Ali dan Prilly keluar dari lift berjalan bersamaan menuju pintu utama gedung, diluar sudah ada supir Ali yang menunggu."Eum Pak, saya--"
"Pak Jamal pulang saja, saya akan mengemudi sendiri." Alih-alih mendengar perkataan Prilly, Ali justru berjalan menghampiri supirnya dan mengabaikan Prilly yang nyaris melemparkan sepatunya pada pria songong itu.
Prilly mencak-mencak tak jelas memperagakan beberapa gaya memukul dibalik badan Ali namun ketika pria itu berbalik menatap dirinya dengan sigap gadis itu kembali tenang dan memamerkan senyuman manisnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Ali dengan ekspresi bingungnya. "Kesurupan saya Pak!" Jawab Prilly tanpa berpikir.
Kening Ali sontak berkerut namun Prilly sama sekali tidak menghiraukannya. "Jadi saya pamit pulang dulu Pak."
"Masuk!"
"Hah? Gimana?"
Prilly berdiri tepat didepan Ali dengan mulut menganga lebar. Pria ini kebiasaan sekali mengejutkan dirinya.
Ali membuka pintu mobilnya mempersilahkan Prilly masuk. Refleks kepala Prilly bergerak ke kiri dan kanan memastikan siapa saja yang melihat tindakan Bos besar ini dan benar saja beberapa karyawan Ali tampak mengeluarkan ponselnya bermaksud merekam tindakan Direktur utama itu.
"Pak--"
"Masuk atau saya masukin kamu!"
"Hah? Gimana?" Kembali Prilly dibuat menganga dengan kalimat ambigu yang keluar dari mulut Ali.
Bosan dengan wajah bodoh wanita didepannya ini dengan sedikit paksaan Ali meraih bahu Prilly lalu mendorong pelan gadis itu ke dalam mobilnya tak lupa tangan kanan pria itu menahan kepala Prilly supaya tidak terhantuk mobil.
Setelah Prilly duduk di kursi penumpangnya dengan segera Ali menutup pintu dan berjalan menuju pintu kemudinya. Di dalam mobil Prilly nyaris tidak bisa bernafas, seumur hidup baru kali ini ia menempati mobil semewah ini. Sejujurnya, Prilly lebih terkesima dengan perlakuan Ali daripada kemewahan mobil ini namun ia terlalu gengsi mengakui hal itu.
"Sabuk!"
"Hah?"
Terdengar helaan nafas berat Ali, sepertinya ia mulai jengkel dengan kata 'hah' yang selalu keluar dari mulut gadis ini setiap ia berbicara.
Prilly sontak menahan nafas saat tubuh besar Ali condong kearahnya. Aroma wangi pria itu sontak merasuki indra penciumannya.
Gila, keteknya wangi banget!
Kedua mata Prilly refleks terpejam karena terlalu menikmati aroma yang menguar dari tubuh Bosnya ini bahkan tanpa sadar Prilly mulai mengendus leher Ali.
"Wangi banget!" Pujinya dengan mata masih terpejam.
Klik.
Suara sabuk pengaman terpasang sontak menyadarkan Prilly dan betapa terkejutnya ia saat membuka mata dan mendapati wajahnya begitu dekat dengan leher Ali. Suasana semakin menegangkan saat Ali menolehkan wajahnya, kini jarak wajah mereka begitu dekat bahkan ujung hidung mereka saling bersentuhan.
Kedua tangan Prilly refleks mencengkram kursi yang ia duduki namun ia sama sekali tidak menjauhkan wajahnya. Bahkan tanpa sadar ia mulai membaui aroma mulut Ali yang begitu segar.
Prilly mulai meneliti wajah pria ini, dalam jarak sedekat ini Prilly bisa melihat dengan jelas betapa sehat dan bersihnya kulit wajah pria ini. Prilly akui Ali jauh lebih tampan ketika dilihat dalam jarak sedekat ini, mata tajamnya terlihat begitu indah meskipun tatapan pria itu tetap datar seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Light
ChickLitStory terbaru kali ini alur ceritanya sengaja aku buat sedikit lebih 'ehem' dari story-ku yang lain. Aku jamin seru, jangan lupa baca juga vote dan komennya yaaa♥️