Stole The Male Lead's Love. | Revision Version.
#1 The 'Another Wolrd' Universe - Series
Authors: Lady Akhelois
Genres: Dark Romance. Fantasy. Isekai. Sadistic. Josei (W). Mature. Adult. Smut. Netorare/NTR. NSFW.
Original language: Indonesian
Releas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAB 256 | Reborn
"A-apa?" beo-ku.
Sudah sangat dipastikan kalau saat ini aku sudah sangat terbengong. Rasanya bahkan jantungku hampir meletus dengan hebat. Aku juga sangat yakin, kalau saat ini aku sedang tidak tuli.
Pendengaranku sangat bagus, dan aku yakin kalau Oriella tadi memanggil aku sebagai Balencia Hustman!
"Kenapa kau terkejut, Balencia?" ucapnya dengan smirk yang meninggi.
Dia ... tahu nama itu?
"Ya! I know what that bitch you are! Balencia Hustman!"
Aku semakin membeku di tempat. Sedangkan dia, pun semakin mengikis jarak di antara kami.
Hingga kini Oriella sudah berada tepat di depanku. Di mana jarak kami cukup dekat. "Ck!" decaknya dengan smirk yang tajam. "Aku tak menyangka kalau kau benar-benar masuk ke dalam novel itu setelah aku kutuk! Bukankah ini lucu?"
Ini gila!
"Kau penulis sialan yang aku kutuk, dan aku yang mengutukmu. Kita berdua sama-sama masuk ke dalam novel itu dan berada di dunia ini sekarang."
Sangat gila!
"Tetapi ...," desisnya lagi yang semakin menebalkan aura hitamnya dengan sorotan mata yang tajam. "Meski kau juga tahu akan hal itu, kau tetap dengan beraninya mengambil tempatku, huh?!"
"!!"
"Akulah pemeran utamanya, Bitch!" pekiknya langsung dengan mata yang semakin menggelap.
Bahkan kini rahangnya sudah mengeras. Mengeratkan gigi dengan tajam. Serta tatapan yang penuh amarah dan dendam. Dia ... benar-benar sudah mengetahui diriku yang sebenarnya!
Untuk beberapa saat kemudian, aku pun berusaha untuk menetralisirkan raut mukaku. Mencoba untuk tidak terusik dan kalah dengan penekanannya yang ingin mendominasi itu.
Aku berusaha dengan keras agar bisa kembali bernapas dengan benar dan menetralisir semua rasa keterkejutanku. Sungguh, ini seperti gumpalan petir di langit yang cerah dan tenang!
