Différent ; 54. Stubborn

997 172 31
                                    

HAPPY READING

"Kak Asa akan pulang?"

Yoshi mengangguk, "iya, besok pagi dia pulang."

Suasana makan malam di keluarga Jung tak seperti biasanya. Tentu saja, hanya ada si kembar, Canny, dan Yoshi yang beberapa hari ini tinggal di sana untuk menjaga ketiganya.

Yoshi menatap Canny yang hanya memainkan nasi dengan sendok. Tatapan gadis itu kosong, seperti tidak ada minat untuk memasukkan sesuap nasi pada mulutnya.

"Canny,"

Yang dipanggil menoleh sekilas. Dan seolah tahu, Canny dengan cepat menyendok nasinya lalu mulai menyuapkannya pada mulut.

Selama Yoshi tinggal bersama mereka, Canny memang lebih menurut pada laki-laki itu. Tidak ada alasan khusus, tapi tatapan tajam dari laki-laki bersurai merah itu berhasil membuatnya takut.

"Kalian telah selesai ujian. Uncle Jaehyun bilang kalian bisa langsung ke Singapura besok pagi, aku sudah membeli tiket untuk ke sana." lanjutnya.

Rami dan Canny mengangguk semangat. Mereka memang telah menantikan hari ini begitu lama-- 3 hari. Bahkan sekarang, dalam hati mereka telah menghitung mundur waktu yang berjalan begitu lambat.

Berbeda dengan kedua adiknya yang begitu semangat, Ahyeon justru menatap kosong meja makan yang penuh makanan di depannya. Ia memejamkan matanya sebentar sebelum kembali menatap Yoshi yang masih sibuk dengan hidangan.

"Aku akan tetap di rumah."

Sontak hal itu membuat atensi ketiga orang lainnya tertuju padanya.

"Apa maksud mu?" Rami mengernyitkan keningnya, "kamu tidak ikut ke Singapura? Kenapa?"

"Kakak tidak ingin melihat kondisi Dain?" Canny bertanya dengan raut sendu yang sangat kentara.

Ahyeon menggeleng, "bukan seperti itu."

"Besok kak Asa akan pulang untuk mengurus sidang, dan aku akan ikut." lanjutnya.

"Sidang?" Pertanyaan Canny mendapat anggukan dari Ahyeon.

"Kasus Rora."

Ah, Rami dan Canny baru paham. Keduanya lantas saling pandang, lalu mengangguk.

"Jika memang itu alasannya, aku pikir tidak masalah. Bukan begitu, Canny?"

Canny mengangguk untuk menyetujui ucapan Rami. "Itu benar. Tapi, kakak akan tetap menyusul kami, kan? Kakak pasti merindukan Dain, kan?"

Suaranya agak pelan di akhir, takut-takut jika saja Ahyeon tidak lagi merindukan Rora yang kini tengah sakit di negara seberang.

"Apa maksud mu? Tentu saja aku merindukannya." Ahyeon menghela napas lirih, "aku hanya ingin mereka mendapat balasan yang setimpal atas apa yang telah mereka lakukan pada Rora."

Mendengar dari mulut Yoshi jika kakak ketiganya akan pulang, membuat Ahyeon memahami satu hal jika kepulangan Asa adalah untuk menghadiri sidang tentang kasus Rora. Karena tidak mungkin bagi Asa akan pulang tanpa alasan yang jelas, saat Rora yang merupakan inti kehidupannya sedang terbaring di bangsal rumah sakit.

Différent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang