang berdiri di depannya.
Kaus oblong putih, celana pendek selutut, bertopi, bahkan memakai kalung panjang sepanjang tagihan bulanan dipanggil dokter?
"Beneran dokter?" ulang si gadis pizza sembari memiringkan kepala.
Sementara lelaki yang tadi dipanggil Dokter Dirlan itu tersenyum miring, senyuman dengan vibes kejam yang kentara. "Lo kurir pizza?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh si gadis pizza. "Pesanan batal!"
"Hah?! Lo- lo yang pesen pizza dari gue?!"
"Awalnya iya."
"Kenapa main batalin aja? Gak bisa gitu dong!"
"Lo pikir gue mau makan pizza sampah kayak gini?"
"Buset, tuh pizza jadi sampah juga gara-gara lo kali!"
![](https://img.wattpad.com/cover/340948968-288-k520283.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Luka
Roman pour AdolescentsKay sudah pernah bodoh dalam mencintai Ken. Mengejar, berkorban, banjir air mata, dikecewakan, dihempaskan harapan, dinomorduakan ... semua sudah Kay rasakan. Kay lelah, lalu Tuhan mengistirahatkannya dengan sebuah kecelakaan yang membuatnya terbari...