Bab 1

4.2K 245 24
                                    

Suasana pagi ini terlihat begitu syahdu, cuaca yang dingin setelah hujan mengguyur nyaris semalaman membuat gadis yang masih bergelung di bawah selimutnya semakin terlelap.

Gadis itu Aprillyani Safitri, atau kerap di sapa Prilly. Gadis mandiri yang datang dari desa merantau ke Jakarta untuk mengejar karirnya. Prilly bekerja di salah satu kantor swasta sebagai karyawan biasa meskipun gajinya sedikit pas-pasan namun dia tetap bersyukur setidaknya ia tidak mati kelaparan di kota orang.

Lenguhan kecilnya terdengar diikuti dengan pergerakan di bawah selimut, tak lama Prilly mulai terlihat keluar dari balutan selimutnya.

"Jam berapa ini?" Prilly berbicara sendiri tak lama setelah itu gadis dengan penampilan awut-awutan tampak menguap lebar.

Prilly meraih ponselnya dan seketika matanya terbuka lebar saat melihat jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul 7 pagi.

"Sialan! Gue terlambat!" Pekiknya sebelum berlari ke kamar mandi. Prilly tidak terlalu memperhatikan langkahnya sehingga beberapa kali ia menabrak meja bahkan pintu kamar mandinya. Tak menghiraukan rasa sakit, ia segera menghilang ke dalam kamar mandi.

Prilly menempati sebuah rumah sewa yang ukurannya tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Selain tergoda karena harga sewanya yang lumayan murah, Prilly juga menyukai tempat ini karena lingkungannya yang sepi. Rumah yang memiliki satu kamar tidur itu sudah ditempati Prilly hampir dua tahun terakhir ini.

Tak lama Prilly keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk putih kesayangannya. Masih dengan kondisi tubuh setengah basah, gadis itu berjalan menuju lemari dan membuka rak paling bawah. Hari ini ia memilih untuk mengenakan set dalaman warna hitam favoritnya.

Kulitnya yang putih mulus terlihat sangat cocok dengan warna gelap itu. Tanpa malu Prilly membuka handuknya, ia sudah terbiasa seperti ini, dengan sedikit terburu-buru ia mengenakan celana dalam juga bra hitam miliknya. Setelah itu Prilly tak langsung mengenakan pakaian kantornya, ia berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan dengan hanya mengenakan dalaman saja.

Ia sudah terbiasa seperti ini, tinggal sendiri ternyata tidak semenakutkan yang Prilly bayangkan selama ini. Ia begitu bebas dan nyaman tinggal sendirian seperti ini. Mulut kecilnya terdengar bersenandung diikuti dengan tubuh mungilnya yang bergerak pelan.

Tring!

Ponselnya terlihat mendapat satu pesan masuk, masih dengan tubuh yang bergoyang Prilly mendekati meja dimana ponselnya ia letakkan.

Pak Rahmat:
Saya tunggu kamu di ruangan saya!

Kening Prilly tampak berkerut saat membaca pesan dari atasannya. "Kenapa lagi Pak Tua ini?" Beonya lalu kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa membalas pesan dari atasannya.

Dua jam kemudian Prilly sudah tiba di kantor dan langsung berjalan menuju ruangan Bosnya.

"Selamat pagi---"

Brak!

Prilly nyaris melompat ketika sebuah map coklat melayang kearahnya. Kertas yang ada di dalam map tampak berserakan di dekat kaki Prilly.

"Ada apa Pak?" Tanyanya berusaha tenang meskipun saat ini ia ingin sekali mengeluarkan makian dari dalam mulutnya.

"Kamu masih tanya kenapa hah?!" Pak Rahmat berjalan mendekati Prilly. "Kamu buta? Prilly sudah berapa tahun kamu bekerja disini tapi kenapa berkas sampah seperti itu yang kamu berikan ke saya hah?!"

Kedua mata Prilly refleks terpejam saat atasannya berteriak di depan wajahnya. "Maaf Pak sebenarnya apa salah saya disini? Saya sudah memyiapkan laporan sesuai dengan permintaan Bapak kemarin." Prilly tidak sedang membela diri ia hanya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada atasannya ini.

Pak Rahmat meraih satu kertas yang tadi ia lempar lalu ia perlihatkan pada Prilly. "Disini kenapa kamu jelaskan uang yang ambil dari kamu hah?!"

"Saya hanya menjalankan tugas saya Pak, laporan keuangan saya buat sesuai dengan anggaran yang keluar." Jawab Prilly tanpa takut.

"Tapi saya---"

"Maaf Pak, saya tidak bisa menutupi semua ini dari Direktur. Sebagai manager keuangan seharusnya Bapak lebih tahu persoalan ini daripada saya." Potong Prilly yang membuat wajah Pak Rahmat semakin memerah.

"Keluar kamu dari ruangan saya!" Dengan senang hati Prilly melakukannya. Sepeninggalan bawahannya pria paruh baya itu kembali meraung memaki Prilly yang selalu saja merusak ketenangan jiwanya.

***

Prilly berjalan santai menuju mejanya, disana sudah ada dua orang temannya yang menunggu mereka tampak khawatir karena Prilly baru saja kembali dari ruangan atasan mereka.

"Gimana? Lo diapain sama Pak Tua itu?" Tanya salah satu teman Prilly. "Biasa, doi marah-marah karena gue rekap semua pengeluaran termasuk yang doi ambil pribadi."

"Anjing emang boleh se-doi itu?" Pekik temannya yang lain. Prilly hanya tertawa menanggapi rentetan kalimat temannya yang mulai khawatir dengan kenyamanannya bekerja disini.

"Gue nggak takut! Kalau memang gue dipecat ya udah tinggal cari kerja baru." Jawab Prilly santai. Gadis itu mulai fokus pada komputer didepannya, ia mulai kembali bekerja dengan santainya namun di dalam hati ia juga mulai mempersiapkan dirinya jika sewaktu-waktu ia benar-benar di pecat dari sini.

'Cari kerja kemana kira-kira gue ya?'

Prilly membatin namun ekspresi wajahnya tetap santai seperti tidak ada kejadian apapun. Dua orang temannya sesekali melirik kearah Prilly dengan tatapan iba, mereka yakin jika posisi Prilly benar-benar sudah tidak nyaman lagi disini.

"Ternyata susah juga jadi orang jujur kayak lo." Temannya menatap Prilly dengan penuh rasa iba.

Prilly menoleh membalas tatapan iba temannya dengan senyuman kecil. "Sekarang mungkin hidup gue susah karena kejujuran gue tapi gue yakin suatu saat dengan berkat kejujuran inilah gue bakalan nemuin kebahagiaan gue."

*****

Halo ketemu lagi di story terbaru akuu, sebelum aku post Bab-bab selanjutnya aku bakalan jelasin dulu sama kalian, cerita ini alurnya sedikit berbeda dengan cerita sebelumnya maksudnya disini aku bakalan buat karakter mereka lebih berani, hot dan mungkin sedikit vulgar. Jadi, untuk yang nggak suka cerita model begini kalian boleh skip aja😊

Intinya ini cuma cerita semuanya fiktif alias halu alias bohong🤣🤣🤣, Jadi tolong jangan ada yang baper yaa apalagi sampai ngebully atau apa, kalau misal ada yang seperti itu AKU BLOK!

Oh ya satu lagi, kalau misal ada adegan ranjang atau gimana, please jangan bawa2 pernikahan karena aku enggak jamin mereka bakalan nikah dulu baru 'ehem' hahahaha..

Penasaran nggak kalian sama cerita ini? Dan seperti biasa kalau mau update lancar maka kalian WAJIB komen dan vote, okey cintakuu..

My LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang