26. Bubur Ayam

28.3K 2.2K 61
                                    

Happy Reading


Bisa ditebak sendiri jawaban Eksha seperti apa. Dia malah memukul lengan Arkie dan langsung masuk ke kamar mandi tanpa harus berdebat lagi soal mandi bareng yang diinginkan Arkie.

Sejujurnya Arkie hanya bercanda, dia bahkan tidak berani mencium Eksha meski dia sangat menyukai bagaimana bentuk bibir Eksha. Dia masih tau batasan, Arkie tidak ingin merusak atau memprovokasi Eksha untuk melakukan hal-hal tersebut.

Dari beberapa laman web 'lgbt' yang dia baca. Kebanyakan orang disana secara terang-terangan mengungkapkan bahwa hal semacam itu bukan hal yang harus ditahan lagi.

Namun Arkie memilih untuk menahannya, jika suatu saat nanti mereka jauh lebih dewasa dan paham. Ya itu akan terjadi dengan sendirinya. Tapi untuk sekarang Arkie memilih menahannya, karena dia sangat menyukai sosok Eksha yang galak, judes, cerewet, ngambekan ini. Jangan sampai hanya terbawa nafsu belaka, membuat Eksha malah risih dengannya.

"Udah belum Shaa lama banget?"

"BARU JUGA GUE MASUK!" teriak dari dalam. Arkie terkekeh sambil membuka pintu kostnya.

Motor Eksha masih terparkir disana, Arkie meregangkan tubuhnya sambil menghirup udara pagi itu yang cukup sejuk.

"Gimana lancar gak?" celetuk bang Arya dengan senyuman miring. Btw kost bang Arya ada disebelah kost Arkie.  Jadi sekarang dia lagi ngerokok sambil ngopi didepan terasnya.

"Lancar apaan bang?" Arkie mendekati bang Arya dan duduk disebelahnya.

Bang Arya membuat gerakan tangan yang entah Arkie gak begitu paham maksudnya apa. Tapi dari mimik muka bang Arya, Arkie tau maksudnya apa.

"Haha kagak lah bang, masih bocah dia mah"

"Siapa yang masih bocah?"

Eksha muncul dengan penampilan yang jauh lebih segar sambil membawa handuk. Raut muka kesal dan melemparkan handuk itu ke wajah Arkie.

"Gue bukan bocah!"

"Yaudah bocil"

"Apa bedanya anjing! Sono dah mandi lu" usir Eksha.

Arkie terkekeh kecil dan mengacak-acak rambut basah Eksha. Hingga sang empu memukul punggung Arkie, Pelan doang kok, gak mungkin dia mukul beneran.

Setelah Arkie pergi mandi, sekarang Eksha yang gantian menduduki tempat Arkie tadi. Bang Arya hanya senyum melihat dua sejoli yang menurutnya unik ini.

"Lu pacaran sama Arkie?" bang Arya tiba-tiba melontarkan pertanyaan itu secara mendadak, hingga Eksha bingung mau menjawab apa.

"Gak kok bang cuma temen"

"Gak usah bohong deh, gue tau"

"Gak bohong beneran, gue sama Arkie cuma temanan doang."

"Alah gausah ngeles begitu. Gue ini gak bisa ditipu"

Eksha cume diam saja. Dalam benaknya apa dia dan Arkie akan digeruduk warga sini karena berhubungan sesama jenis. Eksha jadi merinding sendiri membayangkannya.

"Lu gak mau nangkap gue kan bang?" cicit Eksha dengan nada sedikit ketakutan.

"Lu kira lu biawak lepas, pake ditangkap segala" bang Arya menyesap kopi hitamnya.

"Kan siapa tau gitu"

"Kagak tenang aja, udah jamannya begini. Gak cuma lu sama Arkie doang"

"Maksudnya banyak yang pacaran sesama jenis?" tanya Eksha dengan penasaran.

"Iya"

"Abang gak ada rasa gimana-gimana?"

"Rasa gimana anjir?"

"Ya kan Arkie dah homo"

"Biasa aja kali, soalnya gue juga calon homo"

Eksha membulatkan matanya sempurna. Bingung mau seneng apa terkejut. Seneng karena Arkie tidak dibenci oleh temannya, terkejut karena katanya bang Arya juga calon homo. Jadi mereka disitu homo. Eksha terkekeh geli.

:+

"Pantat gue sakit Kie, masih jauh gak ini?" Eksha menggerutu terus menerus. Pasalnya mereka berdua sedang bersepeda untuk membeli bubur ayam yang katanya deket dari kost. Dan karena jalannya hanya bisa muat satu sepeda, akhirnya Eksha rela menahan sakit dipantatnya, karena di bonceng di depan.

"Itu gang depan belok kanan, sampe deh" ujar Arkie sambil tersenyum dan mengayuh pelan sepedanya.

"Alah masih jauh anying, gue jalan aja yaa. Serius pantat gue sakit banget Kie"

Karena tidak tega melihat Eksha yang terus merengek seperti itu. Akhirnya Arkie mengayuh sepedanya lebih cepat, supaya lebih cepat sampai.

"PELAN-PELAN ARKIE, GUE MASIH MAU HIDUP!!"

"WOI WOI ADA POLISI TIDUR, BANGKE!" Eksha meringis ketika melewati polisi tidur itu. Pantatnya yang hanya tulang itu terasa nyeri gak karuan.

Tanpa menggubris teriakan Eksha, Arkie semakin mengayuh sepedanya dengan kencang. Dan akhirnya sampai.

"Deket kan? lu sih teriak-teriak mulu"

Karena gemas dan kesal dengan Arkie. Eksha hanya mencubit lengan sang dominant. Dan duduk kursi plastik.

"Pak dua ya"

"Siap den"

Arkie ikut duduk disebelah Eksha sambil mengelus lengannya yang memerah karena bekas cubitan Eksha. Tapi dia seneng, tiada hari tanpa menjahili sang pacar.

Semakin Eksha kesal, semakin dia senang. Karena wajah kesal Eksha menurutnya itu lucu. Cuma kalo Eksha udah melayangkan jurus serangan balik. Dah itu yang gak enak.

"Tim bubur diaduk atau gak diaduk?" tanya Arkie untuk memecahkan keheningan.

"Tim bubur diseruput"

Arkie tertawa kecil, tangannya mengusap pipi Eksha yang halus itu. 

"Kalo gue sih tim Eksha" ujar Arkie.

"Gue bukan bubur!"

"Yang bilang lu bubur siapa?"

"Ya itu maksudnya apa tim gue?"

"Ya apapun pilihan, gue tetep pilih elu"

Eksha melirik sinis ke Arkie. Eksha kalo salting mainnya tangan. Lihat sekarang Arkie hanya bisa meringis karena lagi-lagi Eksha memukul lengannya.

Setelah selesai acara pukul memukul nya. Mereka memakan buburnya dengan hening sambil sesekali melihat kearah orang-orang yang lewat. Cukup ramai, karena hari itu minggu. Dan kata Arkie gak jauh dari sini ada pasar kaget.

Saat hening-heningnya makan. Tiba-tiba ada yang memanggil. Suara cewek.

"INI ARKIE YA?"

tbc...voment + follow

✎ nv -07/01/24

Enchanted ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang