14. Dirlan : Kamu Sempurna

179 23 10
                                    

Kembali lagi dengan saya
Si super mood swing 🧚🏻‍♀️😆

Selamat membaca!

.
.
.




"Selamat siang, Ibu. Saya Mikayla dari Michella Beauty."

"Kemari, Kay, ingin makan apa?"

"Hah?!"

Apakah Kay salah masuk rumah orang? Apa Mikayla yang mereka tunggu bukan dirinya?

"Apa iya yang punya rumah gak terlalu paham bahasa Indonesia?" Kay menggaruk pelipis bingung. Sebuah ide terlintas, ia berdehem sebentar lalu, "Nǐ hǎo, Āyí." (Halo, Bibi.)

"Loh, bisa bahasa Mandarin juga?" Nyonya Ling Jingyi malah senangnya bukan kepalang. Wah, gadis yang disukai anaknya bisa bahasanya. Satu poin plus!

"Nǐ chī le ma?"

Nah, nah, sekarang Kay yang bingung. "Aduh, Buk, saya cuma bisa bahasa Mandarin Nǐ hǎo-Nǐ hǎo doang." melasnya.

"Oh," Nyonya Ling Jinyi manggut-manggut. "Hanya Nǐ hǎo-Nǐ hǎo? Oke, kamu sudah makan belum?"

"Alhamdulillah, nyambung." Kay mengusap dada, bersyukur. "Belum."

"Ayo makan."

"Ta- tapi saya ke sini ... loh? Bukannya Ibuk- aduh, saya panggil apa nih jadinya? Ā?"

"Boleh."

"Oke. Āyí, katanya Āyí mau di mani pedi kan, ya? Hayuk atuh, kenapa malah ngajakin saya makan?"

Nyonya Ling Jingyi mengamati penampilan Kay dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Mani pedi? Memang kamu bisa?"

"Gak bisa."

"Ya sudah, kalau tidak bisa mending kita makan bersama."

Kay menelan ludah susah payah. Kepalanya serasa mau pecah. Bagaimana ceritanya customer kedatangan tukang salon tidak becus bukannya marah malah mengajak makan?

"Mm, Āyí, maaf sebelumnya. Saya juga terpaksa dateng ke sini. Maaf ya kalau Āyí jadi gak bisa mani pedi," Kay menggigit bibir merasa bersalah. "Gini aja deh, besok Āyí dateng ke Michella Beauty, nanti Āyí dapet treatment gratis sebagai kompensasi."

Sudut bibir Nyonya Ling Jingyi membentuk sabit, ia langsung tertarik pada gadis ini. "Oke, karena kamu tidak bisa memberi treatment kuku-kuku saya, bagaimana kalau pijat?"

"Oh, saya jadi tukang urut nih ceritanya?"

Hampir saja tawa Nyonya Ling Jingyi yang anggun meledak mendengar celetukan Kay. "Pijatnya pakai lulur, bukan minyak urut."

"Lulur? Aduh, yang lain aja deh, Āyí. Takutnya nanti badan Āyí malah remuk semua habis saya pijitin."

Nyonya Ling Jingyi geleng-geleng kepala. Badan remuk katanya. "Memang kamu kuli bangunan?"

"Mirip-mirip, Āyí." jawab Kay cekikikan. "Nih," gadis ini malah menunjukkan otot lengannya layaknya petinju.

"Ya sudah, kalau begitu kamu bisanya apa? Pokoknya kamu dilarang pulang sebelum memberi saya kompensasi."

"Saya bisa nyapu, ngepel, nyuci baju- "

"Sudah ada puluhan maid di rumah ini. Ganti."

"Wow? Puluhan?" Kay sampai melongo. "Terus apa dong? Saya cuma bisa itu. Sama ... masak?"

Hai, LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang