Stole The Male Lead's Love. | Revision Version.
#1 The 'Another Wolrd' Universe - Series
Authors: Lady Akhelois
Genres: Dark Romance. Fantasy. Isekai. Sadistic. Josei (W). Mature. Adult. Smut. Netorare/NTR. NSFW.
Original language: Indonesian
Releas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAB 232 | Who Is She?
"Aaakhhhh ...!!!"
Suara dari Oriella pun melengking dengan sangat tajam. Tubuhnya mencoba untuk meronta dan melepaskan diri dari cengkraman kedua ksatria itu.
Tetapi ... semua itu sia-sia!
Karena tentu saja kekuatan kesatria itu tidak sepadan dengan apa yang dimiliki oleh Oriella. Jelas Oriella tak akan pernah berhasil melawan mereka.
"Sakitt ... akhhh ...!!!" Aku pun juga tak kalah menjerit kesakitan. Sungguh rasanya mataku benar-benar sedang ditusuk oleh sesuatu.
Killian memelukku dengan sangat erat. Begitu erat serta mengelus punggungku dengan lembut. "Kumohon, bertahanlah, Roxie!"
Aku kesakitan. Sangat.
Tetapi, hanya rasanya saja yang aku miliki. Tak ada cairan darah kental apapun yang keluar dari mataku.
Mendapati hal itu, aku terengah-engah.
Mencoba menahannya, aku kembali sedikit tenang akibat bantuan dari Killian. Namun, aku pun sedikit membuka mataku. Melirik ke arah sosok yang masih menjerit kesakitan. Killian juga tak melepaskan pelukannya.
"Akhhh ... hentikaaannn ...!!" jerit Oriella yang semakin kencang. Karena saat ini, Cainaze mencoba untuk melepaskan kekuatan sihir yang ada di mata Oriella.
Meski ia mencongkel mata wanita yang ia cintai dengan kedua tangannya sendiri ini, menggunakan sihir. Tetapi tetap saja rasa sakitnya begitu kuat. Seolah benda tajam yang masuk dan berusaha untuk melepaskan kedua bola matanya.
Karena itulah, secara perlahan dan pasti cairan kental warna merah juga keluar dari pelupuk matanya.
Namun sama saat apa yang aku rasakan ketika Oriella menusuk dirinya sendiri beberapa hari yang lalu.
Berjarak beberapa detik, mataku juga mulai merasakan sakit dari benda runcing yang tak kasat mata.
Hal ini jelas saja membuatku menjerit sembari memegangi mataku.
