⌗ ▹ 15

3.7K 474 136
                                    

Bagian kelima belas

— Happy Reading —

Please vote and comment

"disease and medicine."

Six month later

Tidak terasa, enam bulan pernikahan mereka berjalan dengan lancar. Banyak momen-momen yang berhasil mereka lewati sejauh ini. Akan tetapi, tentu saja Laura yang paling sering mengalah hingga detik ini.

Teman-teman Revalio hanya bisa mengamati kehidupan kedua pasutri itu dalam diam, sudah lelah memberi masukan pada Revalio yang hanya akan berakhir diabaikan.

Para Mahasiswa UDN juga sudah membiasakan diri dengan hubungan tidak jelas antara Revalio dan Laura dari sudut pandang mereka. Terkadang terlihat dekat, terkadang juga terlihat seperti tidak saling kenal. Anehnya satu pun dari mereka tidak ada yang tau sebenarnya hubungan macam apa yang terjalin diantara mereka.

Mahasiswa bermasalah lainnya sudah kembali dari masa skorsing. Karin sendiri masih menjadi pribadi yang menyebalkan, gadis itu masih sering menempeli Revalio kemana-mana. Apalagi setelah rumor hubungan diantara Revalio dan Laura meredup dan tidak pernah dibahas lagi.

Laura tidak mempermasalahkan itu, karena ia tau bahwa Revalio akan selalu menghindar dari karin.

Laura tengah berkumpul dengan teman-temannya yang lain di samping danau kampus. Mereka menikmati suasana sore kampus yang damai. Saat mereka asik bercanda, mereka melihat presensi tidak diundang disana yang tiba-tiba berdiri di hadapan mereka. Yumna yang melihat pertama langsung menatap sinis.

"Ngapain lo kesini?"

Yang ditatap dengan tidak bersahabat itu mulai meremat ujung rok nya. Merasa malu dan takut.

"Gue.. mau minta maaf sama Laura." Ujarnya sambil menatap Laura yang kini juga menatapnya. Meskipun tatapan kebencian terpatri di wajah teman-temannya, namun tidak dengan Laura. Gadis itu hanya memandang dengan tatapan teduh.

"Masih punya muka buat minta maaf Kai?" Semprot Mirey yang langsung ditahan oleh Laura. Dan ya, gadis ini adalah Kaira Madelyn. Yang baru kembali dari masa skorsing plus masa rehatnya sendiri.

"Gue udah tau kesalahan gue dimana, jadi ya.. semuanya jelas salah gue, gue mau minta maaf sama Laura untuk itu." Melihat itu Laura segera berdiri dan menghampiri Kaira, kemudian Laura menggenggam kedua tangan Kaira disana.

"Aku yang harusnya minta maaf sama kamu, karena aku pasti udah terlalu banyak nyakitin kamu secara nggak sadar." Kaira sontak menggelengkan kepala kuat.

"Nggak.. semua pure salah gue Ra, nothing wrong with you."

Laura menggeleng, "Semua orang itu akan menjadi toxic di kehidupan orang lain, dan itu berlaku dari aku sendiri untuk kamu. Aku sadar betul kamu pasti dapat banyak masalah karena aku kan Kai?"

Laura mengelus pundak Kaira lembut, "Kita saling memaafkan ya? Kalau aku salah tegur aja.. begitupun aku ke kamu nanti."

Kaira mengangguk. Perasaan lega menyergap ke hati Kaira saat respon dari Laura begitu lembut. Yang mengarahkannya untuk segera minta maaf adalah mamanya. Mama yang menjelaskan pada Kaira jika dengan minta maaf, derajat kita sebagai manusia tidak akan turun. Binar tulus itu terpancar dari mata Laura maupun Kaira.

"Jadi kita temenan?" Pertanyaan Laura sukses membuat Kaira tersenyum dan mengangguk. Ia tidak pernah selega ini sebelumnya.

Beberapa saat setelah kepergian Kaira, teman-teman Laura sedikit tercengang. Apalagi disaat melihat Laura dengan legowo memaafkan Kaira. Laura hanya tau jika sebenarnya Kaira tidaklah jahat. Gadis itu hanya sedang tersesat dengan amarahnya sendiri.

Sudden Marriage [lizkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang