EPILOG

1.7K 55 7
                                    


New York, America—23 years later.

Di sebuah jalanan trotoar kota metropolitan—New York—Di mana tempat ini sekarang telah diguyur oleh hujan yang cukup lebat.

Namun ada seorang wanita dengan pakaian yang sangat lusuh. Compang camping. Rambut yang berantakan.

Berjalan menyusuri jalanan yang sudah sepi dengan tatapan yang kosong. Pandangannya seperti raga tanpa jiwa. Seolah tak ada lagi harapan untuk ia hidup.

Wanita itu ... seolah ingin mengakhiri hidupnya yang penuh dengan kesialan ini!

"Hei!" seru seseorang yang tiba-tiba memanggil wanita itu.

Pun wanita itu langsung menolehkan pandangannya ke sosok yang sedang berdiri tegap di sisi tepi jalanan—di sampingnya.

Sosok asing itu memegang payung hitam. Ia juga mengenakan dress serta mantel merah darah yang sangat menyala. Pun rambut panjang bergelombangnya yang berwarna merah bata. Sedangkan matanya berwarna hitam pekat, sangat kontras.

"Kau memiliki hari yang buruk?" tanya sosok asing itu.

"Aku hanya ingin mati!"

Sosok berambut merah itu pun tersenyum simpul. "Kalau begitu bacalah ini sebelum kau mati!" ucapnya sembari menyodorkan sebuah buku. Lebih tepatnya sebuah novel.

"The Sacrificed Princess," gumam wanita yang seperti raga tak bernyawa itu saat membaca judul novel yang ada di tangannya saat ini. "Cih! Kekanak-kanakan!"

"Baca saja! Mungkin ... kau akan bertemu dengan kehidupan seperti yang kau mau. Keluar dari takdirmu yang buruk di dunia ini," jawab sosok berambut merah itu kemudian.

Pun tanpa permisi wanita berambut merah itu pun melangkahkan kakinya meninggalkan sosok wanita yang sudah seperti mayat hidup itu. "Siapa namamu?" tanyanya langsung.

Wanita berambut merah itu pun berhenti seketika. Berbalik badan dan menatap intens ke sosok wanita yang sudah seperti mayat hidup itu.

"Namaku adalah Aidos Ramnusia Zenas," jawab wanita berambut merah. "Di dunia modern ini, kau bisa memanggilku A.Z!" imbuhnya lagi.

Pun ia langsung berpaling lagi untuk segera pergi. Tetapi sebelum itu, ia kembali menoleh ke arah wanita yang ada di belakangnya itu.

Tatapan netra hitamnya sangat pekat dan intens. "Satu lagi," desisnya.

"This story not the end. Because this world never end!" imbuhnya dengan senyuman paling misterius.

⋆★⋆


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stole The Male Lead's Love | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang