79 | Brenda Yorch

573 45 0
                                    

🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

BAB 235 | Brenda Yorch

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 235 | Brenda Yorch

"Ya! Aku memang bukan orang yang berasal dari dunia ini!"

Seketika tepat saat Oriella mengimbuhkan satu kalimat itu di cerocosnya tadi, pun aku semakin membeku di tempat.

Sedangkan Oriella ....

Dia kini semakin mengeratkan genggaman di jeruji besi yang mengurungnya. Lalu mendekatkan dirinya untuk semakin menempel di jeruji besi itu. Mendongak dan meluruskan wajahnya tepat di hadapanku.

Dengan seringai yang tajam dan juga layaknya orang gila, ia pun kembali mengucapkan apa yang sudah ingin ia lontarkan.

"Aku adalah Brenda Yorch. Seorang mahasiswi yang hidup di dunia lain yang sangat jauh berbeda dari keadaan di dunia novel sialan ini!" ucapnya.

"Dan apa kau tahu, Roxanna Leicester?" Oriella kini semakin tidak mengindahkan tata krama, seolah ia lupa akan sistem kasta di dunia ini.

"Kau hanyalah karakter fiksi yang ada di dalam buku! Seorang karakter dengan nasib yang sudah ditentukan. Dan takdirmu adalah mati mengenaskan sebagai seorang penjahat yang sangat kejam."

Oriella semakin mengenduskan napasnya dengan seringai yang semakin jelas. "Lalu apakah kau tahu siapa yang membunuhmu?" Alisnya terangkat sebelah. "Dia adalah suami tercinta sialanmu itu, Roxanna Leicester!"

"Yang membunuhmu dengan kejam adalah Killian Lezevre yang sudah tunduk dan tergila-gila denganku! Dengan Oriella Bernet!" tegasnya tanpa ada rasa ragu.

Well ... tentu saja aku sudah tahu akan hal itu.

Di mana sebuah takdir yang sudah ditentukan oleh sang penulis. Takdir egois yang dibuat dengan mudahnya, tanpa berpikir panjang dan tak ada perasaan rasa iba sedikitpun.

Takdir yang sudah tertera di sebuah kertas putih dengan tinta hitam.

"Kau sudah gila, Oriella Bernet," desisku lagi.

Aku berusaha keras untuk menutupi wajahku yang pasi dan terdistorsi. Setidaknya aku bersyukur kalau dia buta saat ini, jika tidak, maka dia akan bisa membaca dengan gamblang apa yang kini aku rasakan.

Stole The Male Lead's Love | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang