HAPPY READING
Pharita melangkahkan kakinya menuju ruang musik di fakultasnya. Tatapannya beredar menelusuri seluruh ruangan, hingga seorang laki-laki yang sedang bermain piano di pojok ruangan terlihat pada pandangannya.
Pharita mendekat, mengambil kursi lain lalu duduk di dekat lelaki itu. Sosok laki-laki dengan rambut yang sedikit berantakan serta jaket denim yang tersampir di pundak kiri, membuatnya terlihat sedikit menawan dimata Pharita.
"...halo?"
Pharita mengerjap beberapa kali. Astaga, dia ketahuan sedang melamun. Laki-laki itu tertawa pelan, lalu sedikit menyentil dahi gadis Jung di depannya itu.
"Apakah aku setampan itu sampai-sampai tidak sadar aku sedang menyapamu?" Pharita yang mendengar itu sedikit berdehem untuk menetralkan suaranya.
"B-bukan, aku hanya terbawa suasana dengan permainan piano mu." ucap Pharita sedikit tergagap.
"Harus dengan menatap wajah ku?"
"Berhenti menggoda ku!"
Pharita sungguh malu sekarang. Wajahnya sudah memerah, apalagi saat laki-laki didepannya tertawa dan menampakkan lesung pipinya.
"Jungwon aku serius!" Pharita berdecak kesal saat Jungwon semakin menertawakannya.
"Baiklah, aku berhenti."
Keduanya kembali diam. Jungwon kembali memainkan piano, kali ini nadanya terdengar lembut dan menenangkan. Pharita bahkan melupakan kekesalannya seketika. Hingga Jungwon memilih mengakhiri permainannya, Pharita tersenyum lalu bertepuk tangan sebagai apresiasi.
"Aku tidak tahu ternyata kamu bisa bermain piano?"
"Kamu tidak pernah memperhatikanku."
Pharita merotasikan matanya malas. Yang Jungwon memang dikenal sebagai buaya nya anak Teknik Informatika. Wajahnya boleh manis saat sedang normal, tapi jika keadaannya seperti sekarang, jangan cari wajah manis itu. Tidak ada Jungwon yang manis.
"Jadi, ada apa kamu mencari ku?" tanya Pharita, dan Jungwon justru mengernyit.
"Aku mencari mu? Kapan?"
"Jungwon jangan bercanda!"
Pharita menatap kesal Jungwon yang kini kembali tertawa. Padahal niatnya saat kelas selesai, dia akan langsung pulang dan mengerjakan tugasnya yang deadline. Tapi Jungwon memberinya pesan mengajaknya untuk bertemu.
"Maaf, maaf." Jungwon lantas menatap Pharita sepenuhnya, "kudengar, lusa ada praktikum? Ingin aku temani?"
Pharita mengernyit, "tahu dari mana?"
Jelas Pharita heran, mereka berbeda jurusan. Pharita berada di jurusan Fashion Photography, bahkan gedung fakultas mereka terpaut 4 gedung.
"Jika kamu bertanya siapa orang yang paling mengerti dirimu, jawabannya tentu aku." Mendengar itu Pharita mendengus malas.
"Mungkin jika kak Ruka mendengar ini dia akan memukul telak kepalamu."
"Padahal aku tidak salah, kenapa juga kakak pendek mu itu memukulku?"
Jungwon tertawa saat Pharita melotot padanya. Seolah tak percaya kata sakral itu terucap dari belah labium miliknya.
Tanpa memperdulikan Pharita yang masih menggerutu, dia kembali menghadap pada piano. Jari-jarinya menekan tuts secara acak, sehingga menghasilkan nada yang familiar ditelinga Pharita.
"Goin' out tonight, changes into something red. Her mother doesn't like that kind of dress. Everything she never had she's showin' off..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Différent [✓]
Fanfiction❝Life is based on differences between two people with different bodies❞ © matchavesper, 2023.