"Gue terima." Kataku saat menemui Ryu keesokan harinya di dalam kantornya. Senyum licik itu tiba-tiba saja merekah di mulut Ryu. Entah kenapa tiba-tiba aku merasakan firasat buruk. Apa aku baru saja mengambil keputusan yang salah?
"Ini kontrak kerja lo. Jadi lo harus kerja disini paling nggak selama 2 taun." Katanya memberikanku kontrak kerjaku. Aku membacanya dengan teliti dan memastikan bahwa tidak ada hal aneh di dalamnya. Yang paling menggangguku hanya masalah tinggal di apartemen baru saja. Ini sama saja aku tidak bisa bertemu dengan keluargaku. Tapi kata kak Julius, menuntut seperti itu memang normal apalagi aku baru bekerja. Lebih baik aku tanda tangani saja. Aku mengambil pulpen yang ada di mejanya dan menandatangani dokumen-dokumen itu.
"Oke. Mulai besok kamu bakal kerja disini sebagai pegawai tetap. Gue bakal kasih lo ID baru lo dan kunci apartemen lo besok.
"Oke. Thanks." Kataku. Aku keluar dari ruangan Ryu dan kembali ke ruangan kerjaku. Aku liat semua team member kecuali Vincent sudah ada di sana.
"Gue bakal jadi pegawai tetap!" Kataku mengumumkan.
"Waaaaah!" Kata yang lain lalu satu per satu langsung memelukku.
"Harus minum-minum nih. Gue tau restoran barbeque yang cocok." Kata Arka menawarkan.
"Boleh-boleh. Gue free nanti malem." Sambut Hans.
"Iya lagian kita udah lama ngga makan-makan bareng." Kata Teddy.
"Gue ikut-ikut aja." Terry ikut berbicara.
"Kalo semuanya udah setuju, bikin reservasi yuk." Kata Zoey.
"Kalian kenapa ngumpul kayak gini?" Tanya Vincent yang baru datang.
"Olla akhirnya udah resmi jadi pegawai tetap!" Kata Zoey dengan semangat.
"Oh ya? Congrats!" Kata Vincent lalu langsung memelukku.
"Jadi kita mau minum-minum nanti Vin. Lo mau ikut ngga?" Tanya Arka.
"Boleh. Ntar biar gue ajak Ryu juga." Kata Vincent.
"Ngga usah Ryu deh kak mendingan." Kataku. Aku benar-benar tidak ingin dekat-dekat dengan devil itu saat ini.
"Kenapa? Biar ada yang bayarin. Lagian tenang aja. Ryu ngga bossy kok diluar jam kerja." Kata Vincent.
"Iya La, tenang aja. Ryu ngga kayak boss lainnya kok. Dia lumayan gaul." kata Zoey meyakinkanku. Aku sebenarnya tidak punya masalah makan dengan atasan asal atasan itu bukan Ryu. Melihat betapa yang lain ingin mengajak Ryu, aku hanya bisa pasrah saja.
"Fine. Ajak Ryu." Kataku ke mereka.
"Oke, gue ke ruangan gue dulu ya." Kata Vincent.
"Sebenernya gue udah ngerasa aneh dari lama. Kenapa lo panggil Ryu dengan casual sedangkan lo ngomong ke Vincent dengan sopan? Tehnically, posisi Ryu lebih tinggi kan dari Vincent." Tanya Arka. Aku tahu pertanyaan ini akan muncul cepat atau lambat.
"Gue udah ketemu sama Ryu dari sebelum gue kerja dan image-nya ngga terlalu bagus. Jadi sekarang susah buat gue respect dia." Kataku ke Arka.
"Ya ampun. Jangan bilang lo sama Ryu..." Arka memberiku ekspresi yang bisa kubaca. Dia pasti menyangka aku terlibat hubungan sexual dengan Ryu. Ternyata reputasi playboy Ryu memang sudah sampai ke telinga semua orang.
"Ngga!" Kataku langsung menyingkirkan pikiran tidak masuk akal itu jauh-jauh. Kenapa orang-orang selalu menyangka kita berdua punya hubungan itu? Memangnya aku mempunyai image seperti perempuan yang mudah jatuh di pelukan playboy itu? Lagipula jelas-jelas kami berdua tidak pernah akur. Bagaimana bisa mereka menyangka bahwa aku memiliki hubungan intim dengan Ryu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Suit
RomanceOlla Agustine Bosse Dia arogan, playboy, egois, tak berhati dan suka seenaknya saja. Dia menganggap semua orang itu adalah sebuah properti. Aku benar-benar tidak menyesal telah memperlakukannya dengan buruk karena dia memang pantas mendapatkannya. D...