Hai... jumpa lagi ^^
Besok malam Jumat, jangan lupa
baca Al Kahfi yaaa ⚘⚘⚘Cusss sekarang happy reading ❣
.
.
.
.
.Hari pengumuman juara menulis novel selama sebulan telah tiba. Nama pena Princess Lotus milik Mikayla Milcha berhasil meraih juara 2.
Dengan gaun merah muda serta hijab senada, Kay berdiri di antara dua juara lainnya. Gadis itu menerima piala, sertifikat, buku karya 3 juara utama, juga press money.
"Selamat, Cantik." Nyonya Ling memberi ucapan serta pelukan bangga kepada Mikayla setelah gadis itu turun panggung.
"Terima kasih, Āyí." Kay membalas pelukan Nyonya Ling.
"Ciee, gak nyangka gue," kata Tatjana sembari mencolek lengan Kay.
Kay tertawa, "Berkat iseng ngerjain tugas lo. Thanks, Nana. Kalo bukan lo yang nyuruh gue ikut kompetisi dan mau minjemin laptop, gue gak akan dapet penghargaan ini."
Tatjana mengibaskan rambut, "Tuh, Ma, denger sendiri, kan? Kay menang gara-gara Nana."
"Kamu itu, tidak sopan asal panggil Kay Kay. Panggil Kakak." Nyonya Ling geleng-geleng kepala, sedangkan Tatjana hanya mengangkat bahu acuh.
Dalam suasana bahagia itu, Dirlan datang membawakan sebuket bunga. Penampilannya terlihat lebih rapi dengan jas semi formal berwarna putih tulang.
"Hai," sapanya.
"Hai," balas Kay. Senyumnya terulas canggung. Ia tidak mungkin menghindari Dirlan di depan Nyonya Ling, bukan?
"Selamat, kamu hebat." Dirlan memberikan buket bunga pada Kay.
"Thanks," Kay menerima buket itu.
Nyonya Ling tersenyum senang, "Bagaimana kalau kita makan bersama untuk merayakan kemenangan Kay, hm?"
"Mm, Āyí, saya cuma dapet juara dua, gak perlu makan-makan gitu kan, ya?" Kay berusaha menolak.
Nyonya Ling menggeleng tak setuju, "Juara dua itu juga juara. Harus dirayakan."
"Mm, tapi saya ... " Kay menggigit bibir, ia ingin menolak, tapi tidak enak.
Dirlan menangkap ekspresi tak nyaman Kay. Ia Membasahi bibir ketika melihat Kay yang terus-terusan menatap ke arah pintu. Dirlan paham siapa yang Kay tunggu.
Dirlan merangkul pundak adiknya. "Ma, Nana masih harus nyiapin keperluan kuliah. Ayo kita pulang," ajaknya.
Tatjana berontak, "Apaan? Masih bisa besok-besok kali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Luka
Novela JuvenilKay sudah pernah bodoh dalam mencintai Ken. Mengejar, berkorban, banjir air mata, dikecewakan, dihempaskan harapan, dinomorduakan ... semua sudah Kay rasakan. Kay lelah, lalu Tuhan mengistirahatkannya dengan sebuah kecelakaan yang membuatnya terbari...