*btw terimakasiih, kalian mood sekalii >-<
⚠️Semua yang ada dicerita ini hanya fiktif belaka, Author hanya meminjam visualisasi dari idol yang fotonya telah dicantumkan, mohon tidak membawanya hingga ke real life. Terimakasih⚠️
Bagian kedua puluh enam
- Happy Reading -
★ Please vote and comment ★
"Runyam!"
Laura berlari meninggalkan Revalio yang masih berada di parkiran. Laura benar-benar kecewa dengan apa yang dilakukan Revalio lagi dan lagi.
Ia hanya tidak mau Suaminya terluka, ia hanya tidak ingin Revalio terkena masalah karena dirinya. Isn't too much right?
Laura mencintai suaminya, sangat. Ia bahkan rela jika semua orang memakinya, asal bukan Revalio yang dimaki.
Ia berpikir bahwa Revalio belum tentu bisa saat mendapatkan banyak makian dan statement buruk dari orang lain. Laura tidak mau suaminya merasa sakit hati setiap hari seperti dirinya.
Hatinya sakit saat melihat orang lain terluka, itu sebabnya ia merasa tidak tega, namun ketahuilah bahwa hatinya akan lebih sakit lagi saat melihat suaminya terluka.
Apakah hal sederhana itu sulit dipahami oleh Revalio?
Semua masalah bisa diselesaikan secara baik-baik, tidak harus sampai dengan kekerasan yang berakibat fatal.
Laura hanya tidak ingin masalah ini berlarut-larut. Apakah salah untuk meminta suaminya agar minta maaf?
Namun apa? Ia malah mendapat makian itu lagi dari suaminya sendiri.
Kalimat demi kalimat yang Revalio lontarkan padanya berkali-kali, cacian, makian. Sering Laura terima dan ia masih sabar kemarin-kemarin.
Revalio tidak pernah memberikan alasan mengapa ia melakukan hal itu.
Garis bawahi bahwa Laura selalu meminta penjelasan dari apa yang Revalio lakukan, namun Revalio malah mengungkit masalah lain yang tidak berkaitan dan menyakiti hatinya lagi dan lagi alih-alih menjawab dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Laura tak memerhatikan jalan. Air matanya juga tidak bisa berhenti mengalir. Setengah hatinya merasa bersalah pada Revalio karena meninggalkan setengah jiwanya disana, ia gagal menenangkan suaminya dengan pelukan, tapi setengahnya lagi merasa sakit karena semua perkataan Revalio padanya.
Jika Revalio cinta, apakah mengucapkan kata gatal, murahan, dan lainnya pada istrinya sendiri itu pantas?
Itu jika Revalio memang menganggapnya sebagai istri.
Laura juga punya batas kesabaran.
Brukk!
Sebuah tabrakan tak terhindarkan sehingga membuat keduanya kehilangan keseimbangan. Laura jatuh terduduk, sedangkan disebrang sana orang lain juga tersungkur dengan barang bawaannya yang berantakan.
"Heh kalo jalan liat-liat ya!" Pekiknya setelah berdiri sambil membawa tangannya ke pinggang.
Namun ketika ia melihat pada gadis yang jatuh terduduk disana, matanya seketika membulat.
"Laura!" Seseorang itu kemudian berjongkok, membantu Laura berdiri, dan ia panik saat dilihatnya gadis cantik itu semakin menangis.
"Hey lo kenapa?" Tanyanya penuh dengan nada kekhawatiran.
Laura mendongak, menatap seorang gadis didepannya. "Kaira?"
"Kaira, hiks.."
Isak Laura tak terhindarkan saat sosok Kaira kini menatapnya dengan khawatir. Gadis itu akhirnya memeluk Kaira dengan erat secara tiba-tiba, yang dibutuhkan Laura saat ini hanya sebuah pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudden Marriage [lizkook]
FanfictionFollow me before read ♥︎ (17+) Ini cerita tentang Revalio Hadibrata, seorang pemuda yang selalu mengutamakan gengsi, dan Laura Kinanthi, seorang gadis cantik yang harus menjadi seorang istri dari Revalio secara tiba-tiba karena sudah jadi sebuah per...