⌗ ▹ 17

3.7K 442 60
                                    

Bagian ketujuh belas

- Happy Reading -

★ Please vote and comment ★

"Kasmaran"
Warn! Part ini bisa membuat senyum-senyum sendiri

Revalio dan Laura baru saja meninggalkan lokasi danau untuk kembali ke apartemen mereka. Sepanjang perjalanan mereka berdua sama-sama diam, namun raut wajah mereka begitu berseri.

Ya, kasmaran adalah judul yang tepat untuk bagian ini.

Revalio membawa tangan besarnya untuk menggenggam tangan Laura yang sedari tadi menganggur di atas pahanya sendiri. Mengelus punggung tangan lembut itu dengan jemarinya. Laura dibuat tersenyum manis kendati jantungnya berdetak dua kali kebih cepat daripada biasanya.

Sejenak ia melirik kearah samping, dimana Revalio tetap fokus ke jalanan yang ada di depan sana. Lalu mengalihkan pandangan keluar jendela untuk mengalihkan rasa gugupnya.

 Lalu mengalihkan pandangan keluar jendela untuk mengalihkan rasa gugupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana tidak gugup saat ada orang setampan ini disebelahmu?

Ah jangan tanya sekuat apa Laura menahan semua rasa gugupnya. Kalau saja mau teriak, Laura pasti sudah berteriak tanpa henti sedari sesi confess Revalio di danau tadi. Tapi yeah, kenyataannya dia malah menangis karena terharu.

Perjalanan dari danau ke apartemen mereka melewati pinggiran kota dimana keduanya bisa menikmati lampu-lampu yang menyala dari gedung-gedung tinggi kota.

Mereka tetap diam, menikmati suasana yang hening namun tidak canggung. Sebelum Revalio memecah suasana tersebut dengan pertanyaan singkat yang membuat Laura menghangat.

"Dingin?"

Pertanyaan itu membuat yang lebih muda menoleh dan menatap lurus pada iris sehitam jelaga yang menjadi favoritnya.

Gadis itu menggeleng ribut, "enggak kok!"

Revalio hanya mengangguk, setelahnya kembali memberikan beberapa elusan lembut pada tangan Laura yang masih ia genggam. Niatnya jika gadis itu kedinginan, Revalio bisa mengecilkan AC atau meminjamkan hoodie nya pada gadis itu.

"Terimakasih."

Giliran suara lembut dari Laura yang memrcah keheningan. Revalio melirik sejenak, "buat apa?"

Gummy smile terpatri di bibir Laura dengan apik. Gadis itu tersenyum hingga matanya hanya tersisa garis melengkung yang lucu. "Buat semuanya, Reval.."

"Nggak masalah, you deserve it." Tangan yang semula menggenggam lembut kini bergeser memberi belaian lembut di rambut panjang dan hitam milik Laura. Gadis itu tersipu makin malu.

Sudden Marriage [lizkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang