Bab 29

1.4K 197 21
                                    


Ali dan Prilly kembali ke acara pesta dengan mengenakan pakaian seragam. Batik yang dikenakan Ali persis dengan rok yang dikenakan Prilly. Keduanya terlihat seperti pasangan terlebih sejak tadi Ali seperti terus memepeti Prilly hingga membuat wanita itu mengernyit bingung.

"Bapak ngapain sih?" Tanyanya saat Ali begitu menempeli tubuhnya. "Gerah Pak! Sana lagi!" Prilly mendorong pelan tubuh besar Ali namun pria itu sama sekali tidak menggeser tubuhnya.

Akhirnya Prilly pasrah dan terus berjalan dengan Ali yang memepeti disisi kanannya. Suara dentuman musik sudah terdengar pertanda jika pesta pernikahan Puput sudah dimulai. Prilly bertugas mengawasi bagian prasmanan sementara Ali hanya duduk santai bersama Bapak-bapak yang lain.

Hari ini tamu yang datang benar-benar melebihi target sehingga Prilly begitu disibukkan dengan hidangan yang sebentar-sebentar prasmanan sudah kosong. Pengantin baru sudah duduk manis di pelaminan didampingi kedua orang tua masing-masing.

Ali kembali merasakan perbedaan pesta di desa ini dengan pesta di kotanya. Kebersamaan di desa ini benar-benar masih sangat kental, lihat saja para muda mudi yang bekerjasama sambil sesekali terdengar tawa mereka begitupula para Bapak-bapak yang begitu setia menyiapkan segala macam lauk-pauk untuk para tamu undangan.

Sesekali Ali menimpali percakapan Pak Surya yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan Ali. Ali sedang berbincang dengan Bapak-bapak disana saat ponsel miliknya berdering. Ali meminta izin sebentar untuk menjawab telepon.

Suara musik yang begitu keras membuat Ali terpaksa menjauhi area pesta. Ternyata Samuel yang menghubungi dirinya.

"Halo Sam!" Sapa Ali setelah menjawab panggilan dari temannya.

"Al hari ini ada sebuah permintaan kerjasama dengan perusahaan kita."

"Proyek apa?"

"Iklan berlian tetapi pemilik usaha ini meminta lo sendiri yang menangani proyek ini."

Kening Ali sedikit berkerut pasalnya jarang sekali ada permintaan khusus seperti ini. "Lo pelajari dulu berkas ajuan kerjasama mereka. Besok gue balik kita bicarakan lagi."

"Oke. Oh ya, gue denger kabar Bokap lo masih belum menerima keputusan lo kemarin. Hati-hati Al, gue kepikiran terus dari kemarin."

Ali bisa mendengar helaan nafas berat sahabatnya di seberang sana. "Lo tenang aja. Kali ini pria itu benar-benar tidak akan berkutik." Jawab Ali tenang namun ekspresi wajahnya berubah datar, matanya sontak menyipit pertanda emosinya mulai bergejolak.

"Gue percaya kemampuan lo. Gue dan Agung juga nggak akan biarin Bokap lo ngobrak-ngabrik keputusan lo."

"Terima kasih Sam. Gue tutup."

Tut.

Terdengar helaan nafas Ali setelah panggilan terputus. Pria itu mengantongi ponselnya lalu kembali menghembuskan nafasnya.

"Bapak kenapa? Ada masalah di kantor?"

Ali langsung berbalik dan ia sedikit terkejut saat menemukan Prilly berdiri tepat di belakangnya. "Sejak kapan kamu disini?" Tanya Ali yang sudah kembali menetralkan emosinya.

"Sejak tadi." Jawab Prilly beranjak mendekati Ali lalu berdiri tepat di sebelah pria itu. "Saya capek banget disana pas liat Bapak pergi saya ikuti deh." Jelasnya lagi.

Ali diam saja namun sorot mata pria itu tampak teduh menatap gadis cantik di sebelahnya. "Pak kita ke sungai yok!"

"Ngapain?"

Prilly langsung meraih tangan Ali lalu menggenggamnya erat. "Sudah ikut aja!" Ajak Prilly yang mau tidak mau diikuti oleh Ali. Keduanya saling berpegangan tangan menuju sungai yang Prilly maksud.

My LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang