Différent ; 65. Rain Under Snow

2.7K 219 107
                                    

HAPPY READING

Seorang gadis berambut pirang dengan poni tipis yang menghiasi dahinya, terlihat tengah sibuk memetik bunga Krisan di halaman belakang mansion. Senyum manisnya tak luntur sedari tadi, bahkan di bawah salju pagi ini.

Musim dingin kembali lebih awal tahun ini. Gadis yang diketahui bernama lengkap Jung Canny itu sedikit kesal, bunga Krisan yang ia petik hampir membeku, bahkan beberapa kelopaknya gugur.

"Canny!"

Teriakan seseorang di pintu belakang mansion, membuat kegiatan Canny terhenti. Ia menoleh, dan mendapati salah satu kakak kembarnya tengah melambaikan tangannya. Mengisyaratkan dirinya untuk segera menyusul.

"Sebentar lagi mungkin akan ada badai salju. Cepat masuk! Dokter Mingyu sudah datang, tidak baik membuatnya menunggu." teriak Ahyeon.

Canny berdecak kesal, ia dengan terpaksa berjalan menyusul sang kakak dengan memeluk beberapa tangkai bunga Krisan.

"Kakak mengganggu ku saja." katanya, nada kesal jelas terdengar. Membuat Ahyeon tertawa kecil saat mendengarnya.

Ahyeon menggandeng tangan Canny yang terbebas, dapat ia rasakan jika tangan sang adik begitu dingin.

"Kamu sangat dingin. Ingin aku buatkan sesuatu?" tanyanya sedikit khawatir.

Canny menggeleng, "aku ingin langsung ke kamar saja."

Canny tak menghiraukan keluarganya juga dokter Mingyu yang tengah duduk di ruang tengah. Begitupun dengan Ahyeon yang hanya menggeleng kecil saat melihatnya yang langsung masuk ke dalam lift.

Canny menatap bunga Krisan di pelukannya dengan wajah yang sangat bahagia. Tak sabar ingin memberikan bunga itu pada seseorang.

Ting!

Canny berjalan keluar dari dalam lift, lalu mulai masuk ke dalam kamarnya sendiri. Langkahnya ia bawa menuju meja belajar. Dengan penuh kehati-hatian, ia memasukkan satu-persatu bunga Krisan tadi ke dalam vas bunga yang memang telah ia sediakan sebelumnya.

Senyum puas tercetak di bibirnya, ketika melihat bunga Krisan berwarna putih itu berada di dalam vas. Ia lantas mendudukkan dirinya di kursi, lalu mulai memandangi bunga itu sangat lekat.

"Canny,"

Canny menoleh, ia lantas tersenyum senang saat Rora datang dan memanggilnya.

"Dain, lihat! Bukankah bunga Krisan ini sangat cantik?"

Rora sedikit memiringkan kepalanya, guna untuk melihat bunga Krisan yang kini berada di dalam vas. Ia tersenyum, lalu mengangguk menyetujui.

"Sangat cantik. Apakah kamu mengambilnya dari taman belakang?" tanyanya, dan Canny mengangguk.

"Iya, akan sangat disayangkan jika bunga-bunga itu berguguran karena tidak tahan dengan cuaca dingin." kata Canny.

Rora terkekeh kecil. Ia lantas menarik lengan Canny menuju ranjang, mengajak sang adik untuk duduk di sana.

"Mama merawatnya dengan baik, tidak mungkin akan gugur begitu saja." Canny berdecak kesal mendengar itu.

Différent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang