4. Bengkel

40.3K 3.3K 51
                                    

❝ Happy Reading ❞

Eksha menyilangkan tangannya sambil mendengus kesal. Pasalnya dia sudah menunggu didepan gerbangnya cukup lama, sambil mengerutkan kening menahan panas saat itu. Baru saja hendak mengambil hpnya dari saku.

Datang Yossa dengan motor beatnya yang sangat usang. Disusul Degga dibelakang nya dengan Honda CBR1000RR-R. Yossa menstandarkan beatnya didepan Eksha.

"Lama bener bertelur dulu lu?!" ujar kesal Eksha sambil melihat kondisi motor beat.

"Susah ngeluarin motornya bangke, kehimpit mobil kakak gue!" sahut Yossa.

Degga yang masih duduk diatas motornya ikut menimpali.

"Lu serius mau pake motor ini, Sha? Yossa pake tadi agak oleng." Yossa menanggapinya dengan anggukan setuju. Mungkin karena udah keluaran lama dan gak dipake hampir 1 tahun. Yossa yang menaikinya sangat susah dan berkali-kali agak oleng. Bannya juga agak kempes.

"Iyalah, kalo gue ke bengkel pake motor gue sendiri, yang ada dia kagak mau benerin." jawab Eksha sambil menaiki motor beat itu.

"Lagian motor gue juga gak kenapa-kenapa" tambahnya.

"Remnya agak alot Sha pelan-pelan aja. Ban nya juga agak kempes tuh. Apalagi stirnya agak kaku kalo mau belok." ujar Yossa.

"Yoi, lu pada kagak usah ikut. " Eksha memakai helm full facenya, yang membuat teman-teman nya tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha anjir jomplang banget cuk"

"Motornya beat helmnya AGV, kocak banget lu Sha" Yossa masih tertawa terbahak-bahak.

"Bacot lu, dah gue cabut dulu" Eksha menyalakan motor beat itu dan menjalankannya. Sedangkan dibelakang masih samar terdengar suara ketawa kawannya.

"Bangke gak enak banget nih motor" batin Eksha sambil mengendarai motor itu dengan pelan. Kayak orang baru belajar motor. Dia percaya kalo dibawa ngebut dikit bisa lepas semua baut-bautnya.

Saat dilampu merah, tatapan orang-orang disekitar juga bingung maupun heran. Eksha sih bodo amat.

"Itu bukannya Eksha?" ujar seorang yang agak dibelakang Eksha. Sambil menunjuk depan.

"Yakali Eksha pake motor butut kayak gitu anjir" balas seseorang yang menyetir sambil menatap kedepan, lebih tepatnya kearah Eksha.

"Iya bego, itu stiker geng Lennox dibelakang helmnya" sahut yang dibelakang.

Yang menyetir memicingkan matanya. Dan ya benar itu stiker geng Lennox yang didirikan Eksha.

"Iya juga, ngapain ya Eksha pake motor kayak gitu"

Lampu merah berganti menjadi hijau. Eksha melajukan motor nya lagi.

"Ikutin, ikutin"

;+

Sampai dibengkel yang dimaksud Degga. Eksha memarkirkan motornya di pelataran bengkel. Kesan pertama yang Eksha liat, ini bengkel tua dan saat itu kondisinya sepi. Dilihat-lihat bengkelnya cukup besar, meski tidak sebesar bengkel yang biasa Eksha datangi. Yah, layaknya bengkel pada umumnya namun kondisinya ini bengkel tua. Saat mengedarkan pandangannya, terlihat Arkie sedang membereskan peralatan dibagian belakang, sehingga posisinya membelakangi Eksha.

Eksha berjalan masuk kedalam bengkelnya, hingga dia disambut oleh pria yang tua kisaran umur 50+ yang hanya memakai singlet putih.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Koh Afeng dengan nada ramah.

Arkie yang semula berkutat dengan peralatannya, menoleh ke sumber suara. Mendapati Eksha yang juga sedang menatapnya. Agak kaget kenapa Eksha ada dibengkel tempat dia bekerja.

"Oh ini saya mau service motor"

Perhatian Eksha beralih ke Koh Afeng yang membawa nota kecil serta pulpen. Sambil sesekali dia melirik Arkie yang kembali membereskan peralatan.

Namun tiba-tiba koh Afeng menerima panggilan telfon sehingga beliau memanggil Arkie. Tanpa Eksha sadari, hanya ada Arkie dan Koh Afeng yang berada dibengkel itu. Dalam benaknya, apa cuma Arkie yang bekerja disini.

"Oy ki, layanin ini sebentar. Ada kiriman barang ditoko." Setelah memanggil Arkie, Koh Afeng buru-buru keluar dari pintu belakang dibengkel tersebut.

Arkie mendekati meja kasir dan menatap datar kearah Eksha.

"Apa yang mau lu service?" tanya Arkie dengan nada tidak terdengar enak di telinga Eksha.

Eksha menyunggingkan senyuman miring. Menyilangkan tangannya. Menaikan sebelah alisnya. Dan diam beberapa saat. Arkie yang menatap nya hanya menghela napas sambil memutar bola matanya malas. Dia sangat tidak suka membuang-buang waktu.

"Kalo lu niat service disini, cepet bilang apa yang perlu diservice" titahnya lagi.

"Oh gini cara lu melayani customer, gak ramah gitu" Sahut Eksha.

"Karena lu gak satset."

"Haha, santai kalem dulu"

Eksha terkekeh pelan membuat Arkie kembali menghembuskan nafasnya. Dia sudah bekerja dari pagi, dan sekarang sudah mau jam 3 sore. Abis ini jamnya kerjanya abis. Ingin Arkie rasanya merebahkan diri dikasur.

"Lu cek sendiri aja motornya" ujar Eksha membuat Arkie memicingkan matanya.

Arkie melihat motor beat terparkir di didepan. Dia mengerutkan kening nya. Motor siapa yang Eksha bawa kesini. Karena Arkie tau betul, itu bukan motor Eksha. Juga, dijok motornya ada helm mahal yang bertengger disana.

Tidak mungkin harga helm yang setara dengan satu motor itu. Di pasangkan dengan motor tua seperti itu. Meski Arkie belum pernah melihat seperti apa motor yang digunakan Eksha kesekolah. Tapi dia sangat yakin ini bukan motor Eksha.

"Nyolong motor?" tanya Arkie tiba-tiba.

Eksha membulat kan matanya. Apa muka dia seperti pencuri motor. Eksha mendengus kesal.

"Enak bener kalo ngomong, itu motor temen gue." jawab Eksha dengan kesal.

"Kenapa gak teman lu aja yang bawa kesini?"

"Dia nyuruh gue. Cepet diservice anjir. Lama lu"

Arkie mengetuk-ngetuk pulpennya ke etalase hingga menimbulkan bunyi. Eksha menatap nya dengan tatapan bingung.

"Apa?" dengan polosnya Eksha bertanya
membuat Arkie mengetuk pulpennya ke kening Eksha cukup keras.

Tuk

"ADUH, SAKIT BEGO!"

tbc... voment + follow

fyi

Harga Honda CBR1000RR-R : Rp. 1,8 M
Harga helm agv : Rp 23 jt

✎ nv -11/12/23

Enchanted ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang