Extra Part

39.6K 2.5K 221
                                    

Happy Reading

TW

Berita malam itu terdengar pilu bagi siapapun yang mendengarnya. Ditambah dengan suasana malam yang dingin karena terpaan angin. Warkop, tempat yang menayangkan berita tersebut, juga terlihat sangat sepi.

Cuaca malam itu sangat berbeda membuat siapa saja yang duduk di warkop itu harus mengeratkan jaket mereka.

Berkali-kali pemuda dengan hoodie hitamnya mengecek jam di ponselnya. Seperti menunggu seseorang mengabari dirinya. Dihadapannya terdapat kopi hitam andalannya yang tinggal separuh.

Sudah hampir jam 9 malam, terhitung sejam dia duduk disana. Jalanan didepan warkop juga sangat sepi. Hanya satu dua motor saja yang lewat. Mungkin karena hujan lebat yang beberapa jam lalu mengguyur kawasan itu.

Denting notifikasi diponselnya berbunyi, ada sebuah pesan hangat yang membuatnya tersenyum, sambil menenggak kopi hitam yang sedikit pait dalam satu tegakan. Dia berdiri.

"Mang jadi berapa?"

"5 ribu aja"

Pemuda itu menyodorkan uang berwarna ungu kepada penjaga warkop tadi. Dan buru-buru keluar dari warkop, namun penjaganya meneriakinya.

"Eh kembaliannya!"

"Gapapa mang gak usah, ambil aja"

"Yok makasih"

"Makasih juga mang, saya duluan"

Pemuda tersebut langsung menaiki motornya tidak lupa memakai helmnya dan langsung melaju dengan kecepatan sedang. Terlihat gerak-geriknya seperti dia sangat senang. Angin malam juga sepertinya tidak menyurutkan semangat nya.

Hingga dia sampai di depan salah satu kampus swasta yang indah karena lampu-lampu kecil yang menghiasi taman didepannya.

Diambilnya ponsel di kantongnya lalu jari-jarinya mengetik sesuatu. Sebelum ponsel itu kembali dikantongin. Netranya mengedar kearah dalam kampus, disana ramai beberapa mahasiswa dengan beberapa bus yang terparkir juga.

Hingga pandangannya tertuju kepada sosok pemuda lain yang sedang berlari kecil kearahnya sambil membawa bingkisan serta tas ransel.

Pemuda tersebut langsung berdiri dan turun dari motor. Senyuman lebar tampak jelas dikedua bibir mereka.

"Nunggu lama yaa?"

"Udah dari dua minggu yang lalu"

"Yeh itu mah aku baru berangkat" ujarnya sambil menyodorkan bingkisan kearah pemuda berhoodie hitam itu.

"Apa ini?"

"Hadiah, itu aku bikin sendiri" serunya sambil tersenyum.

"Masih sih? aku buka ya?"

"Nanti aja, ayo nyari makan dulu! Laper banget tau!" gerutunya.

Pemuda berhoodie tadi mengusak-usak surai lembut yang beberapa hari ini tidak dia sentuh.

"Siniin ranselnya, pasti berat itu."

"Gapapa, ayooo"

Namun pemuda berhoodie tadi layaknya tuli, diambilnya ransel yang menempel dipunggung itu dan memakainya didepan dadanya. Perlakuan tersebut membuat sang pemilik ransel menahan senyumnya.

Enchanted ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang