"APA?! Kalian udah tidur bareng?!" Suara Ananda membuat beberapa pengunjung restoran tempat kami brunch ini menengok. Dengan buru-buru kami menengok dan meminta maaf karena sudah membuat kegaduhan. Hari ini memang aku dan teman-temanku yang lain sudah berencana untuk brunch bersama sekaligus mengobrol.
"Ssst! Lo heboh banget deh! Kan gue udah bilang jangan teriak keras-keras." Kata Melanie dengan muka malu.
"Cepet banget! Perasaan belom sampe tiga bulan deh dia akhirnya berani ngomong sama lo." Kataku benar-benar tidak menyangka. Melanie baru saja menceritakan bahwa dia dan si bule pemilik cafe yang biasa kita kunjungi itu sudah melakukan hubungan intim.
"Wah, bule emang bener-bener beda ya." Kata Bella hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Hebat banget. Gue sama cowok gue yang udah lebih dari setaun sama-sama aja masih belom berani." Kata Cindy menambahkan.
"Ah kalian berisik ah, jadi gimana? Is he good? Pasti dia good banget deh diliat dari ekspresi muka lo. Lagian, kapan kalian jadian? Kok ngga bilang-bilang ke kita sih?" Tanya Ananda dengan semangat.
"Well, dia ngga officially nembak gue sih... Tapi kita emang udah hampir tiap hari jalan bareng. Dengan kejadian kemaren, seharunya dia udah anggep gue pacarnya kan ya?" Tanya Melanie seperti masih ragu.
"Ya ampun! Ternyata Melanie yang alim bisa ngeduluin kita kayak gitu ya." Kata Cindy tidak percaya.
"Ya ampun kok lo berani sih?" Tanyaku benar-benar penasaran.
"Gue juga ngga tau kalo gue bakal seberani itu. Tapi hari itu tuh dia sweet banget. Udah gitu kita habis minum wine banyak gitu kan, jadi gue emang agak tipsy. Waktu dia nyium gue, ngga tau kenapa gue jadi nurut aja." Kata Melanie masih tersenyum dengan muka berseri-seri. Ternyata jatuh cinta bisa membuat seseorang sebahagia itu ya.
"Cieeee! Kalo udah sejauh itu sih kayaknya lo bakal married lebih dulu dari kita-kita." Kata Ananda.
"Hopefully. Gue emang udah suka banget sih sama dia." Kata Melanie.
"Eh, jangan lupa loh hadiah buat gue. Kan secara ngga langsung gue jadi mak comblang kalian." Kata Ananda menuntut.
"Mana ada yang nyangka ternyata kegilaan Ananda berbuah bagus kayak gini." Kata Bella menambahkan.
"Nah, sekarang tinggal temen kita yang satu ini nih yang masih aja single. Cari cowok kek lo. Kan lo udah lama putus sama Bernard." Kata Cindy mengalihkan topiknya kepadaku.
"Gue ngga ada waktu nih nyari cowok. Kalian tau sendiri kan betapa sadisnya boss gue itu. Selama beberapa bulan kebelakang ini dia nyuruh gue kerja rodi tiap hari. Ditambah lagi karena kecelakaan kemaren gue ngga bisa keluar rumah." Kataku.
"Lo lagi, nunggu apa coba? Samber aja tuh boss lo yang ganteng!" Kata Bella menyuruhku.
"Kalian kan tau betapa playboy-nya boss gue itu." Kataku menolak usulan mereka.
"Justru yang playboy itu yang hot." Kata Ananda malah men-support ide Bella.
"Males banget deh. Kayak ngga ada cowok lain aja." Kataku menolak mentah-mentah.
"Ngomong-ngomong masalah Bernard ya, gue kemaren liat dia di mall bareng sama cewek lain." Kata Melanie secara hati-hati. Aku tahu sekali idenitas perempuan itu. Pasti perempuan itu adalah Kelly.
"Gue udah tau dia punya cewek baru." Kataku yang langsung membuat semuanya heran.
"Kok bisa?" Tanya Bella penasaran.
"Beberapa hari yang lalu kan ada event di tempat gue kerja. Ngga taunya, Bernard diundang dan dia bawa cewek barunya itu." Kataku.
"Gila deh tuh cowok. Cepet banget move-on-nya." Kata Cindy tidak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Suit
RomanceOlla Agustine Bosse Dia arogan, playboy, egois, tak berhati dan suka seenaknya saja. Dia menganggap semua orang itu adalah sebuah properti. Aku benar-benar tidak menyesal telah memperlakukannya dengan buruk karena dia memang pantas mendapatkannya. D...