36 jam sebelum kejadian itu terjadi:
Aku masuk ke dalam kapal berukuran super besar itu dengan perasaan nervous sekaligus exited. Sepertinya iklan yang sering tayang di televisi itu tidak salah, kapal ini memang kapal termegah yang pernah aku lihat. Begitu aku masuk ke dalam kabin, aku benar-benar merasa seperti tidak berada di dalam kapal, tapi di hotel berbintang. Mulai dari dekorasi, interior design dan pakaian para pelayannya. Meja resepsionis yang sudah penuh dengan antrian para pengunjung yang kebanyakan berpakaian rapi. Tidak heran sih, menurut kabar yang aku dengar, memang tiket untuk ikut berlayar di kapal ini sangat mahal. Pasti kebanyakan tamunya adalah orang-orang berkelas. Jika aku memiliki waktu libur suatu hari nanti aku juga ingin sekali menikmati cruise seperti ini. Aku tidak bisa membayangkan betapa banyak keuntungan yang pemilik kapal ini dapat.
Aku melanjutkan perjalananku menuju ke arah dalam kapal. Di sana aku melihat kolam renang berukuran super besar. Bahkan fasilitas cruise ini lengkap juga. Kolam renang, gym, sauna, spa, auditorium, dining room, dapurnya bahkan lebih bagus dari dapur restoran kebanyakan. Aku benar-benar kagum sekali. Aku membuka map yang diberikan saat aku masuk tadi. Aku segera pergi menuju ke bagian bawah kapal dimana para teksini dan awak kapal lainnya berkumpul. Sepertinya hampir semua pegawai kapal sudah berkumpul disini karena memang ruangan tempat kami berkumpul ini sudah sangat ramai. Kira-kira ada lebih dari seratus teknisi dan awak kapal disini. Para pegawai lainnya yang sepertinya memang sudah kenal satu dengan yang lainnya saling mengobrol sedangkan aku yang memang baru saja diterima bekerja hanya bisa berdiri dan melihat keadaan sekitar. Seseorang dengan pakaian kapten datang dan berdiri di depan kami semua dan mulai berbicara dengan loudspeaker. Seketika itu juga obrolan mereka berhenti.
"Selamat datang di cruise CR 777. Saya kapen Takeda, saya yang bertugas mengemudikan kapal ini selama tiga hari kedepan. Salam kenal." Kata kapten itu sambil menundukan kepalanya memberi hormat. Secara otomatis pegawai lain juga menundukkan kepala mereka. Sepertinya pemilik perusahaan ini memang habis-habisan menginvestasikan usahanya kepada cruise ini sampai-sampai mencari kapten kapal dari jepang.
"Mari kita bekerja sebaik mungkin untuk memuaskan para tamu yang datang. Saya juga memohon agar semuanya bisa mulai mengenal satu sama lain, siapa tahu orang yang ada di samping anda saat ini akan menjadi orang yang akan terus bekerja dengan anda kedepannya. Dalam kesempatan ini saya juga ingin memohon kerjasamanya agar selama tiga hari kedepan semuanya berjalan dengan lancar. Terima kasih." Kata kapten Takeda, memberikan kata sambutannya. Saat, kapten selesai berbicara, seorang pria yang berpakaian rapi di belakangnya maju dan mulai berbicara dengan menggunakan loudspeaker.
"Baiklah, saya akan memanggil nama kalian satu per satu. Untuk yang namanya dipanggil, silahkan maju dan ambil map ini. Semua yang perlu kalian tahu ada di dalamnya." Kata pria itu. Dari caranya berbicara, sepertinya dia adalah manager kapal.
Satu per satu crew kapal maju dan menerima map yang diserahkan. Aku juga maju dan menerima map itu. Di dalamnya ada blueprint kapal, dasar-dasar melakukan penyelamatan darurat, peraturan dalam kapal dan kunci kamar. Sepertinya semuanya sudah di organisasikan dengan rapi. Semua peraturan dan tugas-tugasku sudah ditulis dengan detail. Aku tidak menyangka bahwa semuanya akan dilakukan se-efficient ini.
"Baik, silahkan tata barang-barang kalian di dalam kamar yang sudah disediakan lalu kalian semua berkumpul di post kalian masing masing." Kata manager itu.
Aku segera pergi menuju ke kamarku yang sudah disediakan. Sepertinya tidak banyak crew wanita disini. Aku bisa lihat bahwa tidak ada lebih dari sepuluh crew wanita termasuk pelayan dan pembersih ruangan. Sepertinya bukan hanya aku yang kesulitan untuk mencari pekerjaan karena aku adalah seorang perempuan tapi perempuan lainnya juga. Setelah menaruh koperku di dalam lemari, aku mengganti bajuku dengan baju crew kapal yang sudah disediakan lalu pergi ke tempat yang sudah di instruksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Suit
RomanceOlla Agustine Bosse Dia arogan, playboy, egois, tak berhati dan suka seenaknya saja. Dia menganggap semua orang itu adalah sebuah properti. Aku benar-benar tidak menyesal telah memperlakukannya dengan buruk karena dia memang pantas mendapatkannya. D...