⌗ ▹ 31

3.4K 414 271
                                    

Bagian ketiga puluh satu

- Happy Reading -

★ Please vote and comment ★

"Drunk."

Warn. Banyak kata-kata kasar, maaf aku lupa ngasih di part sebelum-sebelumnya 🙏

N. Tolong jangan jadi siders ya.. nanti aku sedih :)

Laura terhanyut dalam pikirannya sendiri saat melihat ke foto pernikahan yang dibagikan oleh Revalio dan foto yang ternyata adalah foto favoritnya. Mungkin Revalio tidak sebahagia dirinya ketika foto itu diambil, tetapi pemuda itu tetap menjalankan pernikahan yang merupakan hasil paksaan kedua orang tuanya.

Pikirannya kembali ke masa dimana Revalio menolak dirinya terang-terangan, lalu kembali lagi ke waktu dimana dirinya yang berambisi bisa melunakkan hati Revalio yang dingin.

Laura tersenyum.

Ia paham betul apa yang Revalio rasakan. Mereka sama. Masa muda mereka sama-sama terenggut karena pernikahan yang tiba-tiba. Keadaan memaksa mereka yang seharusnya masih berfokus pada kuliah dan teman-teman justru harus membaginya dengan mengurus rumah tangga.

Mungkin sikap Revalio yang kurang baik itu ada karena masih adanya proses penyesuaian diri dengan hal yang baru dan tidak mudah dilakukan. Tak jauh berbeda dengan kesalahan yang sering Laura perbuat sehingga membuat Revalio Marah dan lepas kendali.

Sayup-sayup angin menerbangkan helaian rambut Laura karena saat ini ia tengah berada di balkon apartemen Kaira. Menatap pemandangan pinggiran kota yang indah dari sana untuk sekedar menjernihkan pikirannya.

Laura menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya lagi dengan perlahan.

Sebulan ini, terasa berat. Setelah hampir satu tahun usia pernikahan mereka, ternyata banyak juga masalah yang mereka lalui.

Laura menghela nafas.

Jadi inikah yang bundanya sebut sebagai badai di dalam pernikahan? Tentu saja iya. Jika dipikir-pikir. Dulu bundanya mengalami yang lebih berat kan? Tapi bundanya bisa melaluinya hingga punya Laura dan keluarga kecil pradipta yang hangat.

Jujur, sebulan ini Laura merasa serba salah tanpa Revalio disisinya. Meskipun pemuda itu kaku dan dingin, suka marah-marah dan mengumpat, Laura tidak bisa berbohong jika semua yang ada pada Revalio itu sangat ia suka.

Bohong jika ia tak hampir gila saat suaminya melangkah lebih jauh dengan mengonfirmasi hubungan mereka tanpa malu di depan publik. Bohong jika ia tak senang saat Revalio menelponnya. Bohong jika ia tak rindu dengan sosok Revalio.

Semua itu tertahan karena ia tak ingan bersikap berlebihan di depan Kaira.

Pesan-pesan manis itu, Lalu tweet terbaru yang manis itu. Semuanya mampu membuat Laura melompat kegirangan saat sudah berada di kamar sendirian.

Laura itu cinta sampai sebegitunya kepada Revalio.

Hanya saja sebelumnya ia sama sekali tak merasa jika Revalio membalasnya, memberikan timbal balik yang setara. Jadi, dari sana ia ingin membuktikan sendiri, dengan langkah kecilnya ia mengambil keputusan yang besar. Ia hanya ingin meyakinkan hatinya. Tanpa mendengarkan siapapun disekitarnya.

Memuaskan apa yang diinginkan hati kecilnya.

Dan sekarang, ia mendapatkan keyakinan yang ia mau. Laura telah memberi makan egonya saat melihat perjuangan Revalio.

Semua yang Laura ucapkan pada Kaira atau teman-temannya yang lain itu cuma sekedar ucapan yang mana Laura memang sengaja. Ia akan pulang jika waktunya sudah tepat. Ia tidak buta dengan yang dilakukan Revalio selama ini.

Sudden Marriage [lizkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang