HAPPY READING
Seperti yang Asa duga, kepala sekolah Netherland memang tidak berada di tempat. Hal ini membuatnya sedari tadi menggerutu dalam hati, karena sejujurnya dia ingin langsung pulang setelah mengantar sang adik masuk sekolah.
Pharita di sampingnya hanya bisa tertawa kecil. Jika di tanya tentang perasaannya, jawabannya akan sama seperti Asa. Tapi, sudahlah... toh, dia di sini juga memiliki tujuan lainnya.
Keduanya berjalan beriringan menuju ruangan salah satu guru. Asa tidak tahu, dia hanya mengikuti sang kakak. Hingga keduanya berhenti di depan ruang guru keamanan dengan seorang Jungwon yang sudah duduk di bangku panjang.
Asa mengernyit, "kak Jungwon?"
Mendengar namanya disebut, membuat Jungwon mendongak yang awalnya fokusnya pada ponsel. Senyum kecil muncul di bibirnya saat melihat sang kekasih dengan adiknya di depannya.
"Oh, hai."
Pharita yang lebih dulu duduk di samping Jungwon, membuat Asa mau tak mau ikut duduk di seberang keduanya. Wajahnya masih nampak bingung, kenapa ada Jungwon di sini?
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Asa, rasa penasarannya jauh lebih besar ternyata.
"Untuk menemani kalian, apa lagi?" jawabnya santai.
Sebagian dari otak Asa berpikir jika mungkin saja Pharita yang mengabari Jungwon. Ia lantas menggeleng pelan, tak habis pikir dengan kemesraan keduanya yang dibawa ke mana saja.
"Kamu akan tahu nanti, Asa." timpal Pharita.
"Ayolah, jika kalian ingin bermesraan katakan saja. Aku bisa pulang sendiri atau mengabari kak Yoshi untuk menjemput." Asa berucap dengan nada kesal serta raut wajah datar khasnya.
"Mungkin kamu akan pulang sendiri. Haruskah aku ingatkan kembali jika kekasih mu itu sedang memiliki kelas pagi?" Jungwon hampir saja tertawa lepas saat raut wajah Asa semakin datar. Dalam hati bersorak gembira karena berhasil membuat kesal salah satu adik Pharita yang berkepribadian tertutup.
"Sudah, sudah. Lebih baik kita langsung masuk, Jungwon. Asa harus ke kampus sebentar lagi, dan aku pikir pembicaraan kali ini bisa lebih jelas nanti."
Mendengar ucapan Pharita membuat Jungwon dan Asa hanya bisa mengangguk. Asa sendiri lantas mengikuti sang kakak dengan kekasihnya untuk masuk ke dalam ruangan. Dia tidak tahu apapun, alasan kedua orang itu kemari pun dirinya tidak tahu.
Cklek
"Permisi, Mr. Lee."
Lee Jimin yang sedang sibuk dengan pekerjaannya lantas menoleh, ia lantas membuka kacamata bacanya lalu mempersilakan ketiga orang tadi untuk masuk.
"Silakan duduk," ucap Jimin mempersilakan ketiganya untuk duduk di sofa.
Sebelum kemari, Jungwon sudah lebih dulu membuat janji dengan guru keamanan itu. Membuat Jimin yang memang seharusnya bekerja ekstra di masa ujian para murid kelas akhir, pada akhirnya harus menyerahkan pekerjaannya pada guru lainnya.
Semua itu dilakukan bukan karena dirinya takut pada keluarga Jung, tapi karena laporan dari Jungwon dan Pharita mengenai tindak bullying adalah hal tabu dan tidak seharusnya ada di sekolah bergengsi seperti Netherland.
"Jadi, bagaimana Mr. Lee? Apakah sudah ada pertimbangan dari pihak sekolah tentang permasalahan ini?" Jungwon bertanya dengan langsung berterus-terang, jika sudah menyangkut hal penting dirinya akan lebih serius. Sosoknya akan jauh berbeda dengan Jungwon biasanya.
"Begini," Jimin menarik napas panjang sebelum berucap, "mungkin ini waktu yang kurang tepat. Melalui laporan kalian, para perundung itu berada di kelas akhir. Dan seperti yang kita tahu, anak kelas akhir sedang melakukan ujian. Kesannya akan sangat menggangu jika kita tiba-tiba memanggil mereka untuk permasalahan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Différent [✓]
Fanfiction❝Life is based on differences between two people with different bodies❞ © matchavesper, 2023.