28. Kawan

23.8K 2.1K 58
                                    

Happy Reading


Yang ditabrak Eksha itu ketua pramuka, kalo gak salah namanya Saki. Eksha  melirik tajam dan hendak beranjak dari sana. Namun, Saki lebih dulu menarik bajunya sehingga langkahnya kembali terhenti.

"Abis nabrak orang minimal minta maaf." tukas Saki dengan tajam.

"Elu yang nabrak gue! kenapa gue yang harus minta maaf?"

"Jelas-jelas lu keluar dari kelas dan langsung nabrak gue."

"Heh! lu yang jalan kagak liat-liat. Orang
gue jalan udah bener kok." Eksha masih tidak mau salah meski jika diliat dari kondisinya, Eksha lah yang salah disini, karena dia yang menabrak Saki.

"Gak mau tau minta maaf sekarang." sungut Saki.

"Gak mau."

"Minta maaf!"

"Gak mau, gue gak salah!"

Wajah Saki mulai mengeras. Ditatapnya pemuda blonde itu dengan tajam. Karena baru kali ini dia menemukan sosok keras kepala dan tidak mau minta maaf padahal dia yang salah. Tangannya terangkat dan hendak membogem wajah Eksha.

"Singkirin tangan lu dari dia"

Suara yang Eksha kenal. Arkie, datang dari belakang Eksha. Wajahnya masih terlihat tenang namun terlihat jelas jika rahangnya mengeras. Eksha bisa rasain aura yang berbeda dari Arkie.

Tangan Saki yang semula terulur, dia turunkan sambil menatap nyalang kearah Arkie.

"Siapa lu nyuruh-nyuruh gue?"

"Gak perlu tau siapa gue, pokoknya jangan sentuh atau bahkan sampe lu berani mukul dia" tekan Arkie yang sekarang berada didepan Eksha. Tentu untuk melindungi sang kekasih.

"Gue juga gak bakal sentuh atau mukul kalo bukan dia yang mulai" Saki menunjuk Eksha dengan lantang. Eksha yang melihatnya langsung lah bersungut-sungut emosinya. Dia ingin langsung melawan Saki, namun Arkie memegang tangannya.

"Jangan."

"Apasih Kie! Biarin gue bikin lecek tuh muka dia!"

"Dibilang jangan ya jangan Eksha." bentak Arkie.

Eksha terdiam, nada bicara Arkie berbeda dari biasanya. Eksha yang udah kepalang kesal pergi begitu saja. Sedangkan dua sejoli disana hanya diam menatap kepergian Eksha. Begitu juga Arkie yang tidak ada niatan buat ngejar.

:+

Disinilah sekarang Eksha, rooftop sekolah. Dengan langit yang menghitam, angin kencang yang mengibaskan rambut pirangnya. Serta kepulan asap rokok yang meruak disekitarnya.

Suasana tersebut membuat Eksha semakin berpikir lebih dalam tentang Arkie. Dia sadar, jika seseorang bisa berubah dengan cepat, tapi ini terlalu cepat untuknya. Baru saja dia merasakan perut yang penuh dengan kupu-kupu, namun sekarang yang dia rasa hanya hati yang semakin terkikis dengan luka.

"Gue kira pacaran itu bahagia terus. Ternyata malah bikin gak tenang" gumam Eksha sambil menghembuskan asap rokoknya ke atas.

"Lu pacaran sama siapa Sha?"

Suara bariton dari arah pintu membuat Eksha terlonjak kaget. Degga dan Yossa berdiri disana sambil menatap Eksha dengan penuh pertanyaan.

"Gak ada, gue gak pacaran" sela Eksha.

Sejujurnya dia belum siap untuk membeberkan hubungannya dengan Arkie. Hanya satu hal yang Eksha takutkan, Arkie dibenci. Kalo dia, tidak masalah, karena memang dari awal Eksha disudah dibenci banyak orang.

"Gausah bohong deh lu, gelagat lu tuh gak bisa bikin kita percaya" kata Yossa sambil duduk disebelah Eksha. Sedangkan Degga hanya duduk diatas meja kayu tua sambil menyalakan rokoknya.

"Dih gak percaya amat, gue gak pacaran."

"Yang bohong pantatnya berkilau." ejek Yossa.

"Lu aja yang pantatnya kelap-kelip" balas Eksha sambil terkekeh.

Yossa dan Eksha kemudian saling mengejek, menghina satu sama lain. Itu hal biasa, tapi hal tersebut membuat Eksha sedikit bisa melupakan beban pikirannya.

Sedangkan Degga hanya menatap dua kawannya yang sedang saling meroasting. Kemudian dia membuang rokoknya dan menginjak dengan sepatunya.

"Sha.. Arkie kan?" ujar Degga dengan tiba-tiba.

Eksha yang semula tertawa terbahak-bahak seketika matanya melotot. Degga udah tau, tapi kok bisa. Bahkan selama ini mereka bertiga jarang bersama.

"Maksud lu apaan Ga?" tanya Yossa yang juga kebingungan.

"Eksha pacaran sama Arkie." jelas Degga.

Yossa menganga dengan terkejut. Di goyang-goyangkan tubuh pemuda bersurai blonde itu. Seakan membutuhkan penjelasan langsung.

"Sha, Sha, Sha.. Yang bener lu?!"

Eksha menunduk dan tidak mau melihat kedua temannya. Benar kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga. Apalagi Degga yang emang wataknya dia bakal cari tau sendiri apapun itu yang bersangkutan dengan kawannya.

"Iya bener" lirih Eksha. Dia sudah tidak bisa menutup-nutupi lagi. Namun ketakutan itu ada.

"ANJIRLAH! PLOT TWIST BANGET!" seru Yossa sambil menatap Eksha tidak percaya.

"Serius lu Sha??? lu sama Arkie itu?" Yossa masih berusaha meyakinkan dirinya dengan apa yang barusan dia dengar.

"Serius Yos, gue ada buktinya" potong Degga sambil duduk disebelah Eksha juga.

"Bukti apaan lu?" sentak Eksha.

"Bukti kalo lu pernah pelukan"

"BJIRLAH, UDAH PELUKAN AJA?!" ledek Yossa.

"APAAN SIH BOONG TUH!"

"Gausah ngeles lagi dah. Yoss lu tau gak, dia pelukan di ruko kosong pas hujan lagi" ujar Degga dengan nada mengejek.

"UDAH MELAKUKAN ADEGAN DEWASA??"

Eksha langsung membukam mulut ember dan cempreng milik Yossa. Dia juga gak kenapa bisa berteman dengan mulut ceplas-ceplos kayak Yossa. Sedangkan Degga hanya tertawa.

Pasti foto itu diambil oleh Asel, yang pernah dia liat di kawasan ruko yang sama waktu itu. Dia akui kebodohannya waktu itu.

"Kalian gak benci kan sama gue? atau bahkan sama Arkie?" lirih Eksha sambil melepaskan bungkaman tangannya dari mulut Yossa.

"Tenang aja Sha, gue terima apapun keputusan lu. Semisal emang Arkie bisa bikin lu jauh lebih seneng ketimbang sama kita-kita. Gue gak mempermasalahkan itu, cuma kalo Arkie malah membuat lu menderita. Gue sama yang lain gak bakal tinggal diem gitu aja" ungkap Degga sambil menepuk-nepuk pundak kawannya itu.

Eksha terdiam. Awalnya emang Arkie membuatnya dia seneng, cuma mengingat sifat Arkie tadi. Pikiran Eksha semakin berat.

"..."

tbc...voment + follow

✎ nv -09/01/24

Enchanted ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang