Différent ; 4. Good Night, Little Sister

2.2K 291 35
                                    

HAPPY READING

Makan malam kali ini sedikit berbeda. Tentu saja hal itu karena berita tentang Ruka yang berhasil lulus sidang pagi tadi. Anak sulung keluarga Jung itu terlihat sangat senang dikelilingi oleh keluarganya.

Saat ini, mereka sedang mengadakan makan malam di taman belakang mansion yang begitu luas. Mengadakan pesta barbeque kecil-kecilan ala keluarga bahagia pada umumnya.

Tapi, bisa kita lihat di sini yang paling antusias adalah kedua anak bungsu keluarga Jung. Rora dan Canny, mereka nampak tertawa bersama saat memanggang daging di atas bara api.

"Canny, jangan terlalu dekat dengan apinya." Rora berucap sambil menarik pelan lengan sang adik untuk menjauh.

"Tapi ini--"

Duak!

Semuanya terkejut saat ledakan kecil yang ditimbulkan dari bumbu barbeque yang jatuh ke atas api, hampir mengenai si bungsu.

"Anak-anak, menjauh dari sana!"

Jaehyun menggiring kedua anaknya untuk menjauh dari tempat pemanggangan. Mereka didudukkan pada bangku kosong di samping si kembar yang langsung menarik Canny.

"Kamu tidak apa-apa? Ada yang terluka?" Ahyeon berucap khawatir dengan Rami yang memeriksa lengan adiknya.

"Aku tidak apa-apa, kak."

Rami menghela napas lega saat tak mendapati luka dari tubuh sang adik. Dia lantas beralih pada Rora yang hanya melihat Canny dengan tatapan khawatirnya.

"Lain kali bermainlah di tempat yang aman. Jangan mengajaknya bermain di dekat api." ucap Rami sedikit meninggikan suaranya.

"I-iya, kak. Maaf." Rora menunduk saat salah satu kakak kembarnya itu menatapnya dengan tajam.

Sedangkan dari tempat lain, Jisoo dan Jaehyun saling menatap. Mereka tidak bisa membenarkan Rami yang meninggikan suaranya pada Rora. Tapi, ucapan Rami juga perlu dibenarkan. Cukup berbahaya bermain di dekat api.

"Sudahlah, yang penting Canny tidak apa-apa. Rora, kemari." Jaehyun memanggil Rora untuk mendekat. Membiarkan salah satu putrinya dekat dengan kakak-kakak yang terlalu over pada anak bungsunya bukanlah hal benar.

"Biarkan ini jadi urusan kakak besar, Rora, Canny. Kalian duduk saja, ya. Memanggang daging bukan hal besar." ucap Ruka dengan senyum manisnya.

Ruka lantas menarik lengan adik pertamanya itu agar membantunya untuk memanggang daging. Di susul oleh ibu dan adik keduanya, Ruka tidak ingin suasana tegang tadi semakin parah.

Rora menghela napas panjang. Dia duduk di samping sang ayah setelah ibunya membantu ketiga kakaknya. Tatapannya lantas tertuju pada Canny dengan kedua kakak kembarnya.

Sedikit banyaknya, ada rasa iri di hati saat Canny mendapatkan perlakuan berbeda dari kakak-kakaknya. Meskipun kedua orangtuanya menyayanginya sepenuh hati, bahkan tak membeda-bedakan mereka bertujuh, tapi ada hal yang kurang bagi Rora.

Tepukan ringan ia dapatkan di pucuk kepalanya. Rora menoleh dan mendapati sang ayah yang tersenyum padanya.

"Jangan dipikirkan ucapan kak Rami. Dia hanya khawatir dengan kalian." ujar Jaehyun lembut. Dia mencium dahi putrinya itu singkat sebagai bentuk betapa sayangnya dia pada salah satu putri kecilnya.

"Aku tidak apa-apa, papa." Rora balas tersenyum manis pada sang ayah. Ucapan Rami bukan masalah besar, setidaknya ada sang ayah yang selalu tahu mengenai suasana hatinya.

Makan malam yang biasa saja namun terkesan mewah di mata orang-orang di bawah mereka. Di bawah langit malam yang penuh pernak-pernik semesta, Rora kembali bersyukur pada Tuhan karena telah dipertemukan dengan keluarga yang menerimanya dengan tangan terbuka.

Différent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang