Ini adalah malam pertamaku di kapal pesiar yang baru kuluncurkan ini. Rencananya kapal ini akan berlayar dari batam be Bali selama 3 hari dua malam. Hari pertama ini kuhabiskan dengan menyapa semua pengunjung kapal. Kebanyakan memang turis asing, tapi beberapa tamu penting juga datang untuk menikmati fasilitas kapal paling top se-Indonesia ini. Aku memang sudah lama ingin membuat tour seperti ini, setelah menunggu selama setahun, akhirnya keinginanku terwujud juga. Setelah seharian menyapa para tamu, akhirnya aku mempunyai waktu sendiri juga untuk bersantai. Aku melepasakan seluruh pakaianku dan meyalakan keran air di dalam bak mandi. Setelah menunggu beberapa menit, airya tidak juga berubah hangat. Setelah memutar keran ke arah air yang paling panas, air juga masih saja tidak panas. Akhirnya aku memakai baju handukku dan memutuskan untuk menelepon bagian maintenance kapal.
"Hallo, ada yang bisa saya bantu?" Seorang laki-laki bertanya kepadaku.
"Iya, water heater di kamar saya sepertinya rusak. Tolong kirim orang kesini secepatnya ya." Kataku.
"Baik pak, kamar nomor 9242 kan?" Tayanya.
"Iya." Balasku.
"Petugas kami akan kesana sekitar sepuluh menit lagi." Jawab laki-laki itu.
Selagi menunggu teknisi untuk datang, aku membaca majalah yang ada di dalam kamar. Aku membaca salah satu artikel di dalamnya. Mataku tertuju pada sebuah artikel tentang hotel paling terkenal di Jakarta itu. Bosse namaya. Sejak CEO hotel itu mendeklarasikan bahwa dia akan menyerahkan kedudukannya kepada anak laki-lakinya itu, seluruh majalah bisnis langsung heboh dan sibuk mewawancarai calon CEO yang katanya muda, tampan dan sukses itu. Sebenarnya beberapa bulan yang lalu aku mendapat tawaran kerja sama dari hotel itu, tapi karena aku belum sempat membaca tawarannya, aku belum memberikan jawaban atas tawarannya itu. Acara membacaku dihetikan oleh suara ketukan. Aku segera bagkit dari kasurku dan membuka pintu kamarku. Saat aku melihat wajah perempuan yang mengetuk pintuku itu, aku benar-benar terkejut. Olla?! Kebetulan macam apa ini? Seminggu ini aku benar-benar sudah lupa dengan pertemuan kami, sekarang dia malah ada disini lagi dan megingatkanku kepada kejadian di club dulu.
"Kok lo bisa disini?!" Tanyaku kaget.
"Gue kerja disini." Katanya dengan jutek sambil menunjukkan kotak peralatannya. Oh iya! Aku hampir saja lupa kalau dia memang melamar di perusahaanku itu.
"Jadi lo pegawai magang itu?" Tanyaku mengkonfirmasi langsung darinya.
"Iya. Kok lo bisa tau?" Tanyanya bingung. Aku sadar bahwa dia memang belum tahu identitasku yang sebenarnya.
"Kayaknya lo bener-bener ngga baca kartu nama gue dengan baik. I own the ship. Gue udah denger tentang lo sebelumnya dari James." Kataku sambil menjelaskan kepadanya.
"Bukannya ini punya perusahaan The Seagull?" Tanyanya seperti masih bingung.
"Lo ngga baca koran ya? Gue udah beli perusahaan itu setahun yang lalu." Kataku memberi tahunya. Mungkin setelah dia tahu diapa atasannya, dia akan bersikap lebih sopan terhadapku.
"Anyway, kenapa lo panggil gue kesini?" Tanyaya degan judes. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Setelah dia tahu siapa akupun, dia masih saja bersikap jutek seperti itu? Memangnya dia tidak takut kupecat apa?
"Kenapa lo bersikap kayak gitu ke boss lo? Emang ngga pernah diajarin etika ya?" Tanyaku menyinggung kelakuannya.
"Etika? Rasanya cowok kayak lo ngga butuh dikasih etika. Kalo lo ngga suka sama perlakuan gue, biar gue panggilin yang lain." Katanya malah makin jutek. Apa ada yang salah dengan otak anak ini? Bagaimana bisa dia berbicara dengan atasanya sekasar itu?
"Eh, ini bukannya Olla?" Sebelum aku sempat menegurnya lebih jauh, seorang ibu-ibu datang dan menyapa perempuan itu. Ibu itu, kalau tidak salah, dia mentri pariwisata kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Suit
RomanceOlla Agustine Bosse Dia arogan, playboy, egois, tak berhati dan suka seenaknya saja. Dia menganggap semua orang itu adalah sebuah properti. Aku benar-benar tidak menyesal telah memperlakukannya dengan buruk karena dia memang pantas mendapatkannya. D...