HAPPY READING
"Selamat pagi, Canny. Bagaimana keadaan mu? Apakah kamu mimpi indah?"
Canny mengangguk cepat, "selamat pagi juga, dokter Jungwoo. Aku merasa jauh lebih baik."
Dokter Jungwoo yang mendengarnya tersenyum sembari mengangguk. Ia lantas memakai stetoskop lalu mulai memeriksa Canny.
Cklek
"Oh, selamat pagi dokter Jungwoo." Sapa Pharita yang baru saja memasuki kamar inap Canny. Gadis itu baru selesai sarapan di kantin rumah sakit.
Kenapa meninggalkan Canny sendiri? Pharita pergi saat Canny masih tidur. Adik bungsunya itu terlihat sangat nyaman dalam tidurnya, Pharita hanya tidak tega jika harus membangunkan Canny hanya untuk berpamitan.
"Selamat pagi juga, nona Pharita."
Pharita duduk di kursi sebelah bangsal Canny. Memperhatikan Canny yang sedang diperiksa oleh dokter Jungwoo.
"Bagaimana keadaannya, Dok?"
Dokter Jungwoo melepas stetoskop dari kedua telinganya. Ia tersenyum ramah lalu mengelus dahi Canny dari balik poninya.
"Keadaan Canny baik, sangat baik malah. Perkembangan yang sangat baik hanya dalam kurun waktu satu malam. Canny harus rutin minum obat antivirus dengan teratur, agar virus-virus yang ada di dalam tubuh Canny segera pergi, mengerti?"
Canny mengangguk antusias, "tentu, dokter."
Pharita yang mendengarnya tersenyum lembut. Semalam, Canny memang tidur lebih awal setelah Rora dan Asa pulang. Bahkan gadis berponi itu tak merubah posisi tidurnya walau hanya sekedar memindahkan bagian kaki atau tangan.
"Terimakasih dokter. Saya akan terus mengawasi Canny untuk memastikan dia tetap meminum obatnya dengan teratur." ucap Pharita.
"Tentu saja." Dokter Jungwoo menatap pergelangan tangannya, "kalau begitu saya pamit. Sampai jumpa lagi, nona Jung."
"Sampai jumpa lagi dokter Jungwoo," balas keduanya.
Setelah dokter Jungwoo keluar dari ruangan Canny, Pharita lantas beranjak untuk mengambil baskom air dan lap untuk membersihkan tubuh Canny.
"Buka dulu baju kamu. Kakak akan membersihkan tubuhmu." Pharita duduk kembali setelah mengambil apa yang dia butuhkan.
Pharita memeras lap yang basah, lalu mengusapnya pada tubuh Canny dengan pelan. Pharita terus melakukan kegiatannya tanpa banyak bicara, bahkan Canny pun kali ini tak banyak omong.
"Mama dan papa sudah pulang ya?" tanya Canny.
Pharita mengangguk, "kamu masih tidur tadi, jadi mama dan papa tidak berpamitan. Papa harus menghadiri meeting, dan mama akan kembali siang nanti untuk membawakan pakaian ganti. Sekaligus untuk menemani kamu, aku ada kelas siang, nanti." jelasnya.
Canny mengangguk saja. Ia terus memperhatikan kakaknya yang kini sedang mengambilkan baju ganti untuknya.
"Kakak, aku tidak suka memakai baju seperti ini." Canny merengek saat Pharita membawakan baju yang sangat dia benci.
Baju dengan kancing yang terletak di bagian lengan kiri ke bawah. Model baju yang aneh memang dibuat seperti itu agar memudahkan penggunanya tanpa harus mengganggu punggung tangan yang sedang di infus.
Sebenarnya itu adalah baju Pharita. Gadis cantik itu pernah dirawat di rumah sakit karena terkena demam berdarah setelah selesai melakukan camping di lapangan terbuka.
"Kamu tidak akan selamanya memakai ini, Canny. Baju ini bahkan lebih baik daripada kamu tidak berganti baju." ujar Pharita sembari memakaikan baju untuk Canny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Différent [✓]
Fanfiction❝Life is based on differences between two people with different bodies❞ © matchavesper, 2023.