Pagi itu, mama dan papa mengajakku untuk brunch di lounge hotel. Hari ini kami akan kembali ke rumah. Karena itu, sebelum pulang, kami akan makan brunch bersama dengan kak Julius dan kak Renata sebelum akhirnya mereka pergi honeymoon ke Hawaii. Aku menggunakan kesempatan ini untuk makan sebanyak-banyaknya dan secepatnya agar aku tidak bertemu dengan Ryu disini. Karena makan terlalu cepat, aku sampai tersedak dan batuk berkali-kali.
"Tuh kan. Makannya kalo rakus tuh dikontrol." Kata kak Julius meledekku.
"Buset deh. Udah married masih aja ngeselin." Kataku membalas ledekan kak Julius.
"Jelous aja. Makannya jangan nyuekin Ryu terus." Kata kak Julius meledeku lagi.
"Idih. Bukan urusan kakak kali." Kataku denga kesal.
"Gue denger dari receptionist tadi lo kemaren tidur di kamar Ryu." Kata kak Julius blak-blakan. Aku langsung menutup mulutnya sebelum papa dan mama yang sedang mengambil makanan kembali.
"Kalo papa sama mama denger gimana?" Kataku kesal.
"Idih, aku ngga nyangka kak Olla ternyata mesum kayak gitu." Kata Vino dengan muka jijik. Aduh! Aku sampai lupa bahwa ada anak kecil disini.
"Jangan salah paham. Aku sama Ryu ngga ngapa-ngapain. Aku ngga sengaja ketiduran aja." Kataku membela diri.
"Masa? Jangan-jangan Ryu gay lagi." Kata kak Julius asal-asalan sambil memakan makanannya.
"Ngawur aja. Itu tuh namanya dia gentleman. Emang kayak kamu." Kata kak Renata meledek kak Julius. Berkat adanya kak Renata, setidaknya ada yang akan membelaku jika di bully oleh kak Julius.
"Emang aku kurang gentleman apa?" Kata kak Julius tiba-tiba sambil merangkul kak Renata.
"Pengantin baru jangan bikin yang nggak-nggak di depan anak kecil." Kataku sambil menutup mata Vino.
"Idiiih, siapa yang anak kecil. Kak Olla tuh, mukanya doang yang tua, tapi kelakuan masih kayak anak kecil." Kata Vino meledekku. Dengan kesal aku mencium pipi Vino yang sekarang sudah tidak terlalu empuk itu. Vino memang benci sekali jika kucium seperti itu.
"Iiiih... Udah ah aku mau balik ke kamar." Kata Vino kabur begitu saja.
"Tuh denger. Anak kecil aja tau kalo lo tuh childish. Mungkin gara-gara itu Ryu jadi ngga nafsu sama lo." Kata kak Julius meledekku lagi.
"Ih kok kak Julius jadi kayak nyodor-nyodorin aku ke Ryu gitu sih? Lagian emang kak Julius rela kehilangan adik innocent kayak aku?" Tanyaku setengah bercanda.
"Mana ada anak innocent nyelip di kamar cowok tengah-tengah malem kayak lo." Kata kak Julius membuatku langsung cemberut.
"Ya udah ah, aku juga mau balik ke kamar. Happy honeymoon."Kataku sambil melap mulutku.
"Lo mau nitip apa. Tar siapa tau kalo gue ada waktu, gue mampir ke LA." Kata kak Julius.
"Titip bikinin keponakan aja. Mama sama papa pengen gendong adek baru tuh." Kataku.
"Sip." Kata kak Julius yang langsung disambut dengan tonjokan kak Renata.
Aku meninggalkan mereka dan langsung kembali ke kamar. Aku memang ingin membereskan kamarku karena papa dan mama memberitahu bahwa kami akan dijemput satu jam lagi. Aku membereskan seluruh barang-barang yang aku bawa kemarin dan memasukkan baju kotorku ke dalam laundry bag. Aku merasa sedikit ada yang hilang karena sepertinya saat aku kesini kemarin, aku membawa barang super banyak. Tapi, saat aku membereskan barangku, sepertinya bawaanku berkurang. Aku mengelilingi kamar hotel dan memastikn bahwa aku tidak meninggalkan barang apapun. Lalu, aku menutup koperku. Aku mendengar suara bel pintu saat aku baru saja selesai membereskan barangku. Apa papa memanggil bell boy untuk membawa barang-barangku? Dengan tergesa-gesa, aku langsung membuka pintu. Bukannya bell boy, tapi malah Ryu yang berdiri di depan pintu sambil membawa dress milikku. Pantas saja sepertinya ada yang tertinggal. Ternyata dress milikku tertinggal di dalam kamar Ryu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Suit
RomanceOlla Agustine Bosse Dia arogan, playboy, egois, tak berhati dan suka seenaknya saja. Dia menganggap semua orang itu adalah sebuah properti. Aku benar-benar tidak menyesal telah memperlakukannya dengan buruk karena dia memang pantas mendapatkannya. D...