Différent ; 23. Worrying Minor Incident

1.3K 191 18
                                    

HAPPY READING

Kondisi Canny masih belum bisa dikatakan baik. Meskipun demamnya sudah turun, tapi dia masih harus dirawat di rumah sakit atas saran dari dokter Jungwoo. Kalaupun Canny sudah diperbolehkan pulang, semua itu masih harus dalam pengawasan sang dokter.

"Jadi, apakah Canny bisa sembuh total, dokter?"

Dokter Jungwoo menatap pada map yang sedari tadi ia pegang, lalu beralih pada Jaehyun dan Jisoo yang duduk dihadapannya dengan meja kerja sebagai penghalang.

"Tuan dan nyonya Jung, ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan pada kalian. Ini menyangkut Canny dan sakitnya,"

"Tentang apa?"

Dokter Jungwoo mengetukkan jemarinya pada meja, lalu menarik napas panjang sebelum kembali berucap.

"Terdapat kabar baik dan kabar buruk dari pneumonia. Kabar baiknya, pengidap pneumonia dapat sembuh total. Apalagi jenis pneumonia yang Canny alami termasuk dalam kategori yang mudah dijinakkan karena terinfeksi melalui virus. Meskipun begitu, kita tidak boleh lepas pengawasan begitu saja."

Jisoo yang mendengar itu tersenyum senang. Sedangkan Jaehyun menelan salivanya kasar memikirkan kabar buruknya.

"Tapi, kabar buruknya... Canny bisa saja kehilangan nyawanya jika tidak segera diobati. Pneumonia tetaplah sangat berbahaya jika dibiarkan begitu saja."

"Dokter akan mengobatinya, kami yakin Canny akan sembuh." ucap Jisoo cepat, dia tidak akan membiarkan salah satu putrinya kehilangan nyawanya.

Dokter Jungwoo tersenyum lalu mengangguk. Ia lantas menyerahkan map yang sedari tadi ia pegang pada Jaehyun.

"Ini adalah laporan hasil pemeriksaan Canny kemarin. Tuan Jung bisa membacanya sendiri... Canny terkena pneumonia karena infeksi virus. Untuk hal ini tidak bisa dikatakan 'parah', karena selama Canny mau melakukan fisioterapi, keadaannya akan kembali seperti semula." jelas dokter Jungwoo.

Jaehyun yang mendengar itu mengangguk setuju. Demi kebaikan Canny, terapi apapun harus putrinya lakukan agar sembuh dan kembali pada pelukannya dan sang istri.

"Tapi, tuan Jung. Boleh saya bertanya sesuatu?"

Jaehyun mengangguk, "bertanya tentang apa, dokter Kim?"

"Maaf jika ini lancang, tapi... apakah Canny bukan anak kandung kalian?"

Jisoo dan Jaehyun yang mendengar itu terkejut. Jaehyun bahkan sampai memukul meja mendengar pertanyaan yang amat sangat ia benci itu keluar dari mulut seseorang.

Brak!

"Apa maksud anda, dokter Kim?!"

Jisoo yang melihat suaminya marah lantas menariknya dan mulai menenangkan. Mengelus lembut pundak sang suami, Jisoo berucap agar Jaehyun kembali menyetabilkan emosinya.

Dokter Jungwoo yang melihat betapa marahnya Jaehyun, lantas berdiri dan membungkuk untuk meminta maaf.

"Saya minta maaf, tuan Jung. Saya tidak bermaksud." sesal dokter Jungwoo, ia bahkan tak berani bertemu tatap pada netra Jaehyun yang memancarkan kilat kemarahan.

"Sayang, tenangkan dirimu didepan dokter Jungwoo. Tidak seharusnya kamu marah sampai membentak dokter Jungwoo!" Jisoo memperingati Jaehyun yang kini mencoba menenangkan diri.

Jaehyun berkali-kali menarik napas panjang, efek dari pikirannya yang sedang runyam karena masalah yang akhir-akhir ini terjadi membuat emosinya tidak stabil.

"Maafkan saya, dokter Jungwoo. Bukan maksud saya untuk membentak, saya hanya... ck, emosi saya sedikit tidak stabil saja."

"Tidak apa-apa, tuan Jung. Seharusnya saya yang meminta maaf karena telah lancang bertanya hal yang tidak benar. Maafkan saya."

Différent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang