Chapter 19: Japan part 2

23.3K 1.5K 83
                                    

Dear reader,

Happy new year! Enjoy!

*****************************************************

Sudah setengah jam Ryu berada di luar kolam dan menghadap ke tembok sambil membilas badannya dengan air hangat. Aku tahu temperatur di luar kolam benar-benar dingin karena ini musim dingin, tapi dia masih saja duduk di pinggir kolam sambil membasuh badannya. Aku sendiri agak sedikit kaget dengan tingkahnya yang tiba-tiba gentle itu. Aku kira, dia akan dengan seenaknya masuk ke kolam untuk menghindari udara dingin. Mungkin Nana benar, laki-laki itu tidak seburuk yang aku kira. Dia rela duduk diluar kolam demi membuatku merasa lebih nyaman.

"Ryu?" Aku menegurnya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Masuk aja. I'm fine with it." Kataku ke Ryu akhirnya. Aku tidak tega juga melihatnya kedinginan seperti itu. Lagipula menurutku, dia juga tidak akan bisa melihatku karena uap yang cukup tebal.

"Ngga papa kok. Gue ngga mau ntar lo mikir yang ngga-ngga tentang gue." Kata Ryu. Laki-laki itu... Sejak kapan dia jadi pengertian seperti itu. Perasaan baru saja bulan kemarin dengan seenaknya dia menatapku telanjang bulat dengan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Beneran gue ngga papa." Kataku.

"Fine, lo yang suruh gue." Kata Ryu lalu dengan cepat masuk ke dalam kolam. Aku tahu dia pasti kedinginan sekali, makannya dia menerima tawaranku dengan cepat. Tanpa sengaja, aku juga melihat badannya yang telanjang bulat itu. Aku langsung memalingkan wajahku.

Suasana kembali hening karena tidak ada diantara kami yang berminat untuk memulai pembicaraan. Aku sendiri merasa suasana akan menjadi lebih awkward jika kita berdua mulai berbicara. Untung saja kolam ini lebar dan kami membelakangi satu sama lain sehingga kami berdua tidak akan bisa melihat badan telanjang kami masing-masing. Aku harap setelah satu jam, seseorang akan membuka pintu menuju ruang ganti. Saat ini yang bisa aku dengar hanya suara air mengalir dan bambu yang mengetuk-ngetuk batu lagi. Jujur saja aku ingin memecahkan kesunyian ini, tapi aku benar-benar bingung.

"Kenapa lo bilang ke Nana tentang rahasia kita?" Tanyaku memulai pembicaraan. Aduh! Kenapa yang muncul di otakku malah topik ini sih? Sepertinya memang aku tidak bisa untuk tidak bertengkar dengan Ryu.

"Maksud lo? Gue ngga tau kalo kita pernah punya rahasia." Kata Ryu terdengar bingung. Kenapa sih laki-laki itu tidak peka sama sekali?

"Masalah lo nyium gue dan ngeliat gue... you know... naked." Kataku. Kenapa sih dia harus memaksaku untuk mengatakan kata-kata itu? Apalagi situasinya sekarang kita berdua telanjang bulat.

"Jadi itu rahasia kita?" Kata Ryu sambil tertawa kecil. "Gue ngga pernah cerita ke Nana. Dia yang nanya duluan dan gue keceplosan. Lagian gue ngga pernah tau kalo gue harus ngerahasiain masalah itu." Kata Ryu.

"Bukannya udah sewajarnya lo ngga ngomong masalah itu? Well, what do I expect? Lo kan emang kayak gitu." Kataku menyindirnya.

"Gue udah pengen nanya lo dari lama deh. Kenapa lo anggep gue seburuk itu? Emangnya kapan gue pernah perlakuin lo dengan buruk?" Tanya Ryu.

"Pertama-tama, lo dengan paksa nyium gue, terus lo maksa gue buat kerja di tempat lo, terus lo seenaknya aja keluar masuk apartemen gue, terus dengan tanpa rasa bersalah sama sekali ngeliatin gue telanjang." Kataku mengeluarkan segala kritik.

"Oke, pertama-tama gue terpaksa nyium lo kalo ngga, cewek yang ngobrak ngabrik club itu bakal terus nerror gue." Kata Ryu. Tentu saja dia akan menerornya, dia kan harus bertanggung jawab setelah meniduri perempuan itu.

The Devil in SuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang