Stole The Male Lead's Love. | Revision Version.
#1 The 'Another Wolrd' Universe - Series
Authors: Lady Akhelois
Genres: Dark Romance. Fantasy. Isekai. Sadistic. Josei (W). Mature. Adult. Smut. Netorare/NTR. NSFW.
Original language: Indonesian
Releas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 10 | Kotoran!
Aku memang tidak mengenal dengan sangat baik tentang dunia ini.
Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, atau bahkan yang akan terjadi kepadaku. Aku benar-benar buta tentang hal ini. Hanya beberapa hal saja yang kau ketahui. Salah satunya adalah saat ini aku sedang berjalan untuk menemui malaikat maut sialan itu!
Sang putra mahkota Levius Lezevre.
Tunangan sekaligus target untuk aku jinakkan!
Dengan penuh percaya diri, aku pun langsung mengulurkan tanganku untuk membuka pintu besar di ruang tunggu ini—ruangan yang mana di dalamnya sudah ada malaikat maut untukku.
Krieeett ....
Pintu itu, pun terbuka. Dan yap!
Seketika aku langsung melihat satu sosok yang sedang duduk dengan angkuh dan penuh wibawa. Duduk dengan pakaian ala kerajaan, layaknya seorang pakaian. Duduk menyilangkan kakinya, dan sedang menikmati tes yang sudah disediakan.
Rambut hitam pekat dengan mata birunya. Pun juga rahang serta lengan yang kokoh. Bahunya juga lebar dengan tubuh yang ramping dan berotot.
Dia ... sangat tampan! Sial!
'Astaga ... dia benar-benar malaikat maut yang sangat tampan!' gumamku sejenak. 'Sialan! Bisa-bisanya si Miss. A-Z itu menciptakan makhluk setampan ini!'
Aku pun langsung tersadar akan kebengonganku. Lalu dengan langkah yang anggun, aku melakukan curtsy dengan sangat sempurna. Membungkuk dengan melebarkan sedikit rokku.
"Salam terhadap cahaya bintang Kerajaan, Putra Mahkota Levius Lezevre!" ucapku dengan anggun.
Sempurna!
Ck! Aku benar-benar sangat jenius dan penuh bakat. Meski duniaku dulu sangat modern dan tak ada tradisi kaku seperti, tetap saja aku cukup mahir beradaptasi.
"Bangunlah!" titahnya.
Seketika aku kembali menegakkan badanku. Mengangkat kepala dan menatap sang pangeran sialan yang tampan itu. Pun mata kami bertemu.
