❝ Happy Reading ❞
Eskha berkedip-kedip bingung. Kayaknya kupingnya perlu dicek ke dokter. Makin ngelantur aja kalo dia deket sama Arkie. Mana muka Arkie yang lempeng tanpa dosa begini.Kasarnya telapak tangan Arkie masih terasa dipipi Eksha. Mata legam yang terus menatapnya. Jantung nya terpacu lebih cepat.
"Sha? mau kan?" suara lembut Arkie.
"Gue sama lu?"
"Iyaa"
"Gue sama lu??" Eksha menunjuk dirinya lalu menunjuk dada Arkie.
"Iyaa Shaaa"
"Gue sama lu???"
"Iyaaa Ekshaa." karena gemas Arkie menangkup kedua pipi Eksha dan mengunyel-unyelnya.
Eksha masih belum mengerti. Arkie mengajaknya berpacaran. Pacaran kan itu dua lawan jenis yang saling jatuh cinta.
"Tapi gue sama lu kan cowok" jawab Eksha dengan polosnya..
"Ya emang kenapa kalo sama-sama cowok?"
Pertanyaan Arkie malah membuat Eksha semakin berpikir keras. Iya ya kalo cowok sama cowok, kenapa juga.
"Emangnya boleh ya?"
Arkie tersenyum dan melepaskan tangannya dari pipi Eksha. Dia mengangguk pelan seraya berkata.
"Boleh kok. Asal gak ketahuan aja"
Entah ya kenapa Eksha malah menganggukkan kepalanya.
"Iya gue mau pacaran sama lu"
Arkie sedikit terkejut. Dia menghela napas lega. Takut jika Eksha bakal menolaknya. Tau sendiri kan Eksha seperti apa, Arkie sendiri dari awal sudah tertarik dengan pemuda blonde didepannya ini. Karena menurut nya Eksha itu berbeda, Eksha hanya anak kecil yang dipaksa bertarung dengan banyaknya orang yang membencinya. Mereka hanya iri dengan kehidupan sempurna Eksha. Arkie tidak. Arkie hanya ingin terus mengenal Eksha lebih dan lebih tanpa memandang kekayaan Eksha.
"Boleh peluk?" ujar Arkie sambil tersenyum kecil. Baru minta izin, tadi juga main nyosor aja. Dasar Arkie.
"Ohh ya.. ah ya ya boleh" Saking gugupnya Eksha sampai tergagap.
Arkie mendekat dan langsung memeluk tubuh Eksha. Satu kata, nyaman. Tubuh Eksha yang ramping dan sedikit berotot mampu memberikan Arkie kehangatan. Meskipun diruangan itu cukup panas, mereka merasa nyaman aja pokoknya.
"Kie lu sadar gasih kita berdua itu kekunci disini" ujar Eksha sambil menepuk-nepuk punggung lebar Arkie yang masih memeluknya.
Jangan tanya gimana perasaan Eksha. Seneng banget, banget. Jujur dia juga gak nyangka bakal berakhir berpacaran dengan cowok ini. Dari awal sih Eksha juga tertarik. Tapi dia juga bingung tertarik dalam konteks apa.
Tapi Eksha juga sangatlah bersyukur mungkin dengan berjalannya hubungan mereka. Eksha jauh lebih tau kehidupan Arkie.
"Sadar kok"
"Gaada niatan mau keluar?"
"Nggak, biarin kita berdua kekunci disini"
"Dih! gue gak mau tidur disini ya"
Arkie melepaskan pelukannya dan menatap pemuda dengan manik coklat yang sedang cemberut didepannya.
"Gue juga gak mau, cuma gue mau ngabisin waktu disini bareng elu"
Blush. Eksha tersipu lagi. Arkie belajar dari mana sih kayak gitu. Aneh gak kalo cowo salting gara-gara cowo juga. Eksha ingin menghilang saja rasanya.
"Gue izin buka baju ya Sha.." ujar Arkie tiba-tiba.
"Weh weh lu mau ngapain gue?!!" Reflek Eksha memundurkan tubuhnya menjauhi Arkie. Takutlah, Arkie ini susah ditebak anaknya.
"Haha gue pake daleman kaos. Gerah pake kaos olahraga" Arkie membuka kaos olahraga yang berlengan panjang, dan benar dia memakai kaos oblong putih. Barulah disitu Eksha bernapas lega. Jangan kira Eksha ini gak ngerti hal-hal berbau dewasa. Eksha paham, karena Degga kadang suka mengiriminya link tidak senonoh. Eksha cuma lihat sekilas dan ujung-ujungnya memblokir nomer salah satu teman laknatnya itu.
"Kok jauhan, sini. Gue gak bakal ngapa-ngapain lu" Arkie menatap Eksha yang memasang muka siap siaga. Ya siapa tau Arkie bakal aneh-aneh. Dia bakal mukul pake teknik yang sering dipake.
"Gue jadi takut sama lu Kie..." Arkie yang mendengar nya hanya terkekeh. Tangannya menarik pelan Eksha untuk kembali duduk disebelahnya.
"Gue gak akan gigit lu Eksha.."
Akhirnya Eksha menurut saja duduk disebelah Arkie. Tapi tetep sama, siap siaga itu penting.
Kedua saling diam. Kayaknya mereka masih gak nyangka mereka yang awalnya tidak saling mengenal. Namun sekarang terikat dalam suatu hubungan yang romantis.
Arkie merebahkan dirinya dimatras dan menatap langit-langit sambil menyunggingkan senyum. Eksha melihat nya pun tanpa sadar ikut tersenyum.
"Sha" panggil Arkie..
"Apa?"
"Gue suka sama lu" blush lagi. Arkie hobinya selalu bikin jantung Eksha mau keluar dari tempatnya.
"Lu kayak temen gue Kie kalo lu begitu"
Arkie memiringkan tubuhnya dan menahan kepalanya dengan tangan kanannya. Menghadap kearah Eksha yang masih duduk manis.
"Maksudnya?"
"Ya itu temen-temen gue selalu telfonan sama siapa aja terus bilang suka." jelas Eksha.
"Tapi gue sukanya elu, bukan siapa aja"
Sudah cukup Arkie, kasian tuh cowo lu. Saltingnya sampe bikin wajahnya kayak tomat. Eksha memalingkan mukanya. Lama-lama senam jantung jika Arkie terus-terusan begini.
"Mau tidur siang gak?" tawar Arkie
"Hah? tidur siang?"
Arkie mengangguk sambil kembali merebahkan dirinya dimatras dan menjadikan baju olahraga nya yang tadi menjadi bantal untuknya.
"Disini?"
"Iya disini"
"Gak mau ah, gue mau keluar disini"
"Kan dikunci itu"
Eksha menatap pintu kayu yang terkunci itu. Sial, siapa sih yang ngunciin mereka. Tapi dia juga seneng, kalo gaada tragedi kekunci ini mereka gak bakal jadian.
"Gue mau telfon temen gue!"
Eksha merogoh sakunya untuk mengambil hp, namun sayangnya gak ada. Dia terdiam sejenak. Dia lupa bawa hp, seingetnya terakhir kali dia letakkan di atas bangkunya. Eksha menghela napas berat.
"Kan? makanya disini aja dulu sama gue"
"Lu kan pacar gue sekarang." Arkie tersenyum menggoda Eksha. Eksha yang geram langsung meninju lengan Arkie.
"Aduhh Shaa hahaha"
tbc... voment + follow
✎ nv -28/12/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ✔️
Teen Fiction⚠️ BL "Gue miskin, Sha." -Arkie Wibowo. "Gue bisa ngasih lu apapun." -Eksha Maliksya. "Gue gak punya hal yang bisa dibanggain." -Arkie Wibowo. "Gue selalu bangga sama lu." Eksha Maliksya. Kisah anak pemilik sekolah yang selalu bergelimang harta dan...