Kukasih tau, di pojok kiri bawah itu ada gambar bintang. Anehnya, kalo dipencet bisa berubah warna. Gak percaya? Cobain!
.
.
.⭐☆⭐☆⭐
HAPPY READING ALL!
"Ra."
"Ra."
"Tiara."
Panggilan itu terus berulang seiring sepasang langkah kaki yang mengejar sang pemilik nama.
"Aku kemarin ke rumahmu, tapi kata tetangga kamu udah seminggu gak pulang. Kamu tinggal di mana?"
Pertanyaan itu berhasil menghentikan langkah walau tubuhnya masih enggan menoleh.
"Aku ada salah sama kamu?" tanya Ken setelah berdiri di samping Tiara.
Yang ditanya membisu cukup lama, lantas menjawab, "gak ada."
"Apa ada kesalahpahaman di antara kita?"
"Gak ada."
"Terus kenapa kamu menghindar?"
"Bukan menghindar, memang gak ada yang perlu dibicarakan."
"Ra, tolong jangan seperti ini."
"Aku memang seperti ini."
Ken mengusap wajah kasar, dipegangnya lengan Tiara yang berbalut sneli putih. "Seenggaknya kamu bilang sama aku, di mana kamu tinggal sekarang?"
Tiara mendongakkan wajah yang sejak tadi menunduk. Ia menatap tepat di netra indah Ken yang sering Kay elu-elukan. "Bukan urusanmu," katanya.
"Ra, please, sikapku yang mana yang bikin kamu gak nyaman?"
"Semua."
Deg. Tangan kekar yang semula menggenggam lengan kecil itu mengendur. Ken mencoba mengulas senyum, "kamu lagi ada masalah, hm? Cerita sama aku, ayo kita cari solusinya bareng-bareng."
Tiba-tiba saja mata Tiara memanas. Ia menghentak lengan sehingga genggaman Ken sepenuhnya terlepas. Tiara mengalihkan pandang sembari mengerjap-erjapkan mata. "Ken."
"Hm?" Tanggap sekali Ken akan panggilan Tiara. Ia bersiap mendengar keluhan wanita di depannya.
"Gimana kalau aku bilang masalahku itu kamu?"
Ken diam seribu bahasa. Ia mencerna kalimat tanya Tiara dengan seksama.
"Ra, sepertinya kita memang harus bicara."
"Gak perlu, Ken. Ucapanku sudah sangat jelas. Masalah terbesarku itu kamu. Paham?"
"Kenapa, Ra? Kenapa tiba-tiba kamu berubah gini? Please, jangan bertindak gak masuk akal."
"Aku memang gak masuk akal, Keanu! Aku membuka semua aibku di depan pria yang terang-terangan menyukaiku! Kamu tau semuanya, kamu tau titik terendahku, kamu tau masa-masa kelamku, kamu sudah masuk terlalu jauh ke hidupku! Aku gak suka!"
Di taman rumah sakit yang sepi berselimut gelap malam tanpa sinar bulan, akhirnya apa yang selama ini Tiara pendam berhasil ia keluarkan.
"Hei," kedua tangan Keanu mendarat di masing-masing pundak Tiara. "Apa masalahnya kalau aku tau, hm? Bukannya sudah jelas kalau aku menerima kamu melebihi kamu menerima dirimu sendiri? Harus bagaimana lagi aku membuktikan supaya kamu percaya, Ra?"
"Stop, Keanu, stop!" Tiara menutup kedua telinganya sendiri, ucapannya begitu lirih dan sarat akan kesakitan. "Kamu suka aku yang seperti ini? Kamu suka aku yang gak punya harga diri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Luka
Ficção AdolescenteKay sudah pernah bodoh dalam mencintai Ken. Mengejar, berkorban, banjir air mata, dikecewakan, dihempaskan harapan, dinomorduakan ... semua sudah Kay rasakan. Kay lelah, lalu Tuhan mengistirahatkannya dengan sebuah kecelakaan yang membuatnya terbari...