HAPPY READING
"Jauhkan Canny dari traumanya, tolong. Ingatan anak kecil sangat kuat, bahkan sampai mereka dewasa sekalipun."
Jung Ahyeon tidak akan pernah memaafkan seseorang yang telah berani membuat adik bungsunya dalam bahaya. Bahkan jika itu dirinya sendiri.
Ucapan dari Dokter Kim kemarin malam menjadi boomerang untuk dirinya. Rasa sesak seolah terus menggerogoti mengingat betapa tak berdayanya tubuh sang adik saat ia papah keluar dari ruangan terkunci. Ditambah kelakuan kembarannya semalam terhadap Rora, Ahyeon pikir dia tidak lagi punya muka untuk berhadapan secara langsung dengan adiknya yang satu itu.
Pemikirannya bak tali yang saling menyampul tanpa mau saling melepas. Pikirannya kacau, sampai suara sang ayah terdengar di telinganya. Ahyeon sedikit merasa lega ketika bibir tebal sang ayah menyapu keningnya.
"Maaf, papa telat. Papa tidak tahu akan ada macet yang begitu parah." Jaehyun sedikit meringis mengingat betapa macetnya Seoul pagi ini.
Ahyeon yang mendengar itu hanya tersenyum simpul, gadis itu menggeleng pelan.
"Tidak apa-apa. Papa sudah datang, aku senang."
Jaehyun mengangguk. Kini mereka sedang berada di depan ruang kepala sekolah. Rencananya, mereka akan mengusut kasus atas nama Jung Canny.
Jangan pikir jika Jaehyun tidak mengetahui hal ini. Ia justru menjadi orang pertama yang merasa marah saat mengetahui keadaan anak bungsunya itu. Ia dengan segera memajukan rapat kerjasama dengan orang-orang penting di China, yang menghabiskan waktu 10 jam lamanya.
Belum lagi cuaca buruk yang menimpa langit ibukota, Jaehyun dan Jisoo harus kembali bersabar untuk menunggu penerbangan selanjutnya.
Bahkan setelah sampai di Seoul, Jaehyun langsung membersihkan diri di salah satu cabang hotel yang ia bangun untuk bisa langsung ke sekolah anaknya. Membiarkan sang istri untuk pulang terlebih dulu. Ia belum sempat menjenguk putri bungsunya di rumah.
"Tuan Jung, kami benar-benar minta maaf atas keteledoran kami dalam menjaga anak-anak. Semua kejadian ini diluar prediksi kami." Hong Joshua, sosok kepala sekolah yang beberapa tahun ini menjabat, terlihat sangat menyesal dalam ucapannya.
Mengenai kejadian dari salah satu anak donatur tetap di sekolah ini, Joshua bukan semata-mata mengatakan hal tersebut karena ingin mengambil simpati dari Jung Jaehyun. Tapi, beliau memang dikenal oleh banyak orang sebagai pribadi yang begitu mencintai anak muridnya. Terlebih ini adalah Jung Canny, anak kelas 9 yang sedari awal memasuki New Zealand School telah meraih banyak prestasi.
"Saya tidak sepenuhnya menyalahkan pihak sekolah. Tapi, saya tidak akan memaafkan mu selaku kepala sekolah jika tidak bisa menemukan pelaku dari perundungan putri saya." Joshua mengangguk menanggapi hal itu.
"Tuan, kita bisa mulai menyelidiki hal ini melalui cctv."
Ahyeon mengernyit, "pak, ruang penyimpanan tidak memiliki cctv. Aku sudah melihat seluruh rekaman cctv di tanggal kemarin, tapi tidak ada--"
"Di hapus."
Joshua memotong ucapan anak Jung Jaehyun itu. Ia menarik napas dalam sebelum kembali melanjutkan ucapannya.
"Ahyeon, rekaman cctv itu mungkin saja sudah di hapus. Pelaku tentu tahu siapa Jung Canny dan koneksi keluarga kalian." lanjutnya.
Benar. Kenapa Ahyeon baru memikirkan hal ini sekarang?
"Tapi, bagaimana bisa dia berkeliaran sesukanya di ruang cctv?" Ahyeon masih tidak terima dengan kenyataan sebelumnya. Pemikirannya mulai berkelana, siapa sebenarnya pelaku dari perundungan adiknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Différent [✓]
Fanfiction❝Life is based on differences between two people with different bodies❞ © matchavesper, 2023.