Dua tahun sudah berlalu sejak kejadian itu. Saat ini aku sedang menjalani program master di Los Angeles. Mama dan Papa awalnya sangat kaget dengan keputusanku yang tiba-tiba saja kabur dari Jakarta dan berkelana sendirian di Amerika. Apalagi aku memang belum pernah pergi ke tempat sejauh itu tanpa mama dan papa. Kak Julius membantuku untuk menenangkan mama dan papa. Walaupun awalnya mereka merasa belum siap karena harus aku tinggal, akhirnya mereka menyetujui keputusanku untuk kembali kuliah.
Drrrrrt Drrrrt Drrrrt Drrrrrt
Aku terbangun karena merasakan getaran dari handphone-ku. Aku melihat siapa yang menelepon. Ternyata kak Julius. Untuk apa dia meneleponku tengah malam seperti ini? Aku menjawab telepon kak Julius dengan malas.
"Ada apa sih kak? Emangnya ngga tau apa ini jam berapa di LA?" Tanyaku dengan kesal.
"She said Yes!!!!" Kata kak Julius.
"Hah? She said yes? Siapa kak?" Tanyaku bingung.
"Renata terima proposal gue! Lo gimana sih? Emangnya lo belom baca chat gue?" Tanya kak Julius. Huh? Renata? Proposal? Ya ampun! Aku lupa! Kak Julius kan memang sedang berencana untuk melamar kak Renata hari ini.
"Eh sorry-sorry. Aku banyak tugas dari kemaren, belom buka hp. Oh ya? Kapan kakak lamarnya?" Tanyaku.
"Barusan. Eh udah dulu ya. Gue cuman mau ngasih tau itu." Kata kak Julius lalu mematikan telepon seenaknya. Idih kak Julius kenapa memberitahunya kurang komplit sih? Aku langsung membuka chat dari kak Julius. Isinya banyak foto-foto candid kak Julius yang ngelamar kak Renata. Baru kali ini aku melihat kak Julius bisa se-romantic itu. Kak Julius memang sudah merencanakan untuk melakukan proposal di atas kapal di Bali dengan alasan ingin libur bersama dengan keluarga kak Renata. Jadi semuanya sudah siap-siap untuk memberikan kejutan ke kak Renata. Saat aku melihat foto-foto tersebut dengan teliti, tiba-tiba saja seseorang di foto tersebut membuat jantungku berdetak kencang. Ryu. Kenapa dia bisa ada di foto proposal kak Julius dan kak Renata? Memang awalnya dia yang memperkenalkan mereka berdua. Tapi aku tidak menyangka bahwa ternyata dia masih saja berhubungan dengan kak Julius. Apalagi setelah kejadian dua tahun lalu. Memangnya dia tidak merasa bersalah apa membiarkanku menunggunya di tempat terpencil selama dua jam tanpa kabar?
Dengan buru-buru aku men-delete foto itu. Mengingat kejadian itu lagi membuatku menjadi kesal. Aku sudah hampir melupakan kejadian itu, tapi karena melihat fotonya, aku jadi teringat lagi. Aku benar-benar tidak habis pikir dia dengan tidak tahu malunya masih menunjukkan muka di depan keluargaku. Aku memang belum memberi tahu kejadian itu kepada keluargaku jadi mungkin mereka masih menerima kehadiran Ryu seperti biasa. Aku sebenarnya ingin sekali menyuruh kak Julius untuk menjauhi laki-laki itu, tapi aku tidak mau memperkeruh suasana.
Enam bulan kemudian...
Akhirnya saat yang ditunggu tiba juga. Sebulan lagi kak Julius dan kak Renata akan melangsungkan pernikahan mereka. Aku sengaja pulang jauh lebih awal karena kak Renata memintaku untuk fitting baju untuk terakhir kalinya sebelum nanti dipasang manik-manik di baju milikku itu. Aku memang sedikit kaget saat kak Renata meneleponku dan memintaku untuk menjadi maid of honor karena jujur saja sejak aku mulai kuliah, aku terlalu sibuk untuk sering menanyakan kabar mereka, jadi aku jarang sekali berbicara dengan mereka. Aku memang belum tahu siapa saja yang akan menjadi bridesmaid dan groomsmen di acara pernikahan kak Renata dan kak Julius nanti, tapi katanya kebanyakan akan terdiri dari teman-teman kak Renata.
Aku keluar dari dalam bandara setelah mengambil koperku dari area baggage claim, saat aku sampai di pintu keluar, aku menengok ke kanan dan kiri untuk mencari dimana kak Julius dan kak Renata berada. Mereka menjemputku karena setelah ini kami akan langsung pergi ke hotel tempat kak Julius bekerja untuk melakukan fitting. Sebenarnya mama, papa dan Vino tadinya ingin ikut menjemputku tapi karena Vino sedang ulangan umum, mereka tidak bisa datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Suit
RomanceOlla Agustine Bosse Dia arogan, playboy, egois, tak berhati dan suka seenaknya saja. Dia menganggap semua orang itu adalah sebuah properti. Aku benar-benar tidak menyesal telah memperlakukannya dengan buruk karena dia memang pantas mendapatkannya. D...