Différent ; 18. Worries About Dreams

1.4K 218 11
                                    

HAPPY READING

Ahyeon dan Canny telah sampai di mansion lebih cepat dibandingkan keempat saudara mereka lainnya. Rora menghubungi Ahyeon tepat waktu, karena jalanan yang mulai macet jadi Ahyeon tidak perlu membelokkan mobilnya menuju sekolah Rora.

"Kak Ahyeon, aku akan langsung ke kamar ya. Kepala ku pusing, aku ingin tidur." ucap Canny dengan suara yang lirih. Tubuhnya terasa lemas sedari tadi pagi, tapi dia tak memberitahu hal itu pada kakak-kakaknya.

Ahyeon mengangguk lalu mengusap sayang kepala Canny. "Iya, istirahatlah. Wajah mu terlihat pucat. Nanti akan ku bangunkan saat makan malam, ya."

"Baiklah, aku ke atas dulu. Sampai jumpa nanti." Setelah mencium singkat pipi Ahyeon, Canny langsung berjalan menuju lift menuju ke lantai 3.

Ahyeon sendiri pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tenggorokannya terasa kering sedari tadi. Beberapa maid yang melihatnya segera membungkuk untuk memberi salam.

Sepertinya menjadi keluarga Jung adalah impian setiap orang. Meskipun di dunia ini ada kasta yang jauh lebih tinggi daripada kedudukan kedua orangtuanya, tapi Ahyeon adalah satu diantara banyaknya anak konglomerat yang diperlakukan bak Tuan Putri di rumah.

Ahyeon segera berlalu dari dapur setelah selesai dengan urusan minum. Ia lantas pergi menaiki lift menuju kamarnya. Seperti anak remaja pada umumnya, Ahyeon tentu tak langsung membersihkan diri setelah seharian sibuk dengan belajar. Kini dia terlihat sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang setelah melempar ranselnya sembarangan.

"Mama dan papa baru akan sampai rumah besok pagi. Pemeriksaan Canny juga baru akan dilaksanakan lusa." Ahyeon bermonolog sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Canny sangat lesu dari tadi pagi, apakah semua ini karena sakitnya?" Ahyeon menelan salivanya setelah kembali bergumam, "sebenarnya... sakit apa Canny?"

"Aku harap tidak parah,"

Ahyeon masih dalam posisi yang sama. Dalam otaknya, ia menerka-nerka tentang penyakit apa yang kemungkinan bersarang di tubuh sang adik. Tentu pemikirannya tidak seburuk itu untuk menebak sakit yang diderita oleh Canny.

"Tapi... bagaimana jika harapanku tidak sesuai dengan kenyataan?"

Tapi, hukum alam selalu berjalan dengan semestinya. Jika ada hal yang menjadi kemungkinan baik atau buruk dalam dunia kesehatan di keluarga Jung, jawabannya adalah dokter Jungwoo. Dokter pribadi keluarga Jung yang bergelar doktor serta telah diakui kehebatannya di seluruh Asia.

"Tuan Jung, saya tidak bisa memvonis hanya dari pemeriksaan ringan. Kita perlu membawa Canny ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut."

Ahyeon yakin jika ucapan dokter Jungwoo saat itu hanya alasan untuk menutupi sesuatu. Bukannya Ahyeon menuduh, justru itu adalah dugaan yang sudah pasti benar adanya.

Seorang dokter hebat yang sudah diakui satu benua, menggunakan alasan tidak bisa memvonis penyakit dari pemeriksaan ringan, itu seperti bukan tipikal dokter-dokter hebat pada umumnya.

Ahyeon menggeleng ribut, "tidak Ahyeon. Jangan pernah berpikir macam-macam tentang Canny, dia akan baik-baik saja."

Tak ingin larut dalam pemikiran gilanya terlalu lama, Ahyeon memutuskan untuk segera beranjak mandi untuk mendinginkan kepala. Pelajaran hari ini cukup menguras otak. Ayolah, menjadi orang pintar tak se-menyenangkan yang terlihat.

___________

Dari 6 orang anak Jung, Rora dan Asa menjadi yang terakhir yang sampai di mansion. Keduanya kini telah melakukan aktivitas masing-masing. Karena sebelumnya telah mampir ke café untuk makan, keduanya tidak lagi ikut serta dalam acara makan malam.

Différent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang