❝ Happy Reading ❞
Eksha terus memberontak melepaskan diri, namun semakin dia memberontak, lehernya akan semakin ketarik oleh Arkie. Beruntung nya koridor kali ini cukup sepi, jadi kejadian yang dia anggap memalukan ini tidak terlihat oleh banyak orang.
Karena kelas Eksha berada dilantai 2. Perjalanan kesana cukup jauh. Sedangkan Arkie, masih sama. Dengan ekspresi yang santai seraya menggiring Eksha layaknya sapi ternak.
Eksha pun juga manut-manut aja setelah memberontak tadi. Udah terlanjur bad mood. Jadinya dia pilih pasrah aja diseret kayak gini.
Sampai di depan kelas Eksha, ternyata udah ada guru di dalam kelas.
Arkie melepas cengkraman dari kerah Eksha. Lalu dengan sopan dia mengetuk pintu kelas sehingga mengundang atensi seluruh siswa untuk menoleh kearahnya.
Beberapa ada yang mengenali beberapa juga tidak. Pada dasarnya Arkie bukan siswa yang terkenal seperti novel-novel cinta pada umumnya. Dia juga tidak ada bakat apapun untuk dipamerkan. Arkie hanya siswa kelas 11 yang biasa saja.
Beberapa cewe-cewe yang tergolong centil sangat heboh saat Arkie mengetuk pintu. Well, rupa Arkie cukup tampan. Rahang yang tegas dan kaku. Tulang-tulang dipipi nya sedikit terlihat. Hidung cukup mancung. Kulitnya juga sawo mateng. Alis yang tebal serta bibir yang berwarna alami. Tidak heran jika cewe-cewe centil disana heboh sendiri.
"Permisi Pak" ujar Arkie dengan sopan kepada Pak Kardi.
"Ya? ada apa?"
"Saya mau nganterin Eksha pak"
Eksha yang sedari tadi bersender di tembok samping pintu hanya menghembuskan napasnya. Jujur, dia sangat malas mengikuti pelajaran Pak Kardi, karena membosankan.
"Loh emangnya Eksha kenapa? Sakit dia?" Pak Kardi mendekati pintu untuk melihat murid didiknya.
"Ngga pak, cuma nganterin dia aja"
"Oalah ya, ayo Sha masuk! Kamu itu kerjaannya bolos mulu." ujar Pak Kardi.
Mau tidak mau Eksha melangkahkan kakinya yang terasa berat itu masuk kedalam kelas. Dari belakang Eksha mengacungkan jari tengah kearah Arkie. Arkie yang melihat hanya tersenyum tipis. Dia belum beranjak dari sana sebelum manik hitamnya memastikan jika Eksha benar-benar duduk dibangku.
Seluruh kelas menjadi heran. Eksha sendiri tipekal murid yang sangat susah diatur. Jangankan diatur, syukur-syukur jika dia mau masuk dan mengikuti pelajaran. Tapi sekarang dia masuk ke pelajaran yang Eksha sendiri tidak menyukainya.
Setelah melihat Eksha sudah duduk anteng di bangku belakang. Arkie berpamitan kepada Pak Kardi.
"Makasih pak, permisi" ujarnya lalu kembali ke kelasnya yang berada disebrang. Harus jalan memutar dulu.
Pak Kardi kembali menerangkan, Eksha memilih untuk membenamkan kepalanya dilipatan tangannya. Rasa kantuknya kembali menjalar saat mendengar rentetan materi yang dijelaskan Pak Kardi.
:+
Bel istrahat kedua berbunyi. Eksha masih terlelap di bangkunya. Hingga gebrakan dimejanya membuatnya terlonjak kaget dan terbangun dengan kaget.
'BRAK'
"BANGSAT" teriaknya kaget.
Degga dan Yossa tertawa puas. Eksha merengut kesal sambil mengucek matanya yang memerah.
"Apasih anjing! Gak lucu goblok!" Makinya dengan kesal.
"Hahaha lagian tidur mulu hidup lu" timpal Yossa sambil duduk disebelah Eksha. Fyi lagi, Eksha berbeda kelas dengan Degga maupun Yossa. Tapi itu bukan penghalang bagi mereka, karena kemanapun Eksha pergi, dua pengawal nya akan setia mencarinya. Itu pikir Eksha.
"Makan siang yuk?" Ajak Degga yang disebelah Yossa.
"Gak mood gue"
"Lagak lu kayak cewe pake ga mood" Yossa menoyor pelan kepala Eksha.
"Itu gara-gara elu bego" balas Eksha juga sambil mendorong bahu Yossa. Yossa terkekeh. Sejenak kemudian Degga duduk mepet ke tubuh Yossa.
"Ck! apasih lu mepet-mepet tuh didepan masih ada!" serunya sambil mendorong tubuh bongsor Degga.
"Shh diem dulu!"
"Sha lu kemarin abis didorong sama orang asing?" tanya Degga. Eksha yang merasa kantuknya menghilang hanya menjawab dengan anggukan kecil.
"Ditarik lebih tepatnya kearah jalan raya"
Yossa maupun Degga membulatkan matanya kaget. Siapa yang berani melakukan hal membahayakan seperti itu.
"Lu tau siapa?" tanya Degga lagi.
"Geonark"
"ANJING? GENG SEKOLAH SEBELAH?" pekik Yossa yang mengudang tatapan dari beberapa murid disana.
Eksha meninju lengan Yossa. Degga juga membekap mulut ember Yossa. Gini nih, kalo temenan sama bocah.
"Lanjut Sha" Degga masih membekap mulut Yossa agar tidak banyak omong. Yossa awalnya memberontak, tapi saat melihat tatapan tajam dari Degga akhirnya dia memilih diam dan pasrah mulutnya dibekap seperti itu.
"Gue juga gak tau motif mereka apa.Tapi gue tau betul kalo itu ulah mereka. Kalo main mereka kayak gini ya gue ladenin aja"
Eksha mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Dia tau, dia memang banyak musuh, tapi menurut nya jika cara balas dendam mereka seperti itu sama aja dengan pengecut. Mending lawan face to face.
"Mau kapan?"
"Secepatnya." jawab Eksha.
Maksud perkataan Degga adalah kapan balas dendam lagi. Degga juga cukup emosi dengan cara bermain kekanak-kanakan seperti itu.
"Gue mau ke toilet" Eksha berdiri dan berjalan keluar kelasnya sambil meregangkan tubuhkan yang kaku.
"Ummm Mmhh" Yossa kesal menggigit jari Degga. Degga terkejut.
"SAKIT BEGO!" pekik Degga sambil memegangi jarinya. Yossa hanya menjulurkan lidahnya mengejek Degga.
"Wle"
:+
Eksha melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Tanpa sadar dia menabrak seseorang. Ya itu Arkie. Eksha mendongak dan menatap Arkie dengan sinis.
Langkahnya mau kekiri, Arkie mengikuti, mau ke kanan Arkie juga mengikutinya. Tatapan lempeng khas Arkie juga membuat Eksha menghentakan kakinya kesal.
"Minggir!" sahut Eksha.
"Kalo gue gak mau?"
"Emang ini toilet lu yang bangun?!"
"Ya mungkin?"
"Ngaco! Anjir minggir gak lu!"
Arkie melihat wajah kesal Eksha menjadikan dia semakin gencar menghalangi akses jalan Eksha untuk masuk ke dalam toilet.
"BAJINGAN!"
tbc... voment + follow✎ nv -18/12/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ✔️
Teen Fiction⚠️ BL "Gue miskin, Sha." -Arkie Wibowo. "Gue bisa ngasih lu apapun." -Eksha Maliksya. "Gue gak punya hal yang bisa dibanggain." -Arkie Wibowo. "Gue selalu bangga sama lu." Eksha Maliksya. Kisah anak pemilik sekolah yang selalu bergelimang harta dan...