Bab 31

1.5K 198 24
                                    


Menjelang tengah malam mobil yang dikemudikan Ali memasuki perbatasan kota dan sepanjang perjalanan pula Prilly benar-benar terlelap tidak membuka matanya sama sekali bahkan gadis itu melewatkan makan malamnya.

Ali sendiri hanya memakan roti sebagai pengganjal perutnya. Karena sudah terlalu lelah, pria itu memutuskan untuk membawa Prilly ke apartemen miliknya. Jarak ke apartemen Ali jauh lebih dekat daripada rumah Prilly.

Pajero milik Ali berhenti diparkiran apartemen, laki-laki tampan itu terlihat merenggangkan ototnya. Setelah mengemudi selama berjam-jam, jelas saja otot-otot tangannya terasa kaku dan pegal.

"Pril!" Tangan pria itu menyentuh pipi Prilly yang terasa begitu dingin padahal Ali sudah menyetel AC mobilnya sampai batas minimum namun karena hujan sepanjang jalan membuat kondisi di dalam mobilnya tetap terasa lebih dingin.

"Euh."

Prilly melenguh tanpa membuka matanya, gadis itu justru menarik jaket Ali semakin rapat ke tubuhnya. Aroma pria itu yang tertinggal di jaket membuat tidur Prilly lebih nyenyak.

"Kita sudah sampai. Ayo turun!" Ajak Ali dengan suara begitu lembut. Sepertinya Prilly benar-benar mengantuk sekali bahkan Ali bisa mendengar dengkuran halus gadis itu. "Oke sekarang kamu bisa lanjut tidur tetapi sampai diatas nanti kamu tetap harus bangun untuk makan malam." Titah Ali yang dia sendiri tidak yakin Prilly benar-benar mendengarnya.

Ali mematikan mesin mobilnya lalu beranjak turun, ia berjalan menuju pintu penumpang lalu membawa Prilly ke dalam gendongannya. Di dalam gendongan Ali, tidur gadis itu justru semakin lelap saat berada dalam dekapan Ali.

Relfeks Ali bergidik geli saat tanpa sadar Prilly mulai mengendus lehernya. Ali sampai memejamkan matanya saat merasakan hembusan nafas hangat gadis itu disekitar lehernya.

Setelah mengunci pintu mobilnya, Ali berjalan menuju lift, Ia menggunakan lift yang dekat dengan pintu masuk dari parkir bawah menuju lantai kamarnya. Selama di dalam lift, Prilly tidak berhenti membaui aroma tubuh Ali hingga berkali-kali laki-laki itu harus menjauhkan lehernya dari hidung nakal Prilly.

Dengan penuh susah payah akhirnya perjuangan Ali membuahkan hasil, ia berhasil merebahkan Prilly diatas ranjangnya. Gadis itu tampak gelisah karena tidak lagi membaui aroma Ali. Tak tega melihat gadis itu bergerak tak tenang, Ali meraih selimutnya lalu ia selimuti Prilly.

Detik itu juga Prilly kembali tenang dalam tidurnya.

Ali ingin membersihkan diri meskipun sudah tengah malam ia tidak bisa tidur nyenyak kalau tidak membersihkan dirinya. Ali beranjak menuju kamar mandi meninggalkan Prilly yang kembali bergelung di bawah selimut.

Setengah jam kemudian Ali keluar dari kamar mandi. Pria itu hanya mengenakan handuk sebagai penutup bagian bawah tubuhnya sementara bagian atas ia buka tanpa tertutupi apapun. Sebelah tangan pria itu terlihat sedang menggosok rambutnya yang masih basah.

Ali berjalan menuju lemari lalu meraih celana dalam juga celana boxer yang akan ia kenakan. Setelah beres semuanya, pria itu beranjak menuju ranjang dimana Prilly masih terlelap disana. Senyuman pria itu mengembang saat melihat wajah polos Prilly ketika terlelap seperti sekarang ini.

Ali menempati sisi kosong yang ada disebelah Prilly, ia tidak berniat untuk tidur karena ia ingin menyiapkan makan malam untuk Prilly meskipun sudah lewat tengah malam Ali berencana tetap membangunkan Prilly untuk makan namun sayangnya rencana pria itu hanya tinggal wacana disaat dirinya ikut terlelap bersama Prilly.

Niat hati ingin merebahkan tubuhnya sebentar Ali justru kebablasan. Ali tidur miring berhadapan dengan Prilly yang tanpa sadar mulai mendekatkan dirinya pada tubuh Ali. Bahkan didalam tidur sekalipun Prilly menyadari aroma tubuh Ali.

My LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang