20. Memilih Keanu, Maaf Dirlan

214 18 7
                                    

JUM'AT nih, masih ada waktu untuk baca
AL-KAHFI, jangan disia-siain ya waktu barokahnya

🤗🤗

Ngomong², masih pada sekolah, kan?

Gimana? Udah selesai ujian akhir semesternya?
Yang udah selamat, yang belum semangatt!!


HAPPY ^^

.
.
.


2014

Mikayla Milcha masih berusia 16 tahun, ia seorang siswi baru di IIBS, Bandung. Papanya sengaja memasukkannya ke sekolah boarding.

Kata Papa, seekor kupu-kupu cantik harus bersedia membungkus diri dalam bentuk kepompong sebelum mendapatkan versi terbaiknya.

Sejak dulu Mikayla memang gadis penurut, apalagi ia sangat dekat dengan sang papa. Mikayla percaya apa yang papanya katakan adalah yang terbaik untuknya.

"Papa, kalau IIBS adalah fase kepompong Kay, berarti saat kuliah nanti Kay sudah jadi seekor kupu-kupu cantik?"

"Benar, Sayang. Saat kuliah nanti Putri kecil Papa akan menjadi kupu-kupu muda yang penuh semangat meraih cita-citanya. Apa cita-citamu?"

"Menjadi seperti Papa. Seseorang yang pekerjaannya memedulikan nasib para petani kecil, mengkhawatirkan pangan warga, melestarikan lumbung padi Indonesia."

"Waah, hebatnya Putri Papa!" ucap Papa sembari memainkan gemas kedua pipi Kay.

"Papa, mulai sekarang Kay akan giat belajar tentang pertanian. Kay akan berusaha untuk selalu mendapat nilai sempurna dan peringkat puncak paralel. Kay akan ikut organisasi.

Pokoknya, Kay benar-benar akan menganggap masa SMA ini sebagai masa kepompong. Biar nanti saat Kay lulus, peluang Kay diterima dan mendapat beasiswa di universitas jadi lebih besar. Kay bisa kuliah dan mengejar mimpi Kay tanpa membebani Papa."

"Mana ada beban?" Papa menoel hidung Kay. "Boleh banget kalau Kay mau memperjuangkan mimpi mulai sekarang. Ingat, Sayang, semua butuh proses bahkan untuk orang jenius sekali pun." ucap beliau.

"Tapi, tidak harus selalu menjadi sempurna. Kay boleh gagal, Kay boleh istirahat. Lihat ini," Papa menunjukkan otot di kedua lengannya. "Papa masih sangat sanggup membahagiakan kamu. Tidak perlu menyiksa diri, hm?"

"Iyaaa, Papa the best deh pokoknya. Tapi gak usah nunjukin otot gitu dong, udah keriput juga." omel Kay sembari menurunkan lengan baju papanya.

"Papa masih muda loh, Sayang. Ototnya masih kencang, keriput dari mana?" Papa Kay tidak terima. Beliau menggelitiki tubuh Kay hingga putri kecilnya itu kegelian dan berusaha lari menghindar.

"Kepompong yang sebenarnya Papa maksud adalah hijab. Di boarding school ini, Papa benar-benar berharap Putri Papa menjadi gadis saliha. Ya?"

"Aamiin, insya Allah, Papa."

●○●○●

"Pa, Kay sudah melewati masa kepompong itu. Dan sepertinya Kay sudah menjadi kupu-kupu. Tapi maaf, Pa. Kay menjadi kupu-kupu cacat tanpa sayap. Kupu-kupu ini kehilangan sesuatu paling berharganya untuk bisa terbang."

Kay mendongak, mencegah bulir air matanya jatuh. Sembari memandang langit-langit kantin rumah sakit, Kay berandai.

Andai saat itu papa mamanya tidak datang menjenguknya. Andai papa mamanya tidak kecelakaan. Andai papanya tidak meninggal. Andai ia bisa berkuliah lalu lulus dengan nilai terbaik.

Hai, LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang