⌗ ▹ 34

4.5K 435 190
                                    

Bagian ketiga puluh empat

- Happy Reading -

★ Please vote and comment ★

"childhood memory"

notes: keren banyak sidersnya ( ̄ー ̄)

Laura dan Revalio merasa lelah setelah menghabiskan waktu untuk bercanda satu sama lain, bahkan Laura mengaku sampai sakit perut karena lelah tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laura dan Revalio merasa lelah setelah menghabiskan waktu untuk bercanda satu sama lain, bahkan Laura mengaku sampai sakit perut karena lelah tertawa. Lalu yang mereka lakukan saat ini adalah saling saling memeluk, diatas sofa yang ada di ruang keluarga.

Revalio tak membiarkan Laura bergerak, alasannya karena rindu yang tak kunjung mereda.

Laura tak memiliki pilihan lain selain mengiyakan saja suaminya yang saat ini sedang manja dan memilih untuk bersabar.

Meskipun demikian, bibir plum itu terus tersenyum. Hati kecilnya tak henti-hentinya mengucap rasa syukur. Tentang bagaimana Tuhan membawakan ending yang bahagia untuk kisahnya dan pemuda ini. Bagaimana Tuhan membiarkan pemuda yang ia cintai juga balas mencintai dirinya.

"Revalio..."

Suara lembut itu menginterupsi Revalio yang kini masih nyaman memeluk istrinya diruang sempit itu dengan hangat, namun meskipun demikian Revalio tetap menjawab. "kenapa sayang?"

"uhm aku boleh tanya nggak?~"

Revalio sedikit memberikan jarak untuk dekapan mereka lalu netra jelaganya menatap lembut yang lebih muda yang jaraknya sangat dekat dengan dirinya, mungkin hanya sejengkal. "tanya apa hm?"

Laura tergugu, sedikit ragu untuk membuka bilah bibirnya lantaran tindakan Revalio yang menurutnya keterlaluan, kelembutan pemuda itu membuatnya salah tingkah. Bahkan wajahnya ini mungkin sudah seperti tomat.

"k-kenapa kamu tiba-tiba pakai aku kamu?"

Revalio yang tadinya memainkan rambut panjang Laura akhirnya mengalihkan atensi sepenuhnya ke wajah dengan paras ayu yang menatapnya dengan binar bambi yang menyejukkan. "loh kamu bener-bener nggak inget?" Tanya-nya sedikit heran.

Sebaliknya, saat Revalio bingung, pertanyaan yang terlontar dari Revalio justru membuat Laura membulatkan matanya, merasa kaget. Jadi ini ada urusannya dengan dirinya, dan ia sendiri tidak tau apa itu. "eung.. kenapa?"

Revalio mendecak gemas saat bilah bibir itu menggumam, yang lebih tua kemudian memilih memberikan satu kecupan manis di dagu Laura.

"gimana bisa ngga inget? kamu yang nyuruh sayang, katanya kalo masih pake lo gue artinya aku masih jahat" ucapan Revalio yang diiringi kekehan akhirnya membuat Laura mengingat sedikit kepingan memori tersebut dan berakhir membuat pipinya memerah seperti tomat

Bagaimana tidak malu? Saat mabuk ia mengatakan hal yang sangat-amat tidak penting begitu. Apalagi setelah itu... ah sudahlah, Laura bisa gila jika mengingatnya terus-terusan.

Sudden Marriage [lizkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang