❝ Happy Reading ❞
Disinilah Arkie sekarang, didepan pintu kamar mandi menunggu Eksha menyelesaikan hajatnya. Sambil melihat sekeliling yang tidak berubah. Kost yang sudah dia tempati hampir 3 tahun lamanya.
Meskipun jarak kasur dengan kamar mandi hanya beberapa langkah, tapi Arkie tidak mempermasalahkannya, dia senang bisa mengantarkan Eksha seperti ini. Itu tandanya Eksha membutuhkannya.
"Tidur?" tanya Eksha.
"Iya, mau ngapain lagi"
Mereka berdua sudah merebahkan diri dikasur lantai yang cukup tinggi. Eksha berada di pojok tembok sedangkan Arkie ditepi. Takutnya Eksha nanti jatuh kalo ditaruh ditepi.
Lampu yang tepat di atas kasurnya sudah padam, hanya lampu didepan kamar mandi saja yang menyala. Jadi samar-samar Eksha dapat melihat wajah Arkie.
"Sha"
"Hm"
"Gue suka sama lu, gue sayang sama lu"
Deg. Eksha tertegun sesaat mendengar penuturan secara tiba-tiba dari Arkie. Benarkah Arkie sudah ditahap menyanyanginya. Hatinya terasa hangat. Dia memposisikan tubuhnya menghadap ke Arkie, begitu sebaliknya jadi keduanya saling berhadapan.
"Mungkin gue juga soalnya gue gatau gimana menjelaskan, intinya hati gue hangat dan gue mau sama lu terus."
"Berarti itu sayang sama gue"
"Kok lu bisa tau sih?"
"Gini ya Sha..." Arkie merengkuh pinggang Eksha supaya lebih mendekat kearahnya.
"Lu mau sama gue terus kan? itu tandanya di hati lu udah sepenuhnya nerima gue. Dan hati lu juga berharap bisa sama gue terus. Itu tandanya lu udah sayang sama gue, sampe gak mau kehilangan gue"
"Meski baru pacaran dua hari, tapi gue yakin kita bakal selamanya kayak gini" jelas Arkie yang membuat Eksha lagi-lagi tertegun. Apakah disayangi seseorang senyaman ini.
Arkie sosok pemuda tangguh yang menghalalkan segala cara untuk membuat Eksha nyaman. Dan kesederhanaannya juga yang membuat Eksha sadar bahwa kebahagiaan tidak diambil dari banyaknya harta. Buktinya, hanya dengan perhatian, waktu dan komunikasi bisa membuat Eksha sebahagia ini.
"Terus kenapa lu suka sama gue Kie?"
"Rencana yang kuasa"
"Selain itu?"
"Ya karena lu Eksha. Kalo bukan lu, ngapain juga gue suka?"
Entah otak Eksha yang terlalu dangkal atau ucapan Arkie yang terlalu berat. Sehingga dia sulit memahami maksud dari ucapan Arkie.
"Jawaban yang gampang nya aja sih!"
"Lemot"
Arkie yang gemas dengan kelemotan Eksha pun langsung menggelitiki pinggang Eksha sekilas, sehingga sang empu kegelian.
"Apasih! gak usah kek gitu!"
"Hahaha iya iyaa, intinya kalo bukan lu gue gak suka."
"Paham ngga?" Arkie mencubit pelan hidung mancung Eksha.
"Iya dah iyaa"
"Terus sejak kapan suka sama gue?" tambah Eksha.
"Sshhh liat jam itu, hampir jam 2. Ayo tidur yuk?"
Eksha melihat kearah jam dan benar aja udah hampir jam 2. Kok gak kerasa banget, padahal tadi masih jam 12 an. Apa benar, jika menghabiskan waktu bersama seseorang yang spesial waktu akan terasa lebih cepat..
"Alah Kie... gue belum ngantuk.." rengek Eksha.
"Tapi gue ngantuk Eksha.."
"Ck, gaasik banget"
Eksha merajuk dan membalikkan badannya menghadap ke tembok dan memunggungi Arkie. Sang dominant hanya tersenyum tipis sambil memeluk perut Eksha. Arkie yakin, Eksha hanyanya bocah kecil yang mendiami sosok sangar ini.
"Apa perlu gue ceritain dongeng supaya lu tidur?" hembusan napas yang menerpa lehernya, membuat Eksha bergidik geli.
"Dongeng apaan?"
"Emm si kancil?"
"Emang ada dongeng si kancil?" Eksha membalikkan badannya lagi untuk menghadap kearah cowo bersurai hitam ini.
"Dulu waktu gue masih kecil, nenek gue suka ceritain dongeng itu supaya gue tidur siang"
"Boleh, coba ceritain!" excited Eksha.
Arkie tersenyum tipis dan mengelus surai blonde dengan lembut. Kemudian dengan setengah terkantuk-kantuk, Arkie menceritakan dongeng yang selalu dia denger waktu kecil dari neneknya.
Belum sempat Arkie mengakhiri ceritanya, dia menyadari mata Eksha sudah terpejam dan deru napasnya yang mulai tenang. Dia mengangkat dua jarinya lalu ditempelkannya di bibirnya, lalu dua jari tersebut diarahkan di pipi Eksha. Seolah itu ciuman secara tidak langsung.
"Selamat tidur Sha.." lirihnya.
:+
Besok paginya saat dering telfon berbunyi Eksha terbangun dengan lengan yang sedikit kebas. Mata yang belum sepenuhnya terbuka, mendapati Arkie yang tertidur pulas dengan menjadikan lengan Eksha sebagai bantal.
Eksha bergerak sedikit untuk menggapai hpnya, tanpa harus membangunkan Arkie yang terlihat sangat nyenyak. Ternyata telfon dari mamanya.
"Emm ya mah.." jawabnya dengan suara khas orang yang bangun tidur.
"Pulang kapan dek?"
"Nanti jam 11 mungkin mah"
"Sarapannya jangan lupa dek. Abis ini mama sama kakak pergi. Papamu juga pergi golf sama temen-temennya. Gapapa kan?"
"Iyaa mah gapapa"
"Yaudah, buruan sarapan yaa"
"Iya mama...."
Eksha meletakkan hpnya ditempat semula. Dan dia menoleh kearah Arkie, belum ada tanda-tanda Arkie akan bangun. Dielus-elus pelan surai hitam itu. Eksha mulai berpikir, Arkie ini cowok yang lucu menurutnya.
Lihat saja, dia tidur kayak bocah. Dengan bibir pink yang sedikit terbuka. Dan tidur sambil memeluknya begitu erat. Eksha suka, bahkan sangat suka.
Cukup lama Eksha memandangi wajah tampan Arkie. Mengagumi ciptaan Tuhan yang seindah ini. Hingga Arkie membuka matanya. Mata mereka saling bertemu.
"Loh udah bangun?"
Eksha merinding ketika mendengar suara berat Arkie. Serius, suaranya yang pelan tapi berat terasa baru baginya, dan bikin geli ditelinganya.
"Dari tadi tau!"
"Mau nyari sarapan atau mandi dulu?"
Arkie melepaskan pelukan dan duduk. Sambil mengacak-acak rambutnya sambil mencoba mengembalikan kesadarannya. Eksha ikutan duduk sambil meregangkan tubuhnya.
"Mandi aja dulu, eh lu kerja hari ini?"
"Minggu libur"
Bibir Eksha membentuk 'O'. Arkie menoleh dan menangkup pipi Eksha hingga bibir Eksha maju beberapa senti.
"Mau mandi bareng?"
tbc... voment + follow
✎ nv -06/01/24
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ✔️
Fiksi Remaja⚠️ BL "Gue miskin, Sha." -Arkie Wibowo. "Gue bisa ngasih lu apapun." -Eksha Maliksya. "Gue gak punya hal yang bisa dibanggain." -Arkie Wibowo. "Gue selalu bangga sama lu." Eksha Maliksya. Kisah anak pemilik sekolah yang selalu bergelimang harta dan...