43. Minta Izin

21.2K 1.9K 41
                                    

Happy Reading

Namanya juga Arkie Wibowo, semua ucapannya atau apa yang diinginkan Eksha, dengan lambat laun pasti akan dia wujudkan.

Seperti beberapa hari yang lalu, ketika mereka berada di puskesmas. Eksha seperti menatang keberanian Arkie untuk bertemu dan berhadapan langsung dengan kedua orang tua Eksha.

Arkie bukan menjadi jagoan, hanya saja dia mempunyai perasaan ganjal jika hal ini tidak segera di ungkapkan. Seperti cerita abang-abangnya dibengkel, ketika bang Arya bersama pacarnya, dia juga gay. Namun pacarnya bang Arya tidak berani untuk terbuka, akhirnya mereka pacaran dengan sembunyi-sembunyi, tapi takdir berkata lain.

Ibu dari pacar bang Arya menyadari hubungan terlarang tersebut dan berakhir untuk memindahkan pacar bang Arya dan langsung dijodohkan dengan wanita pilihan ibunya.

Hingga saat ini, bang Arya tidak tahu dimana keberadaan mantan kekasihnya. Dan menaruh harapan besar untuk sekedar bertemu tanpa ngobrol juga tidak apa-apa. Arkie yang mendengar cerita tersebut, dan menyimpan perasaan was-was di hubungan mereka berdua.

Secara kan siapa yang sih yang gak kenal keluarga Malik. Keluarga tersohor yang harmonis, dengan dikaruniai satu anak laki-laki tampan dan satu anak perempuan cantik.

Tujuan Arkie hanya sekedar untuk meminta izin, izin apa?

Izin supaya dia bisa bersama dengan Eksha selamanya. Arkie memikirkan hal ini cukup lama. Sebentar lagi mereka berdua akan lulus, Eksha juga bilang dia akan kuliah. Namun Eksha sendiri belum tau pasti dimananya.

Meski beberapa kali Arkie berjumpa dengan orang tua Eksha. Namun mereka tidak begitu dekat, apalagi melihat kesibukan dua orang terkenal itu. Tentu saja itu menjadi penghalang Arkie.

Orang tua Eksha hanya tau jika anaknya berteman dengan dirinya cukup dekat, itu saja. Arkie tidak berniat mengungkapkan hubungan mereka didepan orang tua Eksha.

Jika dia melakukan itu sama saja dengan menggali lubang kuburannya sendiri. Seperti yang sebelumnya, dia hanya meminta izin untuk bersama dengan Eksha selamanya, hingga tua nanti.

"Eh Arkie, ayo masuk. Eksha lagi tidur tuh. Bangunin aja" ujar Eisya sambil mempersilahkan Arkie buat masuk.

"Saya kesini bukan buat Eksha, biarin dia tidur aja kak. Saya mau ketemu om sama tantenya ada?"

Eisya memicingkan matanya, siapa yang tidak heran jika Arkie yang notabenya teman Eksha ingin bertemu dengan orang tuanya. Sang kakak hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Mama sama Papa untungnya lagi santai dilantai dua, ayo kesana." ajak Eisya dengan berjalan naik ke tangga.

Arkie mengangguk dan mengikutinya. Dalam hatinya sudah khawatir dengan responnya apa yang diberikan. Dan pikiran-pikiran aneh yang berkeliaran diotaknya sekarang. Namun dia sudah bertekad, hanya meminta izin bukan membongkar hubungan mereka.

Saat di lantai atas, terlihat dua pasangan separuh sebaya yang terlihat mesra sambil berbincang-bincang ringan.

"Pah Mah ada yang mau ketemu nih" seru Eisya.

Kedua orang tadi langsung menoleh ke Arkie. Arkie mengangguk dan menampilkan senyum terbaiknya. Padahal didalamnya sudah menelan savilanya berkali-kali untuk meredakan gugupnya.

"Loh Arkie kan? Eksha kayaknya tidur. Langsung aja ke kamarnya" ujar mama Wendi.

"Mah, Arkie kepengen ketemu kalian, katanya bukan ketemu Eksha." ucap Eisya sambil duduk disebelah papanya.

"Oh sini sini, ada apa? Tumben banget mau ketemu kita?" sahut mama Wendi.

Arkie duduk disalah satu sofa disana, senyuman tipis masih dia tampilkan. Dia emang sangat gugup, tapi ini demi Eksha. Demi bersama Eksha, dia harus berani melawan rasa gugup tadi.

Demi Eksha.

"Ada apa Kie?" ujar papa Malik.

Arkie diam beberapa saat, dia menghela napas sebelum memandangi semua orang disana.

"Saya mau minta izin sama om sama tante, sama kak Eisya juga"

Semua orang disana menatap kearah Arkie dengan beberapa pertanyaan didalam benak masing-masing. Izin untuk apa? dan kenapa harus izin bersama mereka. Akhirnya mereka hanya diam untuk menunggu Arkie menyelesaikan kalimatnya.

"Saya mau minta izin untuk bareng sama Eksha terus." ungkap Arkie dalam satu tarikan napas. Papa Malik hanya mengeryitkan keningnya.

"Maksudnya apa ya Kie?" ucap Mama Wendi.

"Saya cuma kepengen bareng Eksha selamanya, boleh kan tante, om, kak?"

Hening beberapa saat hingga sang mama kembali ber celetuk.

"Boleh, kalian boleh berteman sampai kapanpun kok. Kita gak larang, lagian kamu udah buat Eksha sedikit menjadi lebih baik." tutur mama.

"Iya, om juga setuju aja. Kamu memberi dampak baik buat Eksha, masa om larang juga kalian berteman."

"Iya dek, bener Eksha tuh jauh lebih gampang aturannya sekarang. Itu gara-gara kamu kayaknya" timpal Eisya.

"Jadi saya boleh bareng sama Eksha selamanya?"

"Boleh kok, astaga baru kali ada yang berteman sama Eksha sebegitu tulusnya sampe minta berteman selamanya." mama Wendi terkekeh pelan disusul dengan suaminya serta anaknya.

Arkie hanya menyunggingkan senyum tipisnya. Dia tidak sakit hati mendengar semua tadi. Ini demi Eksha. Semua mencintai kekasihnya itu, dia bisa menahan keinginannya untuk kebaikan Eksha.

Meski dilubuk hatinya yang terdalam, memberontak. Tidak menyukai jika dirinya dengan Eksha hanya dianggap berteman. Dia sangat mencintai Eksha, lebih dari dia mencintai dirinya sendiri. Tapi lagi-lagi dia hanya bisa menahan keegoisan dirinya, demi bisa bersama Eksha.

Beberapa bulan ini telah banyak hal yang mereka lewati bersama, pelajaran-pelajaran hidup yang mereka dapatkan. Hal-hal yang sederhana yang bisa mereka rasakan. Arkie hanya ingin hal tersebut terus berlanjut hingga akhir. Hingga yang mengatur alam semesta memberi jawaban atas semuanya.

Untuk saat ini biarkan Arkie bahagia bersama Eksha. Untuk kali saja, Arkie tidak bisa jika tidak bersama Eksha.

"Arkie udah punya pacar?, secara kan Arkie juga ganteng. Siapa tau mau ajarin Eksha buat dapat pacar juga..."

tbc... voment + follow

✎ nv -06/02/24

Enchanted ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang