#19 Maaf

4 1 0
                                    

Segala peristiwa yang telah terjadi hari ini, membuat malamku jadi terasa lebih panjang. masih dengan jaket kulit yang selalu kupakai ketika bepergian, aku mengendapkan kedua tanganku dalam-dalam ke saku agar mereka tak berinteraksi dengan kejamnya hawa malam di Miyako.

Sinar lampu LED yang menjadi bingkai merek rumah sakit ini turun ke atasku, membuat sebagian rambut hitamku mengilap sebab terpantul cahaya.

Jarum pendek baru saja melewati angka 10, sementara jarum panjang sedang menunjuk tajam ke arah 3, pertanda pergantian hari akan segera datang cepat atau lambat. Pun, segini malamnya, hanya kudapati beberapa mobil saja yang melintasi jalanan depan rumah sakit dalam kurung waktu 5 menit terakhir.

Aku hanya terpaku dalam posisiku duduk, senantiasa memegangi ponsel yang baru saja mati sebab kehabisan baterai, bersender dalam keheningan. Seluruh wajahku saat ini terasa seakan mengeras, kecuali di bagian dahi serta pelipis yang masih bertahan dengan kehangatannya. Aku tak ingin bergerak, atau bahkan untuk sekedar menyentuh bagian bangku yang tak terduduki pun aku enggan. Sebab besi yang terpapar AC akan begitu luar biasa dingin sensasinya.

Ketika memilih untuk menetap di kawasan Jepang utara, aku memang mau-tak-mau siap menghadapi iklim yang garang. Terlebih ketika musim panas dan juga dingin seperti sekarang ini. Walau nyatanya masyarakat sekitar sudah terbiasa, tetap, tiap manusia punya metabolisme tubuh yang berbeda satu sama lain. Aku sendiri tak terlalu tahan dengan suhu dingin. Aku ini adalah dokter yang cinta kehangatan.

Aku sempat membeli minuman elektrolit kaleng di vending machine sekitar setengah jam lalu. Kini kalengan itu sudah tinggal seperlima lagi cairan di dalamnya. Aku senantiasa berjuang menghematnya untuk saat-saat kedepan.

Seperti yang kujelaskan sebelum ini, bahwasanya aku tidak sedang sendirian di sini. Atau lebih tepatnya, di jejeran bangku besi ini. Ada satu lagi sosok di sampingku yang berada selisih satu kursi, yakni gadis ber-yukatta oranye dengan motif bunga, dengan riasannya yang sudah nyaris tak tampak lagi, serta dengan kondisi rambut serupa denganku, di mana sama-sama tersinari lampu LED milik bingkai merek rumah sakit, yakni Hisoka-san. Ia adalah sosok yang bahkan baru seminggu ini kukenal.

Kalau kulihat wajahnya sepanjang waktu, sejak di parkiran mobil dekat dermaga, setelah ia mengetahui kabar ayahnya yang pingsan mendadak, hingga sekarang, ketika ayahnya yang terbaring di rumah sakit, terlelap seribu bahasa dan terdiagnosis mengidap penyakit jantung kardiomiopati, ia senantiasa kalut. Irama kakinya yang terhentak tak beraturan, uap napas yang terlihat jelas keluar, pun dengan tak beraturan, ialah perlambang kerisauanya saat ini.

Aku yang entah sebagai apanya di sini, tujuanku ikut ke rumah sakit tengah malam begini sebenarnya hanya ada dua. Satu, aku hadir di sini demi sesama mitra militerku Tuan Arashi (meski beliau sudah tidak). Aku perlu menunjukkan rasa empatiku pada Tuan Arashi, terlepas dari bagaimana masyarakat menilai dirinya. Toh, kami sudah kenal dekat sejak lama. Dan kedua, kehadiranku di samping Hisoka. Malam ini juga aku akan jadi penjelas di tengah kebuntuan batinnya.

Kenyataan yang sulit pudar dari pikiranku, yakni kenyataan bahwa Hisoka merupakan anak dari Tuan Arashi. Ya, gadis ceroboh nan gegabah ini ternyata adalah anak dari salah satu tokoh yang dulunya sempat disegani masyarakat! Kenyataan yang hampir mustahil untuk kuterima. Yah ..., walau begitu pun, mau bagaimanapun lagi, aku mendengar jelas anak itu memanggil Tuan Arashi dengan sebutan ayah, begitu histerisnya ketika masih di parkiran dermaga. Belum lagi sang istri dari Tuan Arashi yang mengatakan pada Hisoka bahwa ayahnya bla bla bla, itu semua adalah bukti absolut bahwa gadis ini adalah anaknya. Mereka bertiga adalah keluarga.

Hah ....

Kejadian di vila ....

Saat di mana aku bertingkah konyol, merasa jemawa akan posisiku, lalu menyindir gadis itu dengan kalimat sarkas nan skak mat.

Happiness is the Best HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang